Jumat, 21 Agustus 2009

Chapter 7


Chapter 7


Part 1. When Two of Great Power meets


Raxion saat itu sedang di tempat nisan. Dia sedang duduk menatapi nisan-nisan itu, sampai akhirnya angin bertiup. Raxion berdiri dan memakai semua perlengkapannya, terakhir dipakaikan mantel tuanya yang sudah mulai sobek-sobek. Dilihatnya nisan itu terakhir kali bergumam "Kapan-kapan aku akan berkunjung lagi dengan bunga yang lebih bagus." Lalu dia meninggalkan nisan itu. Disamping kiri nisan Guyter bertambah satu
nisan lagi yang bertuliskan "Nisan Reia, gadis yang kucintai dan penyelamat Novus. Semoga kehidupan berikutnya kita bertemu lagi." Angin besar bertiup membawa kelopakbunga di nisan Reia terbang tinggi, dan membawanya ke Raxion. Raxion melihat kelopak bunga itu, dia menatap pita yang diikat ditangan kirinya. Sekali lagi dia berbalik menatap ketiga nisan itu "Padahal aku berharap pengorbanan seperti ini tidak terjadi lagi setelah kalian, Rygar, Yukie. Tapi nampaknya yang diatas menginginkan lain." ujarnya dalam hati. Dikibaskan mantelnya dan ditinggalkan tempat itu sambil menyanyikan lagu Last Rhapsody dengan pelan..
Semakin lama-semakin jauh, hingga sosoknya tidak terlihat lagi dari nisan-nisan. Angin bertiup kembali membawa kelopak bunga itu jauh terbang dan akhirnya sampai ke wilayah Arcadia, dimana saat itu Vinze dan Miriam sedang mengucapkan sumpah untuk hidup bersama dihadapan para Master. Mereka berciuman dan semuanya bersorak, lalu mereka memberikan persembahan tanda hormat pada para Master yang diterima dengan senang hati. Semuanya berbincang-bincang dengan gembira, tawa terdengar dimana-mana, diantaranya terlihat Paladinz dan Luthien serta Panther yang masih duduk dikursi roda sedang bersulang untuk pengantin. Tuke sedang berbincang-bincang dengan Lucantz, Tamerlane yang masih membawa Launcher Ryuroden juga duduk bersama mereka. Hazel dan Lime sedang menikmati makanannya, disamping mereka Bethox beradu panco dengan Savior, tidak ketinggalan juga Palladium dan Exe yang sedang mengamati mereka. Keluarga Axel yang duduk satu meja dengan keluarga Miriam serta Suiwennampak sedang membicarakan sesuatu, diselingi tawa dan senyum.

Akhirnya kelopak bunga jatuh ditangan Miriam yang sedang duduk memandangi semua tamunya, diamatinya kelopak itu sebentar lalu digenggam erat-erat. Dia menatap Vinze sambil tersenyum, Vinze membalasnya dan menidurkan kepalanya di dada, melihat itu semua menggoda Vinze dan mengambil potret pada hari itu juga..


FIN



"hiks.... hiks..."
Terdengar tangisan kecil di sebuah kamar tidur mewah yang berada di dalam sebuah rumah besar di Cora HeadQuarter.
Tampak pula seorang Perempuan Corrites yang sedang menangis terisak-isak sambil memegang sebuah buku tua.
"B..benar-benar romantis dan mengharukan! hiks... Aku benar-benar tak menyangka para Kaleng itu ternyata punya rasa seni yang cukup tinggi.... hiks... hiks... " desah perempuan Corrites itu lagi. Ia semakin menggemgam erat buku yang kertasnya sudah berwarna kecoklatan itu.
Di Tutupnya buku itu, lalu dengan malasnya ia bangkit dari tempat tidurnya dan menyimpan buku tua itu di rak buku yang cukup besar. Terlihat ada banyak sekali buku yang ada disitu. Semua buku yang ada di dalam rak itu tampak terlihat cukup tua. Tak sebanding dengan rak bukunya itu yang sangat mewah serta kokoh menopang beban dari buku-buku dalam jumlah yang sangat banyak.
Dengan langkah gontai perempuan itu kembali mengambil sebuah buku berwarna merah mawar dengan tulisan bertinta emas yang tertera di sampul buku itu. Tertulis di sampul buku itu tulisan "A Promise in Chaos". Dengan kedua matanya yang berwarna ungu gelap itu, dibacalah tulisan di sampul buku itu lamat-lamat. Kemudian ia berjalan lemas menuju sofa biru yang berada di samping tempat tidurnya yang mewah itu.
Brugh! Dengan perasaan lega ia menjatuhkan dirinya diatas sofa yang empuk itu. Rambutnya yang berwarna ungu gelap yang sengaja ia geraikan mulai kusut dan tertekuk karena terjepit oleh badannya. Dengan posisi telungkup, ia menyelipkan sebuah bantal putih di dagunya dan mulai membuka lembaran dari buku Promise in Chaos.
Tapi, belum saja perempuan itu membaca kalimat awal pada buku itu, terdengarlah beberapa ketukan dari pintu kamar tidur perempuan itu. Muncullah rasa kecewa dari wajah perempuan itu. Dengan kesalnya ia menutup kembali buku merah 'Promise In Choas' dan membuka pintu dari jarak jauh dengan menggunakan force yang ada pada tangannya.
"H...Halo, Nona Evelyn.." sapa Seorang laki-laki sambil membungkukkan badan. Rambutnya coklat dengan sedikit poni pada dahinya. Dan beberapa lekukan tajam pada rambut bagian belakangnya. Ketampanan dari wajahnya termasuk diatas rata-rata pria Corrites. Ekspresi wajahnya terlihat kaku dan gugup. Ia memakai seragam khusus dewan dengan sebuah tongkat yang terikat di belakang punggungnya. Terlihat juga ia sedang memegang secarik kertas putih di tangan kanannya.
"Eryx... sudah beberapa kali ku bilang untuk tidak memanggil ku dengan nama keluarga. Panggil saja nama depan ku, oke?" tutur Axelia sambil tersenyum sedikit kepada Eryx.
"b..baik! Maafkan saya, Nona Axelia!" kata Eryx dan kembali membungkukkan badan.
"okay.... Eryx.... Ada perlu apa kau datang kesini? Kamu terlihat sangat terburu-buru..." tanya Axelia sambil bangkit dari posisi berbaringnya dan kembali duduk di sofa biru.
"Saya datang melaporkan untuk meminta bantuan anda pada pasukan repel di Beast Mountain! Diketahui bahwa gerbang menuju Beast Mountain dari arah Volcanic Cauldron telah di jaga oleh sekelompok Bellatians! Mohon bantuannya, Mistress!" kata Eryx sambil memberi hormat dengan cara mengangkatkan tangan kanannya kedepan dahinya.
Lalu Axelia terdiam sesaat. Kemudian ia bangkit dari sofanya dan membuka lemari besar yang berisikan 1 set lengkap armor Decem's Messenger, sebuah Dark Beam Saber dan dilengkapi dengan Black Heater Shield. Ia langsung mengambil perlengkapan itu. Setelah ia memakai armor Decem's Messenger, Seketika saja muncul aura hebat di sekitar Axelia tepat saat dia memakai armor Decem's Messenger-nya. Lalu Ia berjalan mendekati Eryx dan berkata dengan lirih, "Perintahkan para seluruh Corrites untuk tidak memasuki kawasan Beast Mountains sebelum aku melaporkan bahwa Beast Mountains telah aman. Jika aku belum kembali dalam 30 menit, pasukan tim repel boleh masuk ke dalam Beast Mountain".
"T...Tunggu! Apa ini berarti Nona mau masuk kedalam Beast Mountain sendirian?" potong Eryx sambil terhenyak kaget.
"Tentu saja. Lagipula aku tak mau ada rakyat ku yang terluka dalam perang ini. Biarlah saja aku sendiri yang menghadapi para bellato itu". Jawab Axelia sembari tangannya mengeluarkan sebuah portal putih dari dalam tasnya.
Tapi Eryx langsung mencegah Axelia dan berkata, "T...tapi...Bagaimana nanti kalau Nona terluka? Apalagi Nona adalah seorang wanit--"
"Eryx.... Apa kau mengganggap aku sebegitu lemahnya? Apa kau pikir karena aku adalah seorang perempuan, kamu mengira aku akan begitu mudahnya terluka di medan perang? Apakah engkau tak bisa melihat bahwa aku adalah seorang Archon dari Cora, wahai Eryx Reinhard?" potong Axelia sambil memejamkan matanya. Eryx hanya tertunduk menyesal. Lalu Axelia membentangkan portal itu di depannya. Dan dalam sekejap, Axelia menghilang dari pandangan Eryx.
Eryx hanya terdiam saja melihat Axelia hilang dari pandangannya. Lalu ia mengeluh, "sial... kenapa aku selalu kaku di hadapan Axelia? Bahkan aku telah menyakiti hatinya... Kalau begini terus bagaimana aku bisa mendapatkan Axelia, kalau sikap ku terus seperti ini? Lagi-lagi aku harus mengintropeksi diri..."





***





Siiiing...
Sebuah cahaya biru yang berbentuk lingkaran muncul di depan gate Beast Mountain.
Lalu perlahan-lahan sinar itu makin terang dan keluarlah sesosok wanita cora dengan baju Archon di sertai pula dengan Aura yang berada di sekitarnya.

Tap!
Kemudian kedua kaki Axelia mendarat pada tanah Beast Mountain yang becek. Dan dengan kedua matanya yang masih tertutup, ia menyiapkan Dark Beam Sabernya dan langsung melancarkan sebuah skill.
"TORNADO!!!" teriaknya dan melakukan putaran sambil mengayunkan Pisaunya secara membabi buta. Pisaunya yang bergerak dengan sangat cepat langsung mementalkan dan menghancurkan apa yang berada dalam area serangannya.
Setelah putarannya berhenti, Axelia membuka matanya perlahan-lahan dan berharap banyak bellato yang terpental karena serangannya barusan. Tapi ternyata tak sesuai harapannya, dalam pandangannya hanya terdapat gerbang Beast Mountain tanpa ada bellato ataupun accretia. Terlihat pula beberapa retakan tanah akibat benturan dan beberapa kawah kecil pada dinding maupun dasar gerbang Beast Mountain itu.
Axelia sempat bingung dengan pemandangan itu, padahal dia medapat informasi bahwa di gerbang Beast Mountain terdapat banyak Bellatians, tapi ternyata tak ada satu pun makhluk hidup disitu kecuali para monster-monster yang berada disana-sini.
Lalu Axelia mengamati tanah yang sudah hancur lebur itu. Dia melihat beberapa pecahan armor yang berserakan di seluruh area gerbang Beast Mountain. Dan lebih banyak lagi pecahan armor pada kawah yang paling besar di gerbang Beast Mountain itu.
Ia mengambil sebuah pecahan armor itu dan mengamatinya. Ternyata itu adalah pecahan armor bellato.
Axelia berjalan menuju kawah itu dan ia melihat beberapa jejak yang mulai samar karena tersapu oleh hujan lebat yang selalu mengguyuri wilayah Beast Mountain. Ia mengamati jejak itu baik-baik. Setalah ia amati dengan baik, ia mengikuti jejak itu yang ia perkirakan menuju Makam Naga. Beberapa monster yang agresif melihat Axelia dan langsung menyerangnya, tapi semua serangan itu di tangkis dengan perisai Black Heaternya dan langsung ia tebas kepala monster itu dengan buff Counter Attacknya.
Sudah hampir 1 Kilometer Axelia berlari mengikuti jejak itu. Karena hujan yang terus menggemburkan tanah, jejaknya makin samar. Sehingga Axelia harus berlari lebih cepat sebelum jejak itu hilang..
Jalur jejak itu berkelok-kelok tak tentu. Ia terus mengikutinya sembari menebas monster-monster yang mengikutinya.
Lalu akhirnya Axelia melihat sebuah aura berwarna merah dan biru yang letaknya terbilang cukup jauh dari tempat ia berdiri. Langsung saja Axelia mendekati daerah itu sambil mengendap-endap. Axelia bersembunyi dari belakang batu yang cukup besar.
Dengan memakai sedikit force air, ia membuat 3 lensa dan ia atur jarak antar lensa tersebut sehingga susunan lensa tersebut menyerupai teropong. Lalu ia lihat bayangan dalam lensa itu, dan akhirnya ia bisa melihat jelas apa yang di Balik Aura merah biru itu.
"BlekedeT..... Archon of Accretia Empire..." pikirnya dalam hati. Dalam pikirannya terbesit rencana untuk tidak berurusan dengan dia. Tapi, adalah tugas cora untuk membunuh sang pendosa, sehingga ia meyakinkan dirinya untuk menyerang Archon Accretia itu. Lalu Axelia menyusun strategi dari balik batu besar tadi.
Tapi, tiba-tiba saja BlekedeT menghadapkan kepalanya ke batu besar tempat Axelia bersembunyi. Lalu Ia memasangkan sebuah chip kecil ke kepalanya dan berteriak, "HEI!! SIAPA DISANA??!" Axelia sempat tersentak kaget karena posisinya diketahui oleh BlekedeT. "hei... dia bisa berbahasa cora. Pasti itu karena Unilanguage Chip" pikir Axelia sambil menyiagakan posisinya di balik batu besar itu.
"AKU BILANG, SIAPA DI BALIK BATU ITU!!! HEI!!" teriak BlekedeT lagi yang membuat Axelia semakin siap untuk menyerang BlekedeT.
"well... KALO ELO ENGGAK MENAMPAKKAN DIRI ELO, TERPAKSA GUE BIKIN LO KELUAR!!!" lanjut BlekedeT yang tampaknya ia mengambil sesuatu dari tasnya. Sedangkan itu Axelia mengintip dari tepi batu itu untuk sekadar ingin melihat apa yang dilakukan oleh BlekedeT.
Ternyata BlekedeT mengeluarkan sebuah Hora Hammer yang berukuran besar, lalu ia mengambil ancang-ancang kebelakang.
"WAKTU TELAH HABIS, NONA!!! TAKE THIS!!!" serunya dan langsung melemparkan Hora Hammer itu kearah batu besar tempat Axelia bersembunyi.
"buset! Senjata jarak dekat bisa-bisanya di lempar!!" pikir Axelia dan langsung berniat menghindar, tapi belum saja ia menghentakkan kakinya, sebuah ledakan besar terjadi di tanah yang berada disamping batu besar tempat ia bersembunyi.
"ah... Meleset..." kecewa BlekedeT sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.
"jah... Dari dulu dia memang selalu mencoba yang aneh-aneh... dan sayangnya selalu gagal." pikir Axelia sambil mengangkat sebelah alisnya. Lalu ia kembali mengintip apa yang di lakukan BlekedeT. Ternyata BlekedeT mengambil sesuatu lagi dari dalam tasnya. Sempat lama ia mengubek-ubek tasnya, dan akhirnya ia mengeluarkan sebuah Hora Akeron Launcher. Lalu BlekedeT memasukkan sebuah roket secara manual kedalam mesin Akeron Launcher itu. Dan ia memasangkan sebuah Sniper Lecas Blue Siege Kit pada Akeron launcher dan bersiap untuk menembak Batu Besar itu.

DHUMM.... Sebuah Cross rocket keluar dari moncong Hora Akeron Launcher yang panjang itu dan langsung melesat dengan cepat menuju Batu Besar itu. Sedangkan Axelia hanya menyiapkan Black Heater shieldnya.

