Chapter 5