BLEGAAAAAAAARRRRRRR!!!!!!!!!! Ledakan dan hantaman keras dari cross rocket itu langsung menghancur leburkan batu besar itu menjadi keping-kepingan kecil yang langsung terlontar jauh dan tak tak terlihat lagi seserpih pun dari batu itu.
Hanyalah asap akibat ledakan yang menutupi pandangan BlekedeT untuk melihat siapa sebenarnya yang di balik batu itu.
Tapi karena hujan lebat yang memang selalu turun di Beast Mountain, asap itu menjadi cepat menghilang dan akhirnya dengan perlahan-lahan tampaklah Axelia yang sedang berdiri dengan Black Heater Shieldnya.
"Axelia Evelyn... Archon of Holy Alliance Cora..." gumam BlekedeT sembari melepaskan Siege kitnya dari Akeron Launchernya.
"begitu juga dengan kau. BlekedeT the Massive Blocker... Archon of Accretia Empire" balas Axelia sambil memberikan pandangan sinis kepada BlekedeT. Ia lalu mengaktifkan kilau aura Archonnya yang berwarna merah ungu itu.
Seketika saja kawasan di tempat bertemunya 2 Archon ini menjadi sunyi, hanya terdengar suara gemerisik dari hujan yang terus membasahi badan kedua belah pihak.
Para monster pun hanya terdiam dan melangkah pergi menjauhi dari 2 Archon ini.
BlekedeT memasukkan kembali senjata Akeron launchernya kedalam tasnya. Lalu ia mengeluarkan Dark Beam Saber dan Black Sic Protector. Sedangkan Axelia hanya memasang kuda-kudanya dan menyiagakan Dark Beam Sabernya itu.
"how is it, Axelia? Shall we do this battle of 2 Archons?" tantang BlekedeT sambil mengacungkan Dark Beam Sabernya kearah Axelia.
"Faster, better..." terima Axelia dan langsung bersiap untuk menyerang BlekedeT.
"got that." kata BlekedeT tanda mengerti dan langsung bersiap untuk menyerang pula.
Kembali kawasan itu kembali sunyi di tengan derasnya hujan. Kedua belah pihak hanya terdiam sambil mengacungkan pisau dan menyiagakan perisai mereka. Tatapan Axelia semakin tajam begitu pula dengan BlekedeT yang makin mengkonsentrasikan pikirannya pada mata kameranya itu. Kaki mereka sama-sama gemetaran seakan tak kuat untuk menahan hentakan untuk berlarimenuju arah lawan.


CTAAARRR!!!!!
Sebuah petir menyambar tepat di antara ke dua archon tersebut. Seolah petir itu adalah genderang pemulai pertarungan, mereka saling menghentakkan kakinya dan berlari dengan cepat menuju lawannya.
"Power Cleave...." gumam BlekedeT dan bersiap mengambil ancang-ancang dari bawah untuk melakukan tebasan kuat.
"Death Blow... " balas Axelia yang langsung meloncat ke atas dan mengambil ancang-ancang untuk melakukan serangan vertikal
Lalu kedua pisau mereka saling beradu. Yang satu berasal dari langit, dan yang satu lagi berasal dari tanah.
BRRAAAAAAATSSS... BLEGAAAAAAAAAARRRRRRR...............
Terjadi benturan yang sangat keras akibat bertabrakannya antara pisau dari kedua belah pihak.
"mengesankan... Kau bisa menahan Death Blow ku..." sindir Axelia yang pisaunya masih menekan pisau BlekedeT dari atas.
"badan mu terlalu enteng... jika tadi aku yang menDeath Blow mu, aku yakin badan mu yang sekarang sudah rata oleh tanah karena tertindih oleh ku.." ejek BlekedeT dan langsung menepiskan pisau Axelia sehingga Axelia terpental sedikit kebelakang. Kemudian Axelia melakukan sebuah salto dan mendarat di tanah itu dengan tepat.
"Diam! Coba yang ini!" teriak Axelia dan langsung menerjang BlekedeT dari depan. Sedangkan BlekedeT hanya menyiagakan Black Sic Protectornya saja di jalur dimana Axelia akan menyerangnya..
"Shield Rupture.... Slasher!!" sambungnya lagi dan langsung menebaskan tiga tebasan kuat yang mengakibatkan 3 retakan kecil pada Black Sic Protector BlekedeT karena benturan yang di sertai dengan Buff Shield Rupture.
"hoo.... bisa di retakkan juga..." gumam BlekedeT dan kembali menyiagakan Black Sic Protectornya itu.
"Skill Chain.... Death Hack!!" tambah Axelia lagi dan menambakan 3 tebasan lagi yang semuanya berhasil ditahan oleh Perisai BlekedeT. BlekedeT sempat terhempas kebelakang namun kakinya yang kokoh itu menancap dengan tanah sehingga ia tak terpental jauh karenanya.
"Last Skill Chain.... Pressure Bomb!!!" semangat Axelia dan melompat salto tepat di
atas sambil mengayunkan pisaunya. dan..
BLEGAAARRR!!!!! Sebuah ledakan besar terjadi karena tekanan yang hebat dari Pressure Bomb Axelia dan langsung membuat kedua kaki BlekedeT terjembab kedalam tanah yang sangat lembut. Meski telah ditahan dengan Black Sic Protector, ternyata BlekedeT tetap terdesak menghadapi skill Pressure Bomb dari Axelia.
"Aku rasa kau telah merasakannya... Massive Blocker" desah Axelia sambil terus menekan pisaunya ke perisai BlekedeT.
"that was a nice snack... Evelyn" balas BlekedeT seakan menantang Axelia untuk menyerangnya lebih kuat lagi.
"Want to taste my Dinner, honey?" goda sekaligus tantang Axelia kepada BlekedeT yang langsung menepis pisau Axelia dari Perisainya.
"that's will be greater, sweetheart." terima BlekedeT dan langsung membuat Axelia tersenyum sinis.
Tiba-tiba aura Archon mereka berubah menjadi berwarna putih keperakan yang sangat menyilaukan mata, ukurannya juga menjadi lebih besar dari normalnya.
Datanglah angin kuat yang mengelilingi tubuh mereka, tanah-tanah bergetar serta retak-retak di sekitar tubuh mereka.
Kemudian secara perlahan-lahan muncullah aura biru pada Dark Beam Sword masing-masing. Aura itu sangat pekat layaknya api yang sedang membakar kayu yang telah kropos.
Perisai mereka di selubungi dengan aura merah membara dan beberapa cahaya pada tepi perisainya.
"bersiaplah... Massive Blocker" ancam Axelia sambil memasang sebuah kuda-kuda. BlekedeT merubah pula posisinya itu.
"Lightning Trick... Fatal Hit!!!" teriak Axelia dan melancarkan sebuah serangan kuat menuju BlekedeT. Tapi BlekedeT tidak tinggal diam. Ia merubah posisi kakinya sedikit, lalu dalam sekejap ia hilang dari pandangan Axelia.
Axelia sempat terkaget karena targetnya hilang dari pandangannnya. Ia sempat menoleh kekiri dan kekanan seakan kebingung mencari sosok BlekedeT yang telah hilang. Dan ternyata secara tak sadar pertahanannya terbuka karena lengah.
Tiba-tiba saja BlekedeT muncul tepat dan sangat dekat didepan hadapan Axelia. Jarak antar dirinya dengan BlekedeT hanya terpaut beberapa senti saja.
"sprint attack... Slam..." lirih BlekedeT dan langsung menghantam tubuh Axelia menggunakan perisainya. BlekedeT terus mendorong Axelia sampai Axelia terjepit diantara dinding dengan Perisai milik BlekedeT. Dalam keadaan yang lumpuh karena ia tak bisa berkutik apapun. Axelia hanya bisa memandang tajam kepala BlekedeT yang tak jauh dari kepalanya sendiri.
"well, Sweet Girl. Aku kira kita bisa bertarung berdua di sini tanpa diganggu oleh siapapun. Tapi ternyata beberapa teman mu akan datang. Aku harus pergi sebelum terjadi keributan disini." tutur BlekedeT tepat di depan kepala Axelia. Sedangkan Axelia hanya bisa mangatupkan giginya rapat-rapat seakan ia mulai muak dengan perilaku BlekedeT.
Dengan perlahan BlekedeT mendekatkan 'mulut'nya ke telinga Alexia, dan berbisik pelan ketelinganya, "Tumben kamu memakai Armor Decem's Messenger? Apa kamu tidak khawatir bahwa dengan armor seperti itu celana dalam mu akan mudah terlihat? Tadi aku melihatnya sebanyak 3 kali loh. isn't it a White Panty with 2 strings on its Sides?". Kali ini gilirannya mata Axelia yang melotot lebar, dan tanpa disadarinya mukanya merah padam di depan hadapan BlekedeT.
BlekedeT hanya tertawa sedikit melihat wajah Axelia yang memerah . Lalu ia melepaskan dorongannya terhadap tubuh Axelia, dan ia pergi meninggalkan Axelia yang masih berdiri kaku didepan dinding tersebut.

Beberapa detik setelah BlekedeT hilang dari pandangannya, muncul 1 grup Cora yang berisikan 9 Anggota dari bukit kecil di samping Axelia.
"ah... HEI!! NONA!!! KAU TAK APA-APA??" teriak Eryx yang sepertinya merupakan Kapten dari pasukan repel tersebut. Namun Axelia tidak menjawab, ia hanya menatap sebuah jalan dengan pandangan kosong. Melihat ini membuat Eryx menjadi panik dan langsung mengerahkan tim medis cora untuk memeriksa Axelia yang masih berdiri itu.
Tiba-tiba saja Axelia sadar akan lamunannya itu dan terkejut dengan beberapa orang yang sedang berdiri mengelilinginya sembari memasang tampang khawatir.
"Aaah!!! Nona Evelyn sudah sadar!" girang Chiron sambil menganggkat kedua tangannya keatas.
"Chiron... kau juga... sudah beberapa kali ku bilang agar tak memanggilku dengan nama keluarga." gerutu Axelia sambil memegang dahinya dengan tangannya.
"N...Nona? Kenapa wajah mu memerah? Apa karena Nona kepanasan?" tanya Eryx yang langsung membuat Axelia memalingkan wajahnya dari hadapan Eryx.
"tidak... ini bukan karena apa-apa..." desah Axelia yang makin membuat Eryx Penasaran. Lalu Axelia mulai berjalan ke arah gate yang langsung diikuti dengan cora yang lainnya.
"ini berarti ada sesuatu... sepertinya aku harus menyelidikinya..." pikir Eryx. Eryx sempat menoleh kesana-kemari, dan akhirnya ia menemukan sebuah Hora Hammer pada sebuah kawah kecil akibat ledakan. Ia amati hora hammer itu baik-baik. "Mustahil kalau ini adalah senjata milik Axelia, ia tak pernah memakai senjata berat semacam ini... Pasti ada seseorang yang muncul di hadapan Axelia sebelum kami datang..." Pikirnya lagi.
Sembari berjalan, Axelia berkata pada tim repel itu bahwa Bellato sudah tidak ada lagi di Beast Mountain dan para cora junior bisa berlatih di Beast Mountain dengan aman sekarang. Tim repel itu mengiyakan dan langsung mengirim sebuah pesan ke Cora Headquarter bahwa Beast Mountain telah aman. Tak lama kemudian muncullah beberapa cora junior yang baru saja tiba di gerbang Beast Mountain. Lalu tim repel di Beast Mountain itu di bubarkan dan di ganti dengan tim pembantu pelatihan. Setelah cora-cora junior sudah bisa berlatih dengan baik. Axelia berjalan pelan meninggalkan wilayah Beast Mountain yang ternyata terlihat oleh Eryx.
"Nona... Anda mau pergi kemana?" tanya Eryx sambil berlari-lari kecil mengejar langkah Axelia.
Axelia terus berjalan, tanpa menghadapkan mukanya ke Eryx, ia menjawab, "Outcast. Ada urusan yang harus ku selesaikan di sana.".
Eryx makin curiga melihat perilaku Axelia yang makin aneh itu. Dan secara diam-diam, Eryx membuntuti Axelia yang sedang berjalan menuju gerbang Outcast.









Part 2. The Same Person Won't Be The Same Person At Past



Beast Mountain Gate, 09.45 PM. 2 Minutes before Bellato BM Locking Team terminated...


Gerbang Beast Mountain. Daerah yang berhubungan dengan jalan menuju Cauldon Volcanic. Tempatnya yang berkabut dan penuh batu itu membuat kawasan itu menjadi tempat yang cocok untuk membunuh lawan bangsa. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, akan selalu ada sekelompok yang menjaga gerbang itu, menanti lawannya masuk kedalam perangkap, lalu menyerangnya selagi ia lengah.
Kali ini, kebetulan saja sekawanan bellato sedang menjaga gerbang ini. Terdapat 7 Bellato yang sedang menjaga gerbang Beast Mountain ini. 2 diantaranya adalah berserker, seorang mental smith, seorang wizard, seorang holy chandra, seorang trapper alias infiltrator, di tambah dengan seorang Armor Rider yang yang sedang mengendarai sebuah Black MAU tipe Goliath.

Ternyata sekelompok Bellato ini telah berhasil membunuh Accretia dan Cora dalam jumlah yang tidak sedikit. Banyak darah dan oli yang berceceran di tanah. Meski sebagian besar darah dan oli telah hilang terbawa arus air hujan Beast Mountain. Beberapa bangkai robot dan mayat disingkirkan dari jalan utama dan di sembunyikan agar tidak timbul kecurigaan oleh mangsanya yang akan memasuki area perangkap.

Para Bellato ini bersembunyi di balik batu-batu yang berada di sekitar dinding pada gerbang itu. Lalu setelah target masuk ke dalam perangkap, 3 buah Epochal Guard Tower langsung menembaki target di sertai dengan serangan dari berserker dan wizard dari atas target. Lalu Holy Chandra meng-cast Ensnare, Weakness, Elemental Burn kepada target. MAU Goliath juga membantu menghentikan pergerakan target dengan net dan membantu menghajar target. Bila target masih mampu lolos dari penyergapan itu, maka belasan trap Advanced Blasting Powder telah menunggu untuk diledakkan. Betapa lengkap dan kerjasama dari kelompok bellato itu.

Tapi itu semua berakhir ketika sebuah sinar kuning yang berbentuk lingkaran muncul di tengah-tengah jalan Gerbang Beast Mountain. Dari sinar itu, muncullah seorang Accretia dengan armor Empire Executor Series, dilengkapi dengan Black Sic Protector yang terpasang dengan kokoh pada tangan kirinya, dan sebilah pisau Dark Beam Saber yang di genggam dengan tangan kanannya itu. Di sekeliling Accretia itu juga terdapat Aura Merah dan Ungu yang sangat terang. Baru saja ia keluar dari lingakaran cahaya itu, ia langsung meloncat dengan skill Death Blow dan menghantam salah satu berserker yang langsung membuat ia terbaring sekarat. Dengan kedatangan dan serangannya yang tiba-tiba itu. Kelompok itu langsung panik dan berniat untuk melarikan diri, kecuali 1 orang. Yaitu seorang Armor Rider yang mengendarai sebuah Black MAU Goliath. Bahkan ia berniat untuk menyerang Archon Accretia itu.

Archon BlekedeT ternyata tak mau membiarkan mangsanya itu pergi. Ia mengambil sebuah Dark Beam Sword dari tasnya, dan langsung melemparnya dengan kuat menuju Holy Chandra yang jaraknya memang paling jauh. DHUAR!! Sebuah ledakan terjadi saat Dark Beam Sword itu menghantam tanah yang tepat di samping Holy Chandra itu. Lemparannya memang meleset, tapi ledakannya sangat besar hingga mementalkan Holy Chandra itu dan terjatuh dengan cedera berat. Terlihat oleh archon ada seorang Wizard sedang mengambil langkah seribu menuju Cauldron VOlcanic. Tapi tiba-tiba saja Archon BlekedeT berada tepat di belakangnya sambil mengayunkan Dark Beam Sabernya menuju punggung Wizard itu. BRATS, SRET, CRAT, CREKS..... Tiba-tiba saja muncul 6 luka sayat yang sangat mengerikan pada punggung Wizard itu. Dalam hitungan detik Wizard itu langsung ambruk dan tak sadarkan diri. Ternyata tepat di belakang Archon BlekedeT muncullah seorang infltrator yang sedang memakai skill Fatal Step pada Archon BlekedeT dengan cara menusukkan pisau lempar pada 'leher' Archon BlekedeT. Tapi sayangnya Archon BlekedeT menyadarinya sebelum Infiltrator itu menusukkan pisaunya.

JREBB.....

"Hekh!!!" erang Infiltrator itu ketika perutnya tiba-tiba di tembus dengan Dark Beam Saber milik Archon BlekedeT. Darah merah langsung mengucur dari sela-sela luka tusukan itu dimana Pisau Archon BlekedeT masih berada di dalam tubuh Infiltrator itu. Tak lama kemudian Infiltrator itu kehilangan kesadaran dan badannya langsung lemas tak berdaya. Lalu Archon BlekedeT itu mengayunkan Dark Beam Sabernya kearah Berserker yang satu lagi itu. Langsung saja tubuh Ifiltrator itu terlepas dari tusukan Pisau BlekedeT dan terlempar menuju Berserker itu. BraaaK!!! Berserker itu terhantam tubuh Infiltrator itu dan langsung jatuh tersungkur. Secara perlahan-lahan berserker itu berusaha untuk bangkit dan kembali berlari. Namun ketika ia menoleh ke atas, ia melihat Archon BlekedeT sedang melompat salto di atasnya...

BLEGAAAAAAAARRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!

Ledakan besar langsung tercipta karena hantaman Pressure Bomb yang sangat hebat. Kepulan asap berada dimana-mana dan banyak bongkahan tanah yang terlempar. Berserker itu sudah tak sadarkan diri dengan luka memar pada punggungnya yang sangat parah.

Kali ini Archon BlekedeT menoleh kepada mental smith yang berada di belakang 3 Epochal Guard Tower itu. Perlahan-lahan archon BlekedeT mendekat kearah mental smith itu.

"Target Detected! Accretia Warrior Type, Coordinate 187:742, Automatic Command, Shoot the Target!" terdengar suara elektronik dari 2 Guard Tower itu, dan langsung saja menembaki Archon BlekedeT dengan peluru berkaliber 50mm nya itu.
Tapi semua peluru itu ditahan oleh Perisai BlekedeT dengan mudahnya. Sambil menahan serangan dari Guard Tower itu, Archon BlekedeT berlari dengan cepat memburu Mental Smith itu. Ternyata Mental Smith itu mencoba untuk kabur, dan Archon BlekedeT tak akan membuat ia dapat kabur darinya.
BRAAAK.... JRAAAAAKKK..... CRAAAK.....
Dengan 3 kali sayatan pisau BlekedeT yang memakai Skill Death Hack, ia berhasil membelah 3 Guard Tower sekaligus. Archon BlekedeT melihat pada mental smith itu yang terus berlari menjauh, secara naluri langsung saja archon BlekedeT mengejarnya. Tiba-tiba...
BLAARR.... BLAAARRR... DHUAAARR.....
Ternyata Archon BlekedeT menginjak salah satu trap dari Infiltrator tadi, ledakan dari salah satu trap ini langsung memice trap lain sehingga semua trap yang berada dalam kawasan itu langsung meledak.
Melihat itu, Mental Smith itu sempat lega karena jebakannya berhasil. Tapi, dari balik asap ledakan itu muncul Archon BlekedeT tanpa lecet sedikit pun pada Armornya.

Mental Smith itu sangat panik dan berniat untuk mencari perlindungan di balik Black MAU Goliath itu. Tapi terlambat, pisau ganas Archon BlekedeT telah membuat luka sayatan yang sangat lebar pada punggungnya itu sebelum ia sempat berlindung. Lalu ia pun ambruk dengan darah yang terus bercucuran dari luka sayatnya itu.

Kini hanya tinggal Seorang Armor Rider dengan Black MAU nya itu. Archon BlekedeT menatap tajam Black MAU itu. Tapi Armor Rider itu tak gentar sedikit pun, malahan ia menyalakan Booster MAU nya seakan dia ingin menerjang Archon BlekedeT.

Tiba-tiba terdengar suara perempuan yang melalui speaker pada MAU itu, "Aku takkan gentar sedikit pun meski kau adalah Archon! Makan ini, Bedebah!!!!". Dan yang benar saja, MAU itu melesat kencang menuju archon BlekedeT sambil mengambil ancang-ancang dengan tangan MAUnya itu. Tapi BlekedeT malah melepaskan perisai serta Dark Beam Sabernya. Lalu BlekedeT berkata pelan dengan bahasa Bellato, "Akan ku kalahkan kau dengan tangan kosong..". Tentu saja ini membuat Armor Rider itu kaget dan tak percaya karena ia baru pertama kali mendengar Accretia yang berbicara dengan bahasa Bellato. Tapi ia tak mengindahkan hal itu dan tetap konsentrasi pada serangannya. Sedangkan itu BlekedeT hanya diam tak bergerak seakan ia siap menerima serangan dari MAU itu. BRAAAAK!!!! Tiba-tiba MAU itu terhenti mendadak saat pisau ditangan MAUnya itu menghantam bahu Archon BlekedeT. Armor Rider itu sempat terkaget-kaget ketika melihat bahwa serangannya ditahan hanya dengan Armor Archon BlekedeT. Bahkan serangannya tadi sama sekali tak membuat lecet Armornya itu. "Aku akan kecewa jika Bellatians yang lain sama seperti kamu..." ejek archon Blekedet yang langsung membuat Armor Rider itu naik darah. "DIAM KAU, BANGS4T!!!!!" geram Armor Rider itu dan langsung menyerang lagi dengan tangan MAUnya yang satu lagi. Tapi lagi-lagi pisau MAU nya yang besar itu ditahan oleh Armor Empire Executor milik Archon BlekedeT. Dan tak ada lecet sedikit pun pada armor itu.
Dengan perlahan BlekedeT mengangkat tangan kanannya dan menggemgam pisau MAU itu. Crack.... trak... CTrak..... Secara mengejutkan, BlekedeT meretakkan pisau MAU itu. PRAAAANG!!!!! Dalam sekejap saja pisau MAU itu hancur berkeping-keping hanya dengan cengkraman dari telapak tangan BlekedeT. Melihat itu Armor Rider itu sempat bergidik ngeri dan mengucurkan keringat dingin. Tapi tetap saja ia meneguhkan dirinya untuk tetap tak gentar untuk melawannya.
Dengan pelan Archon BlekedeT menarik tangan kanannya kebelakang, dan dengan cepat ia mengayunkan kepalan tangannya itu ke bagian kokpit MAU itu. BBRAAAAAAAAAAGGGGGGH!!!!!!!!!!!! Langsung saja Pelindung kokpit hancur dan saking kuatnya pukulan itu, MAU itu bahkan terpental jauh kebelakang. Sang Armor Rider itu hanya bisa mengerang kesakitan di dalam kokpit MAU itu. Dengan sikap dingin, BlekedeT memegang leher Armor Rider itu dan mengangkat tubuh Armor Rider itu ke udara.

"APA KAU SESEORANG YANG BERNAMA DEPAN 'CL'?!" tanya Archon BlekedeT sekaligus membentak Armor Rider itu. Tapi Armor Rider itu hanya menatap Archon BlekedeT dengan penuh kebencian. Lalu ia berteriak, "bunuh aku!". Archon BlekedeT hanya bisa terdiam saja dengan ucapan gadis ini. Ia menggerakkan tangan kirinya dan menggemgam muka gadis itu. Gadis itu berteriak kesakitan karena ia tersetrum oleh tegangan listrik dari tangan BlekedeT. Setelah beberapa detik kepalanya di aliri listrik oleh Archon BlekedeT. Ia melepaskan cekikannya dan membiarkan gadis itu jatuh terbatuk-batuk.
"Name, Clear Corado, Positive on Front Name, negative on memory, Positive on blood, negative on ID number..." gumam Archon BlekedeT dan melangkah pergi meninggalkan Armor Rider itu.
"t...tunggu!! Kenapa kau tak membunuh ku? A...AKU TAK SUKA DI KASIHANI!!!" teriak Clear. BlekedeT terus berjalan membelakangi Clear, lalu ia menolehkan kepalanya sedikit ke arah Clear.


"Ku hargai sifat keberanian mu. Kelak, kau akan menjadi lebih kuat. Akan ku tunggu kau saat waktunya telah tiba..." lirih BlekedeT dengan pelan, lalu ia menyalakan Panzer Pligelnya dan melesat pergi meninggalkan Clear.
Clear hanya bisa menatap banyangan Archon BlekedeT yang makin hilang di telan tebalnya kabut Beast Mountain. Dalam hatinya ia sedang memikirkan kata-kata yang barusan di ucapkan oleh BlekedeT sebelum ia pergi.
Lagi-lagi Clear tak memperdulikan itu lagi, clear mengambil suatu barang elektronik sejenis walkie talkie dari kantong celananya dan berkata pada alat itu,

"7 people hurted in Beast Mountain coor 73 87. We need help asap. Repeat, we need some help here."



***


Bellato Union HeadQuarter, 10.17 PM, 20 minutes after Bellato BM Locking team terminated...

Clear sedang menaiki pesawat darurat karena kondisi kelompoknya itu yang sekarat, sehingga mereka semua perlu untuk di kembalikan menuju Bellato HeadQuarter. Tak lama kemudian pesawat mendarat di depan gerbang utama Bellato HeadQuarter. Ketika pintu pesawat itu terbuka, beberapa tandu dengan pembantu medisnya langsung menggotong orang-orang yang terluka parah ini keatas tandu. Beberapa petugas medis ingin mengangkut Clear. Tapi Clear menolaknya dengan alasan bahwa ia tak apa-apa, hanya saja Black MAUnya yang hampir hancur.
Baru saja Clear menaiki tangga menuju Hall utama Bellato HeadQuarter, dari atas terlihat 4 orang yang sedang berlari menuju arah Clear.

"astaga! Kamu tak apa-apa Clear?" khawatir Chyper sambil memegang armor Clear yang retak-retak. Dan secara tak sengaja ia memegang bagian armor yang...

DUAAAAGH!!!!!!!!!!!!!!!

"MUKYAAA!!! SAKIIITTT!!!!!!" erang Chyper karena kepalanya di hantam dengan kepalan Clear.
"DASAR PERVERT!!! JERK!!! IDIOT!!!! AAAAAAAAAAH!!!!" teriak Clear sembari terus meninju kepala Chyper. Sedangkan itu Clowreedt, Reaves, dan Clara hanya bisa tertawa melihat 2 orang ini.


****

Clear, Chyper, Clowreedt, Reaves, dan Clara sedang berada di sebuah tempat makan yang berada di Solus Settlement. Mereka sedang berbincang-bincang selagi menikmati makan siangnya di sebuah meja bundar.

"benar-benar..... Archon Accretia itu memang sangat kuat. Nyaris saja MAU ku di hancurkan dia..." keluh Clear sembari menyruput secangkir kopi panas.
"jika ia lemah, maka tak mungkin ia menjadi archon, kak" kata Clara pelan sambil melahap saladnya itu pelan-pelan.
"memangnya sebarapa kuatnya dia, Clear?" tanya Clowreedt yang sedang memotong daging paha Flem dengan pisau dan garpunya itu.
"grup tadi berisikan 7 orang. 2 berserker, 1 mental smith dengan 3 epochal Tower, 1 Infiltrator dengan 14 trap, 1 wizard, 1 Holy Chandra, dan 1 ArmorRider yaitu aku. Sialnya, Archon itu melibas kami semua kurang dari 2 menit. Padahal kami sudah bertingkat tinggi...." tutur Clear menyeritakan kejadiannya.
"yah.... namanya juga Archon. Palingan juga dia kalah dengan Archon kita." kilah Reaves dan dengan santainya memakan Sphagettinya.
Kembali suasana makan siang itu menjadi hening. Tanpa ada yang berbicara, mereka makan pun dengan tenang tanpa mengeluarkan suara. Kecuali Reaves yang memang agak 'kasar' cara makannya.
"Aku tak mungkin memberitahukan pada orang-orang yang bernama depan CL, bahwa mereka adalah buruan Archon Accretia itu. Khususnya Clara, aku tak mau ia menjadi panik. Sepertinya lebih baik aku tak perlu memberitahukan informasi itu, aku hanya perlu melindungi dia lebih ketat." pikir Clear sambil melirik ke Clara. Ternyata Clara menyadari bahwa kakaknya itu meliriknya, ia lalu bertanya dengan ramah, "ada apa, kak? Apa ada sesuatu yang salah dari ku?". "oooh, nggak-nggak. Cuma ngeliat wajah kamu doang, emang ga boleh ya?" balas Clear sambil tersenyum. Clara hanya tersenyum kecil dan kembali melanjutkan makanannya itu.

"Hei kalian!!! Kalian adalah anggota grup no. 39 bukan? Aku punya kabar yang harus ku beritahukan pada kalian dari Ell Dun Tanta! 'Keluarga' kalian akan bertambah anggota!" teriak seseorang dari kejauhan. Orang itu datang bersama seorang laki-laki yang memakai armor Magnetic Series dengan sebuah Spadona yang terikat pada punggungnya.
Dengan agak tergesa-gesa 2 orang itu mendekati meja tempat Clear dan teman-temannya makan. Lalu Orang itu mendorong badan Seseorang yang memakai armor Magnetic Series itu kedepan.

"ah... eh.... S... salam kenal... Nama ku Apple D. Leonhart... Kalian bisa memanggilku Leon... Mohon kerjasamanya... " salam dari Leon dengan terbata-bata. Mukanya sendiri memerah karena gugup (atau??).
Mereka semua terdiam, Clear dan teman-temannya hanya diam dan menatap leon dengan tatapan kosong. Melihat itu, Leon menjadi makin gugup, takut-takut kalau ia tidak di terima dalam grup.

"well, Leon... WELCOME TO OUR FAMILY, BUD!!!" riang Chyper dan langsung menggaet leher Leon. Clear, Reaves, Clowreedt, dan Clara lang sung tertawa kecil melihat tingkah mereka. Sedangkan itu Kecemasan Leon mejadi hilang meski rasa gugupnya itu masih ada.

Orang yang membawakan Leon itu pun ikut tertawa, dan dengan santainya ia berkata, "oh ya, Kebetulan saja Leon adalah seorang Berserker, jadi mungkin Leon akan masuk dan menggantikan berserker kalian yang dahulu, yaitu Sil--" GREP!! Tiba-tiba saja mulut orang itu di tutup dengan tangannya Chyper.

BRAAAK!!! Terdengar suara hentakan meja makan yang langsung membuat Clara menjadi pusat perhatian. Clara langsung berdiri dan berlari entah kemana dengan isak tangis. Clear yang melihat ini langsung ikut berdiri juga dan mengejar Clara. "i'll go after him!" serunya pada teman-temannya yang masih duduk di kursi meja makan dengan tatapan kosong itu.

Ketika Clara dan Clear sudah tak terlihat lagi, dengan perlahan-lahan saja Chyper melepaskan tangannya dari mulut orang itu.

"Tolong, jangan ingatkan kami tentang dia. Ia merupakan kenangan terburuk kami..." lirih Chyper sambil menundukkan kepalanya. Orang itu kaget dan buru-buru minta maaf kepada Chyper. Tapi di lain semua itu yang paling kaget adalah Leon. Leon jadi berpikir bahwa kedatangannya malah membuat 'bencana' bagi teman-temannya itu. Ia benar-benar bingung dan tak tau harus berbuat apa.

"Leon, kami sangat senang karena kamu mau bergabung dengan keluarga kami. Tapi, sebagaimana kau telah menggantikan posisinya, maka kau harus bisa sekuat dan bertindak sama seperti dia...." tambah Clowreedt sambil menepuk pundak Leon.

"e...eh? M..memang, dia itu siapa?" tanya Leon masih dengan terbata-bata karena rasa gugupnya yang makin tinggi.
Chyper melirik sekilas pada Clowreedt dan Reaves. Dan hebatnya, dalam sekejap itu Clowreedt dan Reaves mengerti apa yang dimaksudkan oleh Chyper. Lalu mereka bangkit dari kursi dan berjalan pelan menuju arah Clara dan Clear pergi.
Clowreedt sempat melihat pada Leon yang masih berdiam diri. Lalu Clowreedt menghentikan langkahnya dan mendekat ke arah Leon dan berkata dengan pelan, "Dia adalah pemimpin terhebat kami....". Kata-kata ini langsung membuat Leon menjadi shock. Ia merasa seperti ia terbebani oleh tanggung jawab yang sangat besar.
"hei! Apa yang kalian lakukan disana? Cepatlah kemari!" teriak Reaves memanggil Clowreedt dan Leon yang masih berada di meja makan. Clowreedt langsung menarik tangan Leon untuk mengikutinya dan berlari menuju tempat Reaves dan Chyper yang sedang berjalan.

***


"Clara!! Hei!!! Tunggu aku!!!" teriak clear yang masih mengejar Clara.
Meski clara telah di lengkapi dengan buff speednya, kecepatan larinya masih kalah dengan kecepatan lari Clear yang sedang memakai baju ranger.
Clara sempat menoleh kebelakang, ia melihat kakaknya itu semakin dekat. Dengan sigap ia mengeluarkan Dual Wandnya dan langsung mengeluarkan suatu cast.
"maaf kak!" teriaknya sambil mengayunkan tongkatnya itu ke arah Clear.
JRAATT...
sebuah akar hijau tiba-tiba muncul dari tanah dan langsung menjerat kedua kaki clear. Spontan saja clear terjatuh karena kakinya tertahan oleh akar-akar ensnare itu.
"CLARA??!!! HOW DARE YOU?!?!?!?!?!" geram clear sambil menggepalkan tangannya. Sedangkan akar-akar itu masih 'bernafsu' untuk menjerat kaki clear.
"m...maaf!" teriak clara lagi sambil menangis. Kemudian clara menggambil sebuah scroll dari tasnya dan langsung mengibaskannya kesekelilingnya. Lalu beberapa sinar kuning muncul mengelilingi tubuh clara, dan.... ZAP! Clara tak terlihat lagi di pandangan Clear.


"ah, gagal...." kesal Clear sambil memutuskan akar2 yang masih membelit kakinya itu.
Dari kejauhan, datanglah Clowreedt, reaves, serta leon yang sedang berlari menuju tempat clear.
"Hei clear!! Mana Clara??" teriak reaves sambil melambai-lambaikan tangannya.
"CLARA MOLO YANG DI PIKIRIN.... BANTU GUE NAPAA??!" balas Clear sambil menunjuk kakinya yang masih terbelit ensnare. Sedangkan itu, Reaves hanya bisa nyengir melihat clear marah.
"GYAHAHAHAHAHA..... MASA KAKAK KALAH AMA ADIKNYA SENDIRI???! HUAAHAHHA" tawa Clowreedt terbahak-bahak sampai ia terjatuh dan kembali tertawa sambil meninju-ninjukan tangannya ke tanah.
"CLOW.... WHAT THE D*MNED GUY YOU ARE????!!!!! SAY THAT AGAIN AND I'LL CRASH YOU WITH MY BMAU!!!!" amuk Clear sampai mengacung-acungkan kunci BMAU nya ke udara.
"LINDES AJA CLEAR.... BIAR RATA AMA TANAH~~~" dukung Reaves sambil ikut tertawa. Lalu Reaves mendekati Clear dan ikut membantu clear melepas akar-akar ensnare.
"slow.... slow.... by the way, clara dimana?" reda Chyper sekaligus bertanya pada Clear.
"pake scroll, ilang ga tau kemana" keluh clear yang masih sibuk melepaskan akar-akar ensnarenya.
"lah, dia dimana dong??" tanya Reaves lagi.
"sebagai kakaknya, sebenarnya gue tau dimana dia berada jika suasananya sedang seperti ini" tutur clear sambil melirik sekilas ke Leon yang masih terbengong-bengong saja melihat ini.
"jangan-jangan.... tempat 'itu'?" ragu Clowreedt sembari memegang dagunya.
"pasti, karena disitulah tempat ia mempunyai kenangan dengan 'dia'" jelas clear lagi.
Kini suasana hening. Mereka semua kecuali Leon, hanya membantu clear melepaskan kakinya dari jeratan ensnare itu. Leon masih tak berbuat apa-apa karena rasa gugupnya yang sudah berada di puncaknya.
Kini jeratan ensnare yang ada di kaki clear telah terlepas dengan sempurna. Clear sempat mengomel-omel tentang adiknya itu, sedangkan clowreedt, Chyper, dan Reaves yang mendengar ocehannya itu hanya bisa menutup mulut menahan tawa.

"ok, sekarang dimana clara?" tanya reaves sekaligus memotong ocehan clear.
"Windy Bluff, Bellato HeadQuarter" jawab clear singkat. Lalu ia membagikan beberapa scroll portal HQ keteman-temannya itu. Ia melemparkan scroll itu ke Clowreedt dan Reaves, lalu clear sempat menatap Leon sebentar. Leon malah terkaget karena bingung dirinya dipelototi Clear.
"leon, take this" kata clear sambil melemparkan sebuah scroll ke leon. Dengan kagetnya, buru-buru Leon menangkap scroll itu.
"kenapa lu pelototin dia? gue ga mau dia tegang masuk keluarga kita, seharusnya kita memperlakukan dia dengan baik...." bisik Chyper sambil melirik Leon sekilas.
"gue sempet lupa namanya" jawab clear singkat. Melihat itu, reaves mendekat ke clear dan berbisik sedikit ke telinganya.
"oh... inikah cinta pada pandangan pertama???" goda Reaves yang langsung membuat Clear tersentak.
"OKE GUYS.... KITA PERGI KE HEADQUATER SEKARANG!!!" teriak sekaligus potong Clear dan langsung mengibaskan scrollnya. Kemudian sebuah sinar kuning yang terang mengelilingi clear and... ZAP! clear telah hilang.
"well, clow. As a paparazzi, you have a new task~~~~ hahahahha" tawa reaves sambil menepuk-nepuk pundak Clowreedt. Sedangkan clowreedt hanya nyengir saja mendengar omongan reaves.
"Oke, leon, clow, Chyp, let's go" komando Reaves sambil mengibaskan scroll portal itu.
"Hei! Seharusnya gue yang memimpin!" sela Clowreedt sambil mengepalkan tangannya.
"Ha?? Elo kan ga bisa!!" tantang Reaves sambil memajukan badannya.
Melihat itu, Chyper langsung ambil tindakan, dengan cepat ia mencoba melerai, "Hei! Kalian mulai lagi deh! Kenapa Kalian ga bisa akur sih? Coba deh kalo kalian akur, pasti...."
"IT WON'T BE HAPPENED TO US, CHYP!" teriak Reaves dan Clowreedt bersamaan. Chyper hanya bisa diam saja ketika Clowreedt dan Reaves mulai mengeluarkan senjata masing-masing.


"maaf, tapi sebaiknya kita menyusul teman kalian dulu daripada melakukan hal seperti ini..." kata Leon tiba-tiba.
Chyper, Clowreedt, Reaves hanya terbengong saja mendengar perkataan Leon yang terkesan tiba-tiba itu. Lalu mereka terdiam, "Baiklah, kita kejar Clara sekarang..." tutur Chyper memecah keheningan dan langsung mengaktifkan portalnya dan langsung di ikuti dengan yang lain.



***


Kelompok CCCRL (Clear, Chyp, Clow, Reav, Leon) telah tiba di Hall utama HeadQuarter. Setelah berbincang sedikit, mereka mulai berjalan menuju Windy Bluff. Ya, sebuah tempat yang sangat berangin, sesuai namanya. Tempat itu adalah sebuah tebing tinggi yang menghubungkan dataran Bellato HeadQueater dengan laut. Karena siklus angin darat dan angin laut, tempat itu selalu berangin kencang. Apalagi tempatnya terbilang sangat tinggi dari batas air laut yang membuat anginnya makin kencang dan kuat. Jika terjadi angin darat, maka angin segar yang berasal dari dataran Bellato HeadQuarter akan berhembus menuju tempat itu. Sedangkan jika terjadi angin laut, maka bau 'amis' akan menghiasi tempat itu. Meski bau itu agak sukar tercium karena tempatnya yang tinggi.

Kelompok CCCRL telah datang di tempat itu. Dari kejauhan, mereka melihat Clara yang sedang berada di sebuah tebing yang menjorok kelaut. Ia duduk sambil meratapi sebuah pedang yang tertancap dengan kokoh di tanah.

Clear memerintahkan Clowreedt, Chyper, Reaves, dan Leon untuk tetap bersembunyi di balik batu besar yang tepat berada di sampingnya itu. Sedangkan Clear sendiri mengendap-endap menuju sebuah pohon yang letaknya tak jauh dari tempat Clara.

Setelah Clear berhasil mengendap menuju pohon itu, ia segera memanjat pohon itu dan duduk diantara rerimbunan daun pohon. Lalu ia mulai mengintip apa yang sedang dilakukan Clara.

"kakak, semuanya. Tolong jangan bersembunyi..." tiba-tiba saja terdengar suara Clara. Clear yang sedang bersembunyi itu kaget. Begitu juga dengan Clowreedt, Chyper, Reaves, dan Leon yang sedang bersembunyi pula.

Clear memberikan sedikit isyarat ke Clowreedt, Leon, Chyper, dan Reaves. Mereka langsung mengerti dan mereka mulai berjalan pelan menuju tempat Clara. Sedangkan Clear turun dari pohon, dan dengan lembut menepuk pundak Clara.
"maaf clara, aku hanya berusaha untuk tidak menganggu mu." kata Clear pelan. Begitu juga dengan anggukan pelan dari Reaves dan Clowreedt yang sudah berada tepat di belakang Clear dan Clara.
"tak apa kak, aku tau maksud kakak baik..." balas Clara, lalu ia Bangkit dari posisi duduknya itu dan menghadap ke arah Leon.
"hei, Leon, kemarilah, akan ku perkenalkan keluarga kami kepada mu." kata Clara sambil tersenyum ke arah Leon. Leon yang sedari tadi masih berdiam diri langsung mengangguk cepat.
Lalu Clara mendekat ke Reaves, dan dengan pelan ia memperkenalkan Clowreedt dengan Leon "Ini adalah Grape Strife Clowreedt , dia seorang Infiltrator" tutur Clara sambil mendorong punggung Clowreedt seakan menyuruh Clowreedt untuk berkenalan dengan Leon.
"e...eh i..iya.... Nama ku Grape Strife Clowreedt. Kamu bisa memanggil ku dengan nama Clowreedt. Clow juga boleh..." kata Clowreedt terbata-bata yang langsung di balas Leon. "Nama ku Apple D. Leonheart. Senang bisa berkenalan..." balas Leon dengan cepat dan tepat. Sepertinya ia telah banyak berlatih untuk hal yang seperti ini.
Clara tersenyum melihat itu, kemudian ia mendekat ke Chyper.
"yang ini namanya Chyper Sycamore. Ia seorang Shield Miller. Kau bisa memanggilnya Chyper" tutur Clara. Chyper langsung menyalami Leon sambil menepuk pundak Leon.
Kemudian Clara melanjutkan ke Reaves, "yang ini namanya Reaves Avocado, ia seorang Mental Smith meski terlihat seperti berserker. Kau bisa memanggilnya Reaves atau Reav" jelas Clara. Lalu Reaves dengan tampang 'friendly' memeluk Leon (jgn pikir hay dulu okie?). Lalu dengan pelan Reaves berbisik ke telinga Leon. Leon hanya memasanga tampang bingung saja mendengar bisikan Reaves. Lalu Reaves melepaskan pelukannya dan mendorong badannya ke arah Clear.
"oh ya, ini kakak ku, Namanya Clear Corado. Kakak ku adalah seorang Driver. Kau bisa memanggilnya Clear." tutur Clara sambil mendekapkan dirinya ke tangan Clear. Clear yang agak kerepotan karena tangan kirinya di dekap oleh Clara hanya bisa tersenyum kecil. Lalu dengan tangan kanannya itu ia menyalami Leon.
"dan... yang terakhir..." desah Clara. Dengan pelan ia membelakangi teman-temannya itu lalu mulai berjalan menuju pedang yang tertancap di ujung dari tebing itu. Chyper, Clowreedt, Reaves, dan Clear hanya memalingkan mukanya. Sedangkan, Leon hanya terdiam saja.

Dengan sangat lembut, Clara memegang gagang pedang itu. Leon melihat bahwa ada beberapa tetes air yang jatuh dari muka Clara. Leon tahu bahwa Clara sedang menangis. Tapi ia lebih memilih untuk diam.

Lalu, dengan sedikit isak tangis, Clara mulai berkata, "S... Silver.... Voclaise". Setelah mengatakan itu, Clara menundukkan kepalanya, tetes air matanya makin banyak terlihat oleh Leon. Clear hanya menutup wajahnya dengan wajahnya seakan ia sedang menahan tangisnya.

Kemudian dengan masih menangis, Clara melanjutkan, "D..dia adalah seorang Berserker yang gagah berani, baik hati, dan dapat di andalkan..... K...Kau bisa memanggilnya Silver...". Kali ini giliran Clowreedt dan Reaves yang makin menundukkan kepalanya.

"tapi.... tapi...." badan Clara bergetar, gagang pedang itu semakin erat di genggamnya. Leon hanya bisa berdiam diri tanpa berucap sepatah kata pun.

"d...dia.... dia..... meninggal saat perang..." desah Clara, tangisnya makin menjadi-jadi. Clear yang sedari tadi itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya itu pun mengeluarkan air mata dari sela-sela jarinya. Chyper semakin kencang mengepalkan tangannya. Leon kini mengerti, ia sekarang menundukkan kepalanya seakan ikut berduka cita.

Lalu clara mengadahkan wajahnya kelangit, dan berkata pelan, "Tapi... aku yakin... Suatu saat ia akan kembali.... suatu saat.... aku yakin itu".

Angin kencang tiba-tiba muncul ke arah tempat mereka berada. Angin itu membuat rambut Clara yang panjang itu tergerai dengan lembut searah dengan angin laut itu.
Lalu Clara bangkit kembali, dengan perlahan-lahan ia mencabut pedang itu dari tanah. Kemudian Clara menghadap ke arah Leon, dengan pelan-pelan Clara mendekati Leon sambil membawa pedang itu dengan kedua tangannya.

"Ini adalah sebuah Hora Sword yang telah dilapisi 6 ignorant. Ini adalah peninggalan dari Silver. Leon, Berjanjilah kepada ku. Gunakanlah pedang ini untuk melindungi orang yang ingin kau lindungi dan sayangi, sebagaimana pemiliknya dahulu." kata Clara sambil mengangkat pedangnya secara horisontal di depan Leon.
Dengan perlahan-lahan, Leon mengangkat tangannya pula. Dengan sangat yakin ia memegang gagang pedang itu dengan kuat. Kemudian Leon mengacungkan pedang itu tinggi-tinggi ke langit.
"Dengan ini aku bersumpah, dengan pedang ini, aku akan melindungi orang-orang yang aku ingin lindungi dan sayangi!" sumpahnya keras dan lantang. Mendengar itu, Clara tersenyum yang langsung di ikuti oleh Clear, Clowreedt, Chyper, dan Reaves.


********************************************
end of Chap 7.

Senin, 08 Juni 2009

Chapter 6

Chapter 6


Part 1. Knowing Doom's Memory


Dhum... Dhuar... Niiit... BLEGAARR.....

Terdengar suara ledakan menggelegar di dalam ruangan simulasi itu. Ya, Doom berada disana. Ia sedang melakukan pelatihan 'khusus'.

"19.989.... 19.990... 19.991...." gumam Doom seakan sedang menghitung target yang telah dihancurkannya. Bagaimana tidak? Gurunya, Elwin, menyuruhnya untuk menghancurkan 20.000 target simulasi. Tentu saja, sekarang Doom sangat letih. Sudah puluhan ribu peluru ia muntahkan dari Launchernya, dan juga sudah terlihat banyak Siege Kit rusak yang ketahanannya telah mencapai batas maksimal karena pemakaiannya yang terlalu maksimal juga.

"19.999!!! YEAAAH!!!!! TARGET TERAKHIR!!!!!!!!!!" riang Doom yang telah menghancurkan target ke 19.999-nya. Itu berarti, target yang akan muncul selanjutnya adalah target yang terakhir. Doom sangat gemetaran menanti target apa yang menjadi lawan terakhirnya. Kepalanya terus menoleh ke kiri dan kekanan seakan waspada dengan target yang akan muncul secara acak.

Dziing.....
Sebuah sinar putih muncul di arah jam 2 dan sekitar 10 meter dari tempat Doom berdiri. Lantas Doom berpikir, "inilah... the Last Target..."
Sinar putih itu semakin terang saja, saking terangnya Doom menutup matanya dengan tangan metalnya itu. Sementara kaki Doom terus saja bergetar.

KRAST!!!!!
Sebuah Monster spawn dari sinar putih itu, warna kulitnya coklat, matanya merah membara, gigi taringnya tajam dan besar, disertai juga dengan kukunya yang panjang dan runcing. Doom sempat terbelalak melihat monster itu, karena monster itu jauh di luar dugaan. Lalu monster itu menggumam....

"krrr?"





hening....





Dengan tampang beg0 Doom berkata...

"y... young flem?"

"krrr!" teriak Monster itu seakan membalas perkataan Doom.




hening lagi...





"BRUAKAKAKAKAK!!!!!! TERNYATA YONG PLEM TOH!!!!" Tawa Doom terbahak-bahak sampai ia jatuh dan tertawa terguling-guling.

Sadar akan ke"khilaf"annya, Doom menghentikan tawanya dan bangkit kembali dan langsung memakai siegenya. Dan dengan masih tertawa cekikikan ia mulai menarget Yong Plem malang itu.

"SAY BYE-BYE... YOU LITTLE B*TCH!!!" teriak Doom di sertai dengan munculnya sinar biru yang sangat terang pada moncong launchernya.

COMPOUND SIEGE!!!!

Niiit... BLEGAAAAR...................

Kontan terjadilah ledakan besar disertai dengan asap tebal di tempat Yong Plem berdiri itu. Doom akhirnya lega telah melalui tes ini. Dan akhirnya dengan santai dia melangkah menuju pintu keluar ruang simulasi itu.

Tapi, belum sempat ia menekan tombol di pintu keluar itu, sebuah suara aneh terdengar di telinga Doom.


"krrr.... SCRATCH YOU!!!"

Dengan kagetnya, Doom langsung menoleh kebelakang dan melihat yong plem itu masih berdiri tanpa luka dan sedang berlari menuju tempat Doom.

"ZZZ... di compound belom mate??" geram Doom dan langsung mengeluarkan Bazooka Launchernya. Seketika saja moncong itu diarahkan ke Yong Plem itu. dan muncullah sinar biru di moncong launcher Doom.

"TARGET FIX!!"

Psyu.... BLEDAAAR.......

Rocketnya dengan tepat meledakkan tempat Yong Plem berada. Tapi...

"KRRR!!!!!!!!" teriak Yong Plem itu yang kontan membuat Doom terkaget-kaget. Saking shocknya, Doom tidak menyadari bahwa lengan kanannya di terkam Yong Plem itu. Ketika sadar, ia langsung mengambil tindakan refleks, yaitu menodongkan Launchernya ke Yong Plem. As meaning as dia menodongkan launchernya ke lengannya sendiri.

*klik* pelatuknya Laucher itu di tekan...

and...


DHUAAAARRR.....


"KRRR!!!!!" erang Yong Plem itu dan terjatuh ke lantai tapi badannya sama sekali tak terluka.
"WAAADAAAOOOWW.... LENGAN GUE MAMAAAAAK......." ringis Doom sambil memegang lengan kirinya yang berubah menjadi hitam karena terbakar Cross rocket.

Yong Flem itu terlihat sehat-sehat saja, tanpa lecet ataupun luka sedikit pun. Ia kembali bangkit dan berdiri serta menyeret-nyeret kakinya kebelakang seakan dia ingin mengintimidasi Doom. Dan dengan sekali hentakan kakinya, ia kembali melompat ingin menerkam Doom kembali.

CRAK!!

Dengan sukses Yong Plem itu berhasil menerkam kaki kiri Doom. Tentu saja Doom tau akan hal itu. Ia mengayunkan kaki kirinya agar Yong Plem itu terlepas dari kakinya. Tapi tak bisa.... lalu ia ayunkan kakinya sekuat tenaga bak seorang pemain bola menendang bola. Tapi tak kunjung lepas juga.

"d...ditembak lagi..." pikir Doom dengan keringat dingin. Secara gemetaran ia mengarahkan Launchernya ke Yong Plem itu yang notabene masih menggigit kaki Doom. Dan dengan perlahan-lahan ia menekan pelatuk launcher itu.

*k...klik*

and...



JDHAAARRR..............

"KRRRRRR.....!!!" erang Yong Plem itu lagi dan terpental lumayan jauh karena ledakan rocket dari launcher Doom.
"KAKI GUE..... HUAAAAAAAAAAA" rengek Doom sambil melihat kakinya yang juga hitam karena gosong terkena api Cross Rocket.


Yong Plem itu kembali bangkit, sama sekali tak ada luka pada badannya itu.
"krrr... krrr...." geram Yong Plem itu lagi sambil perlahan-lahan bergerak menuju tempat Doom.
Doom yang sudah Shock mengalami kejadian ini, hanya bisa berteriak.


"BOS ELWIIIN.... TOLOOOOONG...................."




-------------------------------------------------------------------

Tok... Tok.... Tok....

Di dalam terowongan yang cukup sempit dan gelap. Muncullah 2 Accretia yang sedang berjalan santai menulusuri lorang panjang itu. Yang satu itu memakai armor putih ranger dan yang satu lagi memakai jubah Archon dengan auranya yang terus menyala-nyala di sekitarnya.


"Jadi, Doom memiliki masalah dalam membunuh wanita bellato? Bagaimana bisa?" Tanya Archon Blekedet Sambil melangkah menuju Ruang Simulasi.
"entah, rata-rata ia dapat menghancurkan 1 target dalam 2-3 detik. Tapi pada Bellato jenis betina, eh, maksud saya jenis wanita. Doom membutuhkan waktu sekitar 5-15 detik untuk menghancurkannya. Termasuk waktu yang sangat lama untuk menghancurkan 1 target." jelas Elwin sambil mengikuti langkah Archon BlekedeT.

Archon BlekedeT hanya terdiam. Di otaknya muncul analisa-analisa dan dugaan tentang Doom. Apakah ia punya kenangan dengan wanita Bellato? Apakah ia ada sesuatu dengan seorang wanita bellato? Dan masih banyak lagi yang ada di dalam kepala Archon Blekedet.

"A...Archon? Kau tidak apa-apa?" Kata Elwin mengagetkan Archon BlekedeT dari Lamunannya.
"t..tidak. Ah, sudahlah. Nanti aku akan membawakan Doom kepada Warchon Fvcker untuk di baca memorinya. Mungkin saja dia ada sesuatu dengan seorang wanita bellato" Ujar Archon BlekedeT
"Apa? Apakah itu berarti Doom ada hubungan dengan Wanita Bellato?" panik Elwin sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.
"Itu hanya perkiraan saya saja, bodoh. Jangan anggap itu sudah benar" kesal BlekedeT sambil mengelengkan kepalanya.
"maafkan kelancangan saya..." kata Elwin pelan.


Akhirnya 2 Accretians itu tiba di depan Pintu Simulasi. Di depan pintu itu, Elwin mengeluarkan sebuah kartu dan mendekatkannya di detektor pada pintu itu untuk membuka pintu itu.


"Access Accepted"

Lalu Pintu terbuka perlahan-lahan. Lalu Archon Blekedet masuk di ikuti dengan Elwin yang berada di belakangnya.




"AH.... BOS ELWIIIN!!! TOLONG GUEEEE!!!!!!! TOLOOONG" spontan saja terdengar Teriakan Doom yang mengagetkan Archon BlekedeT dan Elwin.

Ternyata, terlihat oleh Archon BlekedeT dan Elwin. Doom sedang di kejar oleh seekor Young Flem kecil dan sepertinya Doom sangat takut pada Young Flem itu. Layaknya Tom and Jerry yang sering tayang di AccretiaTV. Doom sedang lari seakan ia sedang di kejar oleh Thunder Lizard.

"Elwin.... Jika Doom jadi seperti ini karena di ajari kamu, maka kamu akan ku masukkan ke mesin daur ulang dan kujadikan kamu kaleng sarden pada kehidupan kamu yang selanjutnya......" Bisik Archon Blekedet ke Elwin dengan nada yang mengerikan.

"T...Tidak Tuan! S...sebenarnya Monster itu telah saya ubah! Tunggu sebentar...." Jawab Elwin dengan gemetaran dan langsun berlari ke ruang operator ruang simulasi.



"Doom, coba kamu bunuh Monster itu dengan Training Sword yang telah aku sediakan di meja disudut ruangan itu" perintah Elwin melalui mikrofon yang telah terhubung dengan loud speaker di dalam ruangan target simulasi.


Spontan saja Doom langsung mencari "meja di sudut ruangan itu" dan ia menemukan sebuah pedang kecil tergeletak di atas meja itu. Lalu Doom mengambilnya dan langsung memasang posisi kuda-kuda sebagaimana yang telah Elwin ajarkan kepadanya.
Young Flem itu semakin dekat... Ketika jaraknya sudah cukup, Doom langsung memberikan sebuah serangan kombinasi

"SHINING CUT!!!"

Jrash!
Cresh!
BRaaat!

"K...KRRR!!!!!!!!!" erang Young Flem itu dan akhirnya ia mati dengan 3 luka sayatan yang cukup lebar. Darahnya juga bermuncratan kemana-mana.



"H...HIP...HIP... HHHOOORRRRRRRRRAAAAAY!!!!!!!!!!!!!!!!" riang Doom sambil mengangkat kedua tangannya ke atas seakan merayakan selesainya 20.000 target yang telah di hajarnya.



Tapi di balik itu, Archon Blekedet mendekati Elwin dan langsung memukul kepala Elwin dengan Hora Hammer (bekas senjatanya dulu).

BLE...TAK!!!

"WADAW AMPON EDAN SAKIT BENER BOS!!!" teriak Elwin kesakitan yang sedang telungkup setelah di jitak kepalanya.
"ELU BENERAN MAU GUE MASUKIN KE MESIN DAUR ULANG APA???!!" Geram BlekedeT sambil menganggkat kembali hora hammernya.
"DOOM SUDAH BISA NGEBUNUH MONSTER TADI KOK!! APA YANG SALAH?? WAAAA" teriak Elwin lagi sembari di jiTAK kembali kepalanya dengan Hora Hammer archon BlekedeT.

"ELU MAU TAU APA KESALAHAN ELO???" geram BlekedeT lagi sambil mengepalkan tangannya
Elwin hanya mengangguk pelan mendengar teriakan BlekedeT.

"shining cut barusan.... itu bukan shining cut tapi itu SLASHER!!! BEGO AMAT LO!! SEBENARNYA PELAJARAN BASIC JARAK DEKET ELU DAH LULUS BLOM SIH???!!!!!" jelas BlekedeT sambil mengeluarkan Black Lance (senjata primary-nya) dan mengambil ancang-ancang untuk menusuk Elwin.



Elwin hanya bisa bengong dengan rahang menganga seperti sapi ompong. Lalu ia tertawa terkekeh-kekeh

"ampun bos, tapi coba positive thinking dulu. Skill Slasher hanya bisa digunakan pada Pisau, Gada, dan Kapak saja. Tapi Doom bisa menggunakan skill slasher itu dengan Pedang. Mungkin ini perkembangan yang cukup signifikan bos.... heheheh"

Archon BlekedeT jadi terdiam karena jawaban Elwin. "mungkin memang benar, Doom bisa menggunakan Slasher dengan pedang..." pikirnya. Tapi, ia teringat sesuatu lagi yang membuat ia mengangkat kembali Black Lancenya.

"lalu.... KENAPA DOOM NGOCEH 'SHINING CUT' KETIKA IA MEMAKAI SLASHER??!!! KAU PASTI MENGAJARINYA DAN KAU TERTUKAR ANTARA SHINING CUT DENGAN SLASHER!!! DASAR GURU IDIOOOOTTTT!!! AAARG!!!!!" kesal BlekedeT dan langsung men-death blow Elwin.


***********


"ui fvcker! Elu cepetan ke ruang simulasi target! Sekalian bawa Chip Data Sensus Bellato!" panggil Archon BlekedeT kepada Warchon Fvcker melalui radio private.
"oei? ada apa bos?" tanya Fvcker menanggapi perintah Archon BlekedeT.
"gue mau ngecek Memonya (memori) Doom! Sekalian lu bawa troli(ranjang tidur yang bisa didorong) deh! Ada 1 accretia yang lagi terkapar disini!" balas Archon BlekedeT dan langsung memutuskan koneksi.
"ah, sok sibuk banget si bos...." keluh Warchon Fvcker. Lalu ia menyiapkan peralatan yang di minta Archon BlekedeT dan melangkah keluar Laboratorium.


***********


Psssyt...

Terbukalah pintu baja yang berada di dinding ruang pelatihan simulasi. Lalu, masuklah Warchon Fvcker yang sambil menarik sebuah Troli ke dalam ruang pengawas yang berada di dalam Ruang simulasi itu. Lalu ia menemui Archon BlekedeT dan menyerahkan sebuah chip kecil yang seukuran 1/4 luas telapak tangan kepada Archon BlekedeT. Chip itu berwarna hijau dengan tulisan timbul "Bellato Federation Council Chip". Yang sepertinya berisikan tentang data-data tentang profil setiap Bellatians. Lalu Archon BlekedeT melepaskan suatu Chip yang berada di kepalanya dan menggantikannya dengan Chip yang di berikan oleh Warchon Fvcker tadi.

"Doom, aku minta kamu menyelesaikan 3.581 target lagi. Bisa kan?" tanya Archon BlekedeT melalui microphone yang terhubung dengan speaker pada Ruang Tembak.
Spontan saja Doom ingin menolak. Tapi ia terkejut ketika yang berbicara itu adalah Accretia yang memakai Jubah Archon dengan Aura ungu dan merah di sekelilingnya. Doom sadar itu adalah Archon. Sehingga Doom mengehentikan niatnya untuk menolak dan lantas mengangguk seakan patuh dengan Perintah Archon Blekedet.

"Fvcker, kamu adalah Battle Leader, bukan? Tapi setidaknya kamu mengerti tentang anatomi dan pemograman Accretia. Jadi aku minta kamu untuk mengawasi dan merekam setiap perkembangan dari memori dan jalan pikiran Doom selama aku mengetes Doom." pinta Archon BlekedeT lagi kepada Fvcker.
"Sir Yes Sir!" hormat Fvcker dan langsung duduk di kursi dengan meja operator yang penuh dengan tombol dan layar.
"Oke, Doom. Testnya di mulai." Kata Archon BlekedeT sambil mengeluarkan sebuah kabel yang terhubung dengan badannya lalu memasukkannya ke suatu lubang ada di meja operator.

ziiing.....
Seketika saja muncul seorang Bellato wanita di depan Doom. Bellato wanita itu tidak menyerang bahkan tak terlihat membawa senjata. Bellato itu hanya berjalan pelan mendekati Doom. Doom sendiri sempat terkaget, lalu dengan perasaan memaksa ia mengunci target dan menembak bellato itu sehingga bellato itu hilang dari pandangan.

"first target... destroyed in... 7,8 secs" ujar Warchon Fvcker sembari tetap melihat layar.

Archon BlekedeT hanya manggut-manggut saja sambil memegang dagunya. Lalu ia mengirimkan sebuah data lagi untuk menjadi target Doom yang selanjutnya.

"bersiaplah, ini akan memakan waktu yang cukup lama...." kata Archon BlekedeT.


**********


whuuush......


Hembusan Angin panas menghampiri kawasan berburu di depan Gate Accretia HeadQuarter. Padang pasir yang gersang hanya di tinggali oleh Flem.
Terlihat seperti ada keributan disana. Karena di depan Gate Accretia HQ itu terdapat kerumunan Accretians yang cukup banyak. Mereka saling berbisik-bisik mengenai apa yang terjadi. Ada juga yang mempersiapkan senjatanya masing-masing. Sedangkan dari Gate Makin banyak saja Accretia yang berdatangan.
Sedangkan di seberang kerumunan itu terlihat ada seseorang yang membawa pedang hitam dengan corak hijau menyala-nyala. Sepertinya orang itu adalah Bellato. Dari ukuran tubuhnya dan rambutnya yang hitam itu makin memperjelas bahwa ia adalah seorang bellato.
Lalu dari kerumunan itu keluarlah seAccretia yang paling besar. Ia membawa Kapak besar dengan jubah coklat yang melambai-lambai searah hembusan angin. Ia berjalan pelan mendekati Bellato itu. Lalu Accretia itu berhenti tepat di depan Bellato itu dan saling bertatapan dengan tajam.


"Lotan... Ketiga. Lama tak bertemu..." sapa Bellato itu dengan nada meremehkan.
"ya, Sizh... Mau apa kau disini? Gegabah sekali bila kau datang sendirian ke Markas Accretia. Kau pasti mempunyai tujuan tertentu... " balas accretia itu.
Bellato itu lalu mengangkat Pedang Hitamnya itu, lalu diturunkan dan mengacungkan pedang hitamnya ke Accretia itu. Lalu ia berkata,
"huh, tujuan aku kesini karena aku hanya ingin......"

Part 2. CL


Lalu Sizh Paro mengangkat Pedang Hitamnya itu, lalu diturunkan dan mengacungkan pedang hitamnya ke Lotan 3rd. Lalu ia berkata,
"huh, tujuan aku kesini karena aku hanya ingin bertemu dengan Lotan!"

Lalu Lotan 3rd tertawa terbahak-bahak mendengar permintaan Sizh Paro. Lalu Lotan 3rd berkata,
"Lotan? Apakah dengan tubuh besar ku ini kau belum bisa melihat ku, sizh? hahahaha" tawanya kembali sambil memegang kepalanya.

"tentu saja bukan kamu! yang kucari adalah lotan, yang terakhir!" teriak Sizh Paro keras dan membuat Lotan 3rd itu menghentikan tawanya. Sedangkan kerumunan Accretia itu menjadi heboh dan makin gencar saling berbisik satu sama lain.

"Sizh, Lotan yang terakhir itu tidak ada. Karena selamanya Generasi Lotan akan terus berlanjut dan takkan pernah terhenti!" bentak Lotan 3rd sambil menghentakkan Kapak besarnya ke tanah sehingga membuat gempa kecil di daerah itu.

"Aku tau kau berbohong, Lotan! Biarkanlah Lotan yang Terakhir menunjukkan dirinya dan aku akan berduel melawannya!" bersikeras Sizh Paro yang membuat Lotan 3rd makin geram di buatnya.

"Sudah aku bilang dia itu tak ada!!" teriak Lotan 3rd sambil menganyunkan tangannya seakan meyakinkannya bahwa dia itu memang tak ada.

"apa aku perlu menggunakan pedangku ini, Lotan??!" tantang Sizh Paro dan langsung memasang kuda-kudanya seakan bersiap untuk menyerang Lotan 3rd.

"Itu lebih baik daripada banyak omong kosong!" bentak Lotan 3rd. Lalu ia menyiapkan Kapaknya itu dan memasang kuda-kudanya.

"as... you... WISH!!!!!!!!!" teriak Sizh Paro dan langsung berlari menuju tempat Lotan 3rd.

Lotan 3rd sendiri mengisyaratkan kepada Accretia-accretia yang berada di belakagnya untuk kembali ke dalam markas. Accretia-accretia yang di belakangnya itu menurut dan langsung berhamburan masuk ke dalam markas. Tapi ada beberapa yang masih berada di dalam gate. Sepertinya accretia itu mau melihat pertarungan ini.
Lotan 3rd memandang Sizh yang sedang berlari menuju dirinya. Lalu Lotan 3rd mengangkat tangannya dan memainkan tangannya seakan menantang Sizh Paro. Sementara itu Lotan 3rd semakin erat memegang kapak besarnya itu.

"bersiaplah... LOTAN!!!" Teriak Sizh sambil mengangkat pedang Hitamnya.

BASH!!!
Dalam sekejap mata tiba-tiba Sizh Paro sudah ada tepat di depan Lotan 3rd. Tetapi Lotan 3rd tetap tenang, Lotan 3rd hanya menyiagakan Kapak besar nya itu.

"DOUBLE CROSS!!!!" teriak Sizh Paro dan langsung mengayunkan 8 tebasan dalam angle yang berbeda setiap tebasannya. Lotan 3rd tidak tinggal diam, ia mengangkat kapaknya dan memberikan sebuah serang kombinasi juga.
"BLAZING SLASHER!!" Balas Lotan 3rd sambil mengayunkan 3 tebasan yang sangat besar dan kuat.

BTRAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKK!!!!!!!!!!!!!!!

Suara Logam vs Logam terdengar keras dan langsung me mekikkan telinga seluruh makhluk hidup di sekitarnya. Suara keras itu kontan membuat accretia yang lain penasaran dan akhirnya accretia itu kembali berdatangan di depan gate untuk melihat pertarungan ini.

BRUGH!!!
Sizh Paro terpental dan jatuh tersungkur karena menerima tekanan dari serangan Lotan 3rd. Sedangkan itu, Lotan 3rd masih berdiri dengan tegap disana. lalu Lotan 3rd mulai berjalan dengan pelan mendekati Sizh Paro yang sedang tersungkur. Tapi, dengan sigap Sizh Paro langsung bangkit dan kembali berlari menuju Lotan 3rd.
Lotan 3rd hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Keras kepala sekali Bellato ini..." pikirnya. Lalu Lotan 3rd kembali bersiaga atas serangan Sizh Paro yang selanjutnya.

"LIGHTNING PIERCE!!!" semangat Sizh Paro dan langsung bergerak dengan sangat sangat cepat dengan posisi pedang yang ujungnya tertuju pada Lotan 3rd seakan mau menusuk Lotan 3rd.
Tapi Lotan 3rd menyadarinya dengan cepat, sebelum Sizh Paro menusukkan pedangnya, Lotan sudah mengangkat Kapak besarnya dan melancarkan sebuah ledakan besar.

"GREAT CRACK!!!"


BLEGAAAAAAAAAAARRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!


Tiba-tiba muncullah sebuah retakan tanah yang sangat besar dan dalam di sertai dengan ledakan yang cukup besar. Debu dengan liarnya berhamburan kemana-mana sehingga menutup pandangan mata kamera Lotan 3rd. Lotan 3rd hanya menggumam, "jika ia mati hanya karena skill ini, maka ia tak pantas mengenakan mahkota Hero Bellato...".
Semakin lama semakin menghilang debunya, lama-lama terlihat oleh Lotan 3rd, sebuah tanah yang terbelah menjadi 2. Tapi, Sizh Paro sama sekali tak terlihat disana. Lotan 3rd hanya menunggu dengan posisi siaganya.
Tapi, tiba-tiba saja Lotan 3rd berputar arah dan mengayunkan Kapak besarnya itu ke belakangnya itu.

TRRAAAKK....
Kontan muncullah Sizh Paro yang serangannnya berhasil di patahkan oleh Lotan 3rd. Ternyata barusan saja dia menggunakan stealth sehingga ia mampu menyerang dari belakang meski gerakannya telah terbaca oleh Lotan 3rd. Sekarang Sizh Parohanya bisa mengatup giginya rapat-rapat seakan dia sangat kesal karena serangannya telah di patahkan.

"tak kusangka kau menyerangku dari belakang... licik sekali. Kau memang Bellato berdarah dingin. Sama sekali tidak menghargai kejantananmu. Dan kau menyerang dari belakang..." ejek Lotan 3rd sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"itu strategi, bodoh. Otak mu itu tak akan bisa berpikir keras layaknya otak ku" Balas Sizh Paro yang kembali memasang kuda-kudanya.

"asal kau tau saja, otak kami lebih cerdas dan hebat daripada otak mu itu." Sergah Lotan 3rd sambil menundukkan kepalanya seakan ia mulai kesal denge perkataan Sizh Paro.

Sizh paro hanya menundukkan kepalanya sambil tersenyum sedikit. Ia lalu mengeluarkan sebuah kunci aneh yang cukup besar.

"Sudah cukup pemanasannya, kita sudahi saja permainan ini..." kata Sizh Paro sambil mengangkat tinggi-tinggi kunci itu.
Seketika saja Kunci itu bersinar terang sehingga Lotan 3rd perlu menutup mata kameranya untuk menghalang cahaya itu.

Tak lama kemudian muncullah sebuah pesawat induk besar yang datang dari ufuk timur dan berhenti tepat di atas Lotan 3rd dan Sizh Paro. Ukuran Pesawat itu hampir seukuran 1/2 luas bangunan markas Accretia HeadQuarter. Pesawat besar itu berwarna oranye dengan beberapa booster yang menyemburkan api panas. Lalu, terlihat samar-samar oleh Lotan 3rd, sebuah pintu pada bawah tengah badan pesawat itu terbuka. Dan Lotan melihat lagi dari pintu itu terjatuh sesuatu yang berbentuk oranye.

BRAAAK...
Lalu benda yang di jatuhkan dari pesawat itu jatuh dan berada tepat di samping Sizh Paro.
"M.A.U ku telah datang.... bersiaplah, Lotan, The Third...." Ujar Sizh Paro yang semakin tersenyum kemenangan. Sedangkan Lotan 3rd semakin menundukkan kepalanya dan makin menggengam erat gagang kapaknya. Ternyata Lotan 3rd sudah sangat kesal di buatnya.

M.A.U Catapult Sizh Paro berwarna oranye dengan Body yang standar saja. Tapi perbedaannya, moncong laras pada tangan M.A.U nya itu berbentuk persegi yang sisinya berbentuk trapesium. Sedangkan di dalam tangan M.A.U nya itu terdapat sebuah heavy machine gun dengan peluru berKaliber 40mm. Peluru yang dapat menembus armor setebal apapun dan membunuh target dengan sangat cepat.
Lalu Sizh Paro naik ke bahu M.A.U itu dan menekan suatu tombol untuk membuka Kokpit dari M.A.U itu.

Cuuss.... Lalu Kokpit itu terbuka. Dan Sizh Paro bergerak untuk memasukinya. Tapi, Sizh paro tidak jadi memasuki Kokpit M.A.U itu karena...

"H...Helena? K..Kenapa kamu bisa ada disini?" bingung Sizh Paro yang melihat bahwa Helena Lavence sudah duduk di Kokpit dengan muka cemberut dan menyilangkan tangannya.
"Aku dan Bi Hammer di perintahkan Paduka Ell Dun Tanta untuk membawamu kembali kemarkas" ujar Helena sambil membuang mukanya dari hadapan Sizh Paro.
"KEMBALI? KAU TIDAK LIHAT AKU SEDANG BERTARUNG, HAH? SUDAH KU BILANG AKU AKAN MEMBUNUH LOTAN YANG..."
"AKU BILANG PULANGLAH SEKARANG!!" Potong Helena sambil menunjukkan rasa kesalnya yang sudah di ubun-ubun. Sizh Paro sangat tersentak dan terkaget-kaget atas bentakan dari Helena. Sizh Paro hanya menunduk menyesal, tak bisa berbuat apa-apa.
"m...maaf.... bukan maksudku untuk membentak mu.... tapi ell dun tanta memintaku untuk membawamu kembali. Ada hal yang ingin ia bicarakan dengan kamu... tentang Lotan The Last, tentunya." tutur Helena.
Sambil menggeram pelan, ia kemudian mengangguk dan masuk ke kokpit M.A.U itu.
Seketika saja Kokpit itu tertutup dan M.A.U itu diangkat kembali untuk masuk kedalam badan Pesawat Induk itu. Setelah M.A.U itu masuk, gate di pesawat itu tertutup. Lalu ia berputar arah menuju timur. Dan melesat pergi meninggalkan Kawasan Accretia HeadQuarter.







"huh, aku tak menyangka lotan the last jadi terkenal seperti ini. Kalau begini bisa bahaya..." gumam Lotan 3rd yang hanya berdiri melihat Pesawat itu terbang makin jauh... makin jauh.... Dan akhirnya hilang dari pandangan Lotan 3rd.



**********


1387th target.... 8.5 secs!
1388th target.... 11.2 secs!
1389th target.... 7.1 secs!
1390th target.... 6.8 secs!
1391th target.... 10.4 secs!


"Archon BlekedeT... Kira-kira sampai kapan test ini akan berakhir? sudah Hampir 4 jam kita disini..." keluh Warchon Fvcker yang mulai bosan karena terus-terusan saja memandangi layar monitor.
"bertahanlah sedikit. Aku tidak tahu kapan test ini akan selesai. Karena aku ingin mengetahui siapa wanita yang di kenal Doom. Karena itu aku harus mengecek setiap wanita yang ada pada seluruh rakyat Bellato. Dalam sensus Bellato 3 bulan yang lalu, ada 3581 wanita yang terdaftar. Jadi, aku harus memunculkan mereka dalam bentuk rekaan dan mengetesnya pada Doom satu persatu. Jadi perbandingan ketemunya dengan Wanita yang di kenal Doom adalah 1 banding 3581.Mungkin itu sebentar lagi, atau yang terakhir. Kita hanya perlu untuk sabar..." ujar Archon BlekedeT yang juga mulai bosan hanya memandangi data-data memori yang di keluarkan dari layar. Fvcker hanya diam dan menganggukkan kepalanya sedikit.

"baiklah, aku munculkan target ke 1392...." sambung Archon BlekedeT lagi. Ia meng-upload sebuah data pada chip profil penduduk Bellato itu, data yang Archon BlekedeT munculkan di pilih secara Random. Sehingga Archon BlekedeT pun tak tahu siapa yang akan muncul.

Ziiiing....

Sebuah bayangan putih muncul di depan Doom.
Doom pun bersiap dengan target yang akan muncul. Tangan metalnya itu semakin mengenggam

Lalu muncullah sebuah wanita dengan Rambut Coklat yang panjangnya sepinggang. Matanya berwarna Hijau cerah dan bibir merah muda yang tipis. Ekspresi wajahnya sayu seakan lemas. Sesuai data yang dikirimkan Archon BlekedeT, wanita itu berjalan pelan mendekati Doom.
"15 seconds has passed, the target is still there..." ujar Warchon Fvcker yang makin teliti mengamati data-data yang keluar di layar monitor.
Sedangkan Doom hanya gemetaran melihat bellato itu. Dan tanpa di sadarinya, Doom malah melangkah mundur seakan menjauhi Wanita itu. Mata kameranya itu bergerak tak tentu arahnya, rahangnya sampai bergetar kencang. Bahkan ia menjatuhkan Launchernya tanpa disadarinya. Doom benar-benar merasa lumpuh di hadapan wanita itu. Padahal Doom sadar itu hanyalah miniatur biasa. Tapi entah mengapa, seperti ada perasaan yang mengganggu jalan pikiran Doom.

"INI YANG KITA CARI, FVCKER! REKAM SEMUA DATA YANG MUNCUL!" komando arhcon BlekedeT kepada warchon Fvcker. Selagi warchon Fvcker merekam data, Archon BlekedeT sendiri menganalisa siapa wanita bellato ini.

tiba-tiba muncul tulisan-tulisan aneh pada seluruh layar monitor yang menampilkan data-data dari memori Doom.

ERROR
ERROR
ERROR
ERROR
ERROR
ACCESS DENIED
ERROR
ACCESS REJECTED
DISCONNECTED..........


Brugh!

Dari ruang pengawas, Archon BlekedeT dan warchon Fvcker melihat Doom yang tiba-tiba saja jatuh telungkup. Kontan saja mereka bingung, lalu Archon BlekedeT menyuruh warchon Fvcker untuk menghidupkan kembali sistim. Tapi, sebelum warchon Fvcker menghidupkan sistemnya, sebuah cahaya muncul dari layar monitor yang berada tepat di depan warchon Fvcker.

BLEGAAAAR.....

Layar Monitor itu meledak! dan langsung mementalkan warchon Fvcker beberapa meter.

BZT!!!
Sebuah kejutan tegangan listrik terasa di Kepala archon BlekedeT. Tapi kelama-lamaan tegangan itu semakin besar. Archon BlekedeT langsung terkaget-kaget dengan kenaikan tegangan listrik pada kepalanya itu yang angkanya melonjak dengan sangat cepat. archon BlekedeT hanya bisa mengerang-ngerang sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Ia lalu terjatuh sampai berguling-guling seakan rasa sakitnya sangat menyiksa dirinya.

"F...FFVCKEER!!! C..CHIPNYA L...LEPASKKKAN!!!!!!!!!!" erang Archon BlekedeT yang masih menekan kepalanya itu dengan sangat kuat. Lalu dengan respon tanggap warchon Fvcker yang cepat, ia langsung berlari menuju tempat Archon BlekedeT, lalu ia memegang chip kecil yang terpasanga pada sisi kepala Archon BlekedeT, lalu menariknya dengan paksa sehingga akhirnya chip itu terlepas dari kepala archon BlekedeT, warchon Fvcker langsung membuang chip itu keluar dari ruang pengawas. lalu tak lama kemudian chip itu meledak menjadi berkeping-keping sehingga tak ada lagi yang tersisa dari chip itu. Sedangkan itu, archon BlekedeT berhasil terlepas dari rasa sakitnya itu. Tapi dengan rasa kecewa, ia bangkit dan buru-buru menghampiri bekas ledakan chip itu, mengetahui bahwa Chip itu telah tiada. Archon BlekedeT tertunduk lemas, lalu ia mengangkat tangan kanannya keatas, dan di turunkan dengan sangat cepat sambil mengepalkan tangannya. DHUAAAK!!! Langsung saja lantai besi itu hancur lebur karena pukulan dari Archon BlekedeT. Dengan perasaan khawatir, warchon Fvcker menghampiri archon BlekedeT dan menanyakan keadaannya, Tapi archon BlekedeT tak menjawab, ia hanya menggumam,
"jika saja... aku dapat bertahan lebih lama sedikit.... aku pasti mengetahui identitas wanita itu dengan lengkap! SIAA4LL!!!" teriak nya dan langsung memukul lantai besi sehingga makin hancur tak terbentuk.
warchon Fvcker yang mengerti akan perasaan archon BlekedeT, hanya bisa menepuk pundak Archon BlekedeT seakan menunjukkan rasa keprihatinan dan simpatinya. Lalu archon BlekedeT berdiri, dan ia berkata pada warchon Fvcker,


"wanita itu... 2 huruf terdepan pada namanya adalah 'CL'!!!"

Chapter 5

Chapter 5


"Ravelt, Clayron, Buster, KAMU KEJAR BELLATO ITU! PUKUL IA MUNDUR HINGGA KELUAR AREA 213!" perintah VodkaH ke 3 accretians dan 3 accretians itu langsung mengaktifkan panzer pligelnya dan melesat pergi mengejar bellato itu.









NGGIIIIINGG.............

Suara bising yang sepertinya berasal dari belakang ku mulai me mekikkan telinga ku. Kontan saja aku menoleh kebelakang, Holly shit. Ada 1...2... ah, 3 accretian mendekatiku dengan panzer pligelnya! Ketiganya berarmor putih dengan corak emas, dengan panzer pligel yang sepertinya berbeda dari panzer pligel pada umumnya. Beraura biru kehitaman!
Ketiga accretians itu menatap ku dengan tajam, dan langsung mengeluarkan senjatanya masing-masing. Sebuah Platinum protector dilengkapi dengan Hora knifenya, seaccre lagi membawa Hora sword, dan yang satunya lagi menenteng Hora Akeron Launcher. Astaga! Mereka bukan accretia main-main! Aku harus lari! Tapi si4l! mereka cepat sekali! Lebih cepat dari kecepatan booster pada umumnya! Aku terkejar! s1aaal!!!!

DHUAAAARRR.....

Sebuah cross rocket menghantam armor warrior bellato ku, langsung saja aku terpental jauh dan jatuh terjembab di padang pasir ini. Sungguh sakit sekali. Padahal aku memakai armor warrior bellato yang sudah tebal begini saja masih belum mampu meredam kekuatan launcher accretia itu. Dengan tenaga yang tersisa. Aku bangkit dan terus mencoba menjauh dari accretia itu. Tapi belum saja aku mulai berlari, sebuah cross rocket lagi-lagi mendekati ku dengan sangat cepat.

BLEGAAAAAARRR.....

Ledakan yang sangat besar langsung 'melahap' diriku kedalam ruangannya yang sangat panas. Sekujur tubuh ku langsung terbakar oleh panasnya. Armor dan perisai beam parvis ini hampir meleleh karena panasnya yang tak bisa di gambarkan lagi dengan kata-kata.

Bruk!

Tubuhku jatuh lemas tak berdaya. Pandangan ku sudah kabur, aku tak bisa melkihat lagi dengan jelas.
Samar-samar aku melihat accretia yang membawa hora swordnya tepat didepanku. Ia berdiri di atasku seolah mengejek ku yang sudah berbaring tak berdaya ini. Ia mengangkat tinggi-tinggi hora swordnya, dan ujung hora sword itu di arahkan ke kepala ku....


JREEEB.........................................................


*****************


Kubuka mataku perlahan-lahan. Ah, dimana ini? Ruangan ini luas dan berwarna putih bersih. Di alam baka kah aku? Ternyata aku sudah mati ya... Haha. Si4l, aku mati konyol di hadapan accretia si4lan itu. Uh, andai saja tadi aku menuruti nasihatnya. Mungkin aku masih hidup dan masih dapat melanjutkan dendam ku. Tapi, semuanya sudah terlanjur, aku sudah mati. Tidak apa-apa lah, sebagian dendam ku telah terbalaskan. Tapi.... Accretia yang ku cari selama ini belum juga ku temukan. Cih.
Aku kemudian berdiri, dan berjalan dengan arah yang tak tentu. Di tengah kebingungan ini tiba-tiba aku di kagetkan dengan kedatangan wanita yang sangat cantik, rambutnya yang panjang sepinggang berwarna pirang dengan poni yang indah. Kedua matanya berwarna biru cerah, bibir tipis berwarna merah muda yang selalu tersenyum itu membuat ku menjadi terpana oleh kecantikannya. Tubuhnya sedikit lebih pendek dari aku tapi sangat langsing dan kulitnya putih cerah dan mulus. Oh... Apakah ini Bidadari yang di buat oleh tuhan untuk melayaniku? Sungguh, thanks banget god....
Ku dekati ia, dan ku sapa wanita itu, "hai cantik, apakah kamu adalah pasangan ku di alam ini?"
Ia tak segera menjawab, tapi ia makin tersenyum ke arah ku. Dan secara perlahan-lahan tangan kirinya menyentuh pipi kanan ku dengan lembut. Lalu tangan kanannya... mengayun dengan cepat ke arah pipi kiri ku....

PLAAAKKK.......................

Aduh! Aku di tamparnya! Mungkin karena ia malu ya? Dengan tetap tersenyum kembali kutatap ia... Tapi, yang kulihat didepan ku sekarang adalah seseorang yang besar sekali dan kekar, kepalanya mirip seperti Baphomet dengan 2 tanduk yang besar di kepalanya. Matanya adalah api yang menyala-nyala. Di tangannya ia membawa sebuah palu yang sangaaat besar. Berkali-kali lebih besar dari badan ku sendiri. Lalu ia membuka mulutnya... dan berteriak dengan suara super keras dan beratnya...


"WELCOME TO THE HELL....."


seketika ruangan yang putih berubah menjadi hitam dengan api-api yang menyala-nyala dari atas maupun bawah, dan lantai berubah menjadi lava gunung berapi. Lalu Palu besarnya itu di ayunkan ke arah kepala ku...


BUAAAAAAGHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!











"CHYPER?? UDAH SADAR LOE???"
"i..ibu... tolong jangan di jotos muka pasiennya. Salah-salah bisa gegar otak, bu"
"dia biasanya sadar kalau di jotos mukanya, sus!"

A..aw... Dengan rasa sakit di kepala ku ini, aku membuka mata dan mendapati aku sedang berbaring di ranjang putih. Ku lihat sekitar. Ada 2 wanita yang sedang adu mulut. Yang 1 berpakaian serba putih, dan yang 1 lagi memakai baju ranger.Ah, sepertinya aku mengenal wanita yang memakai baju ranger ini... siapa ya? err... eh...

"C..Clear??"

Wanita itu langsung menoleh ke arah ku, dan langsung berteriak,

"SADAR JUGA KAU!!!" *PLAAAAKKKK* Ia menampar ku lagi. Aduh, sakit. Tamparannya bukan seperti tamparannya gadis. Tapi lebih terasa seperti tamparan dagnu, atau... sepertinya lebih sakit dari dagnu.

Aku menunjukkan muka kesal ku ini ke Clear, tapi ia malah makin tersenyum bangga. Dan dengan ramah, ia berkata...

"Welcome to the hospital, Chyp"


*******************


Untung aku seorang warrior shield miller, jadi pemulihan aku tergolong cepat. Yah, meski aku masih terbaring di rumah sakit ini. Tapi setidaknya aku masih bisa sadar atau siuman. Coz kata susternya, kalo kondisinya separah ini, hanyalah warrior yang masih sadarkan diri. Sedangkan Spiritualis, ranger, dan specialist akan tetap tak sadar kan diri. Jadi mungkin aku beruntung juga di lahirkan sebagai warrior. Oke, aku bersyukur dan bangga dengan job shield miller ini. Setelah kejadian accretia yang menusuk kepala ku ini... eh? Menusuk? jika memang kepalaku tertusuk, Kenapa aku masih hidup? apalagi kalau di tusuk dengan hora sword itu, so pasti aku tak mungkin berada disini! Ada yang menyelamatkan aku kah?
Sekarang aku sedang berada di salah satu kamar di rumah sakit ini. Aku berbaring lemas di kasur yang cukup empuk dan putih ini. Di kamar ini hanya ada aku seorang, sendiri. Semalam Clear pamit ingin pulang. Ya sudah gapapa, namanya juga laka-laki masa' minta ditemenin... Gak banget gitu.

Tok... Tok... Tok...

"ya, silakan masuk" jawab ku memenuhi panggilan ketukan pintu itu.

Seorang dokter laki-laki datang, bersamaan dengan suster wanita yang mengikutinya dari belakang. Dan dengan sigap suster itu langsung menggantikan air infus dengan yang baru. Tapi Dokter itu menghampiriku dan duduk di kursi yang berada di samping ranjang tempat aku berbaring ini. Ia mengeluarkan suatu papan dengan kertas-kertas yang menempel di papan itu.

"Saya cek dulu ya luka bakarnya" pinta ia dengan sopannya. Dengan cepat aku mengangguk saja. Ia lalu memperhatikan sekujur tubuh ku. Ya, karena launcher itu, badan ku seluruhnya terbakar. Tapi masih beruntung aku masih hidup. Huh.

Lalu dengan cermat ia mengamati kulit-kulit ku yang terbakar dan mencatatnya di selembar kertas yang tertempel di papan yang dibawanya itu.

"luka bakar kelas 4...." gumamnya pelan sambil menyentuh kaki ku.

Ah, luka bakar kelas 4? artinya cukup parah. Di kedokteran ada 5 skala dalam pengukuran parahnya luka bakar. Semakin besar angkanya, semakin parah pula luka bakarnya. Sekali lagi, untung saja aku seorang warrior... Huh.

Lalu dokter itu memintaku untuk telungkup. Ia ingin melihat kondisi punggung ku. Aku turuti saja kemauan dokter itu, kemudian Aku berbalik. Dokter itu sepertinya terbelalak ketika melihat punggungku. Sekilas suster itu melihat punggungku dan berbisik,"astaga..."


Dokternya menyentuh punggungku. Tiba-tiba saja punggungku terasa sangat sakit. Sehingga secara tidak sadar aku mengerang kesakitan. Dokter itu tidak kaget, ia hanya memegang dagunya dan menganggukkan kepalanya sedikit.

"Katakan padaku, siapa yang membuat kamu jadi seperti ini?" tanyanya padaku sambil memandangi ku.
"yang membuat kamu menderita luka memar separah ini?" sambungnya lagi

Aku terdiam sebentar, mencoba mengingat apa yang terjadi tadi. Uh... Launcher... ya, launcher. Tapi aku lupa Launchernya yang apa. Ya sudah, aku beritahu saja apa yang aku tahu.
"oleh launcher dok" jawab ku singkat menjawab pertanyaan dokter itu.

Dokter itu menggelengkan kepalanya dan kembali bertanya,
"iya, apakah kamu tau jenis Launchernya apa?"

Holly shit, dokter cerewet. Tapi kalau untuk kesehatan diriku sendiri sih, oke, aku coba ingat-ingat... Urgh.... Bentuknya panjang, ada larasnya, warna putih dengan corak emas... apa ya? Akeron? Oh iya! Hora Akeron Launcher!

"Hora Akeron Launcher dok!" ujar ku semangat.

Lagi-lagi dokter itu menggelengkan kepalanya seakan ia tidak puas akan jawaban ku.

"tidak... tidak... Let me explain this. Ini bukan luka memar yang biasa di dapat dari Hora Akeron Launcher. Memarnya lebih kecil tapi sangat dalam dan mengerikan. Tak seperti pasien pada umumnya yang terkena tembakan Akeron Launcher. Ini berbeda." tutur dokter itu menjelaskan.
"berbeda gimana dok? Saya yakin benar kalo saya di tembak Akeron!" sela ku di tengah kecerewetan dokter itu.
"pokoknya berbeda, mungkin dari luar terlihat sama, tapi jika saya teliti lebih dalam, terlihat perbedaan yang sangat besar. Pokoknya ini bukan dari akeron launcher. Mungkin, sebelum anda di tembak oleh akeron, anda sudah di tembak oleh launcher yang lain?"

Seketika saja yang terbayang oleh ku adalah... Bazooka Launcher... Milik Gunner Accretia itu? T...TIDAK MUNGKIN! Itu hanyalah sebuah launcher lemah yang tak mungkin melukaiku sampai separah ini!

"Apakah anda tau launcher yang menembak anda sebelum akeron?" tanya dokter itu sekali lagi dan membuyarkan lamunan ku

"i..iya pak, Launchernya adalah.... Bazooka Launcher" kataku yang merasa sepertinya dokter itu akan terkejut mendengar jawaban ku ini.

ternyata Dokter itu tak terkejut. Ia hanya manggut-manggut dan memegang dagunya lagi.

"ternyata benar apa yang di katakan Bi Hammer...." ujarnya pelan sambil menghela napas. Belum sempat aku bertanya apa yang memang di katakan Bi Hammer. Si dokter itu langsung berdiri dan bergegas meninggalkan ruangan ku ini di ikuti dengan suster itu.


Ya, sekarang aku sendiri lagi. Aku memanfaatkan waktu yang membosankan ini untuk.... Tidur! ya, lelah sekali... Persetan dengan Bazooka dan apa yang di katakan Bi Hammer... Aku Mau Tidur!!! YEAH!


**********************


Pelatihan ini sungguh sangat membosankan. Mau dibilang ini pelatihan khusus atau apa kek, yang penting ini sangat membosankan. Hasilnya sih ada, tapi, ya... Gak terasa banget. Dari tadi aku hanya di suruh untuk latihan-latihan keterampilan dan gerakan dasar. Benar-benar tak menarik, apalagi untuk di ikuti. Tapi, anehnya, kok archon malah mengharuskan saya untuk mengikuti pelatihan 'aneh' ini. Memang aku kenapa ya? Apa aku ini spesial di kalangan dewan?

"DOOM... NGAPAIN KAMU MELAMUN?? KEEP SHOOTING THE TARGET!!!" teriak Bos Elwin membuyarkan lamunan ku.
"IYA AH! UDAH 4 JAM GINI MULU JADI MALES BOS!!" kesal ku sembari menembak miniatur target yang ke-15.692 kalinya.

Bos Elwin masih saja memperhatikan aku bagaimana aku menembak dari ruang pengawas. Sedang kan aku masih berada di ruang simulasi ini. Ruang ini canggih sekali. Simulasi targetnya mirip betulan. Ada miniatur M.A.U, animus cora, cora itu sendiri, dan prajurit bellato. Target itu bergerak dan dapet menyerang juga, dan dapat pula menghindar jika aku tembak. Target bisa datang dari segala arah. Dari belakang bisa, kanan, kiri, bawah, atas, depan dll. Sehingga detektor kehidupan, mata, dan radar ku harus bekerja keras untuk dapat mendeteksi keberadaan target.

"OKE DOOM, SETELAH 20.000 TARGET YANG KENA, KAMU BOLEH ISTIRAHAT!!" kata bos Elwin melalu speaker ruangan.
"DUA PULUH RIBU???? WHAT THE HELL??????!!!!!!!!" protesku menjawab perintah bos ELwin.
"JUST DO IT!!!" teriak Bos Elwin dan dengan santainya ia meninggalkan ruangan pengawasan dan menghilang dari pandangan ku.

Bangs4t.... Aku di tinggal sendirian gini. Di tengah ricuhnya target yang bermunculan dari segala arah.

DRRRRREETTT.... DRREEETTT......

Zzzzzz, peluru simulasi dari M.A.U itu mengenai siege ku yang sedang ku pakai.... Uh, konsentrasi!!! HEAAAAAA!!!!!!!!!!!


-----------------------------------------------------------------------------------















Ah, dimana aku ini? Bukankah seharusnya ini adalah Markas Novus Bellato? Tapi yang ku lihat disini hanya lah padang pasir yang gersang. Benar-benar tak ada apa-apa. Hanyalah sebuah padang gersang tanpa tanda-tanda kehidupan. Aku bingung, ku lihat pada GPS ku, tapi ini memang lokasi Markas bellato. Tapi kenapa tak ada bangunan bellato sama sekali? Kenapa tak ada Bellatians yang ada? Kenapa??!

Aku sendiri disini, tidak ada siapa-siapa. Hanya di temani oleh semilir angin yang membawa sedikit kesejukan di tengah panasnya padang pasir ini. Ah, apa yang harus ku perbuat?

Aku melangkah tanpa arah dan tujuan. Tak ada lagi bellato yang ku lihat disini. Tiba-tiba dari ufuk langit aku melihat seperti sinar biru yang sangat terang, apa itu? Secara tidak sadar aku melangkah menjauhinya. Entah, tapi aku merasakan hawa yang mengerikan dari cahaya biru itu. Cahaya itu rasanya semakin mendekat saja ke arah ku. Semakin dekat... semakin dekat... Aku bisa melihat jelas apa yang ada di cahaya biru itu.... A..Accretia... CELAKA!! Segera saja ku keluarkan senjata ku. Bersiap dari serangan yang akan di lancarkan dia.

Ia memakai alat aneh yang ada terpasang pada punggungnya. Alat itu mirip Panzer Pligel Accretia hanya saja yang ini lebih besar dan seukuran dengan accretia itu. Alat itu mengeluarkan cahaya biru pada 'sayap-sayap'nya. Sepertinya alat itu yang membuat accretia itu bisa melayang di udara dan melesat dengan kecepatan tinggi. Accretia itu kemudian mematikan sistem alat itu dan mendarat didepan hadapan ku.

Dengan langkah yang pelan, ia mendekatiku sambil membawa pedang aneh yang mirip Hora Sword, Tapi pada bagian tengahnya berwarna hitam dan bagian tepinya sangat terang bagaikan matahari... Melihat pedang itu seperti sedang merasakan gerhana matahari. Tapi aku yakin itu bukan Dark Beam Sword. Dari jarak sekitar 50 meter ini, aku sudah merasakan panasnya yang di pancarkan pedang itu, sungguh mengerikan. Aku bertanya pada dia dengan bahasa accretia berkali-kali, Siapa Kamu? Siapa Kamu? Tapi ia sama sekali tak menggubris pertanyaan ku. Ia semakin mendekat ke aku. Rasanya aku harus menyerang dia, tapi... aku ketakutan... Entah mengapa. Padahal aku ini Pahlawan Bellato. Tapi aku merasa sangat takut kepada accretia yang satu ini. Entah, aku tidak tahu. Tubuhku rasanya memerintahkan aku untuk mundur. Dan benar saja, Accretia itu memakai skill master "Sprint Attack", tiba-tiba ia berada di depan ku. Dan dengan sekali ayunan vertikal, pedang itu menghantam tanah yang berada tepat di depan ku... DHUARR! Ledakan yang sangat besar terjadi, aku terpental jauh dan jatuh terkapar. Aku mencoba bangkit dengan susah payah, dan aku lihat di depan ku, sebuah kawah ledakan besar tercipta karena ledakan itu, dan di depan ku muncul lagi accretia yang tadi. Dengan terbata-bata, Aku menanyakan ia sekali lagi "s...siapa... Kau?". Accretia itu tetap tak memperdulikan pertanyaan ku. Senjata pedang itu dia ganti dengan Launcher aneh yang berwarna biru dengan aura putih terang pada ujungnya. Ia lalu memasang siege kit yang berwarna putih mengkilap dan bercahaya putih dengan aura biru pada moncongnya. Aku yang terbaring tak berdaya ini hanya pasrah ketika ujung launcher itu mengarah pada ku.

DHUUARRR!!!!!!..........



Seketika saja pandanganku langsung berubah menjadi gelap.... Aku tak merasakan tubuh ku lagi. Tapi ditengah kegelapan ini, aku mendengar suara bisikan kecil....

"Lotan the last... has come. He will destroy us. He will protect us, too"

setelah itu, Aku terbangung dari mimpi ku. Selama 3 hari ini, aku bermimpi yang sama setiap hari. Aku rasa ini sebuah pertanda. Tapi jujur saja aku belum yakin benar pada mimpi ini.





"itulah yang di ceritakan Bi Hammer. Bahkan Sizh paro dan Helena Lavence juga mengalami mimpi yang sama. Dan mimpi itu terulang-ulang sampai 3 kali..." ujar Clear pada ku.
"ya, aku curiga akan Lotan the Last itu... kenapa ia muncul di saat sekarang? sangat aneh..." Sambung Reaves sambil memegang dagunya seakan sedang berpikir keras.
"lebih aneh lagi kenapa Ia akan menghancurkan kita, tapi ia melindungi kita!" sergah Clowreedt menyela pikiran Reaves
"enak aja, lebih anehan yang gue!" Kata Reaves tak mau mengalah
"swt, punya gue yang lebih aneh!" timpal Clowreedt lagi
"nggak! Gue yang lebih aneh!"
"zzzz! Pokoknya gue yang lebih aneh!!"

"STOP STOP.... tiap hari kalian berantem terus sih?" sela Clear sambil memisahkan mereka.
"zzz... dia aja yang ngotot mulu" alasan Reaves sambil mengacung jari jempol terbalik ke Clowreedt.
"grrr.... dia juga ga mau ngalah!" ikut Clowreedt sambil mengacungkan jari tengahnya ke Reaves.
"zzzzzz.... Udah stop! Kasian dong, liat tuh Chyper lagi capek, masa kita dateng kok malah bikin ribut... kita kan dateng buat nengokin Chyper" kata clear. Dan akhirnya Clowreedt dan Reaves kembali duduk dengan tenang di Sofa. Aku pun sempat ingin tertawa melihat nih pasangan kalau berantem. Ha? kok pasangan? bukan berarti mereka sudah nikah atau pacaran. Hanya saja tingkah laku mereka memang seperti itu. Dari pertama kali bertemu di akademi sampai sekarang. Masiiih saja bertengkar layaknya anak kecil. Huh, lama-lama seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Lucu sih. Lucunya karena mereka aneh.

"NGAPAEN ELU SENYUM-SENYUM CHYP??!!!" geram Clowreedt dengan muka mengintimidasi yang membuat aku jadi terpaku dan dengan terburu-buru kembali makan Buah-buahan yang di bawa Clear.
Sedangkan daritadi, aku melihat Clara yang duduk di kursi hanya tertunduk diam. Sejak dulu ia seperti itu. Sejak ada kejadian 'itu', ah, sudahlah, tak perlu aku mengingat kejadian menyakitkan itu. Yang berlalu biarkanla berlalu. Tapi karena kejadian itu, ia memberikan ku tujuan hidup, yaitu untuk.... Balas dendam.

PLAAAAK........

"WEW, ngapain kamu nampar aku??" protes aku ke clear yang barusan saja menampar pipi ku.
"jangan bengong dong, ntar kesambet setan loh" jawab Clear sambil tertawa cekikikan. Ah, dasar nih anak masih bocah juga.

"By The Way, gue inget kalo gue mau dibunuh sama Accretia. Siapa yang nyelamatin gue?" tanya ku ke semua teman ku ini.

"GUE!!!" Clear, Clow, dan Reav menjawab serempak.
"yeah, i mean... us" Sambung Clear.
"gimana caranya kalian nyelamatin aku yang udah di ujung tanduk nyawanya" bingung ku.

"biar gue yang jelasin!" sela Clowreedt sambil mengacungkan tangannya.
"enak aja, gue yang lebih pantas buat ngejelasin!" kata Reaves sambil menurunkan tangan Clowreedt
"HAYO BERANTEM LAGI.... MAU GUE BAWA BEMO GUE KESINI BUAT TOEL-TOEL KALIAN HAH??!" teriak Clear dan langsung membuat diam kedua bocah ini.

"udah, aku aja yang jelasin. Gini Chyp, sebenarnya, yang menyelamatkan kamu itu... Clara" jelas Clear sambil menoleh ke Clara. Aku pun menoleh ke Clara. Tapi Clara hanya diam dan semakin tertunduk.
"Clara memberitahu kami, kalau dia merasa kamu sedang kesusahan, jadi kami bertiga, aku, Clowreedt, dan Reaves langsung cabut menuju armory 213. Ternyata memang benar kamu sedang kerepotan menghadapi 3 accretia..." ujar Clear yang makin komat kamit. Tapi aku tak butuh penjelasan itu. Sebenarnya aku hanya ingin menyampaikan rasa terima kasih ini. Maka dari itu aku potong saja pembicaraan clear. Dan aku berkata,

"semuanya, Clara, Clear, Clowreedt, dan Reaves. Terima kasih banget kalian mau menyelamatkan aku. Aku benar-benar berhutang budi dan nyawa kepada..." *PLAAAAK*

belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Clear sudah menampar ku lagi.

"kamu itu bodoh, Chyp. Kami tak perlu terima kasih dan pembalasan budi dari mu. Kita ini kan sahabat. Kita pasti saling membutuhkan dan saling menolong. Iya, kan?" Ujar clear sambil menunjukkan senyum yang indah. Clowreedt, Reaves juga ikut tersenyum. Di sela-sela rambut Clara, aku juga tau ia sedang tersenyum sambil sesekali mengusap air matanya.


Aku beruntung mempunyai sahabat seperti kalian.... sangat beruntung.....


****************************

Di ruang Archon, Accretia Empire.


"Hai, Elwin... Bagaimana perkembangan Doom?" Tanya Archon BlekedeT kepada Elwin yang sedang duduk di singgasana archonnya.
"Ia semakin berkembang sesuai perkiraan. Hanya saja, ada suatu masalah dengannya, Archon" tutur Elwin sambil duduk di depan Meja Archon
"apakah masalah itu? Bisakah di selesaikan?" Tanya BlekedeT lagi.







"Doom.... mengalami kesulitan untuk membunuh Wanita Bellato...."




****************************

Di ruang Pemimpin Bangsa, Bellato Union.


"sepertinya kabar kedatangan Lotan terakhir memang benar ya..." ujar Ell Dun Tanta sambil menumpukan tangannya di dagu.
"ya, ini bukan mimpi biasa. Kami semua mengalami mimpi yang sama. Dan ini terulang 3 kali berturut-turut" tutur Bi Hammer sembari menyilangkan tangannya dan merebahkan tubuhnya ke sandaran kursi.
"lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Helena yang terlihat kebingungan.

Kemudian Sizh Paro berdiri sambil membawa pedangnya, dan melangkah pergi menuju pintu di keluar di ruangan itu.

"apa yang kau lakukan, Sizh?" cegah Ell Dun Tanta melihat Sizh Paro yang semakin cepat berjalan menuju pintu keluar.



"Akan ku bunuh Lotan the Last itu"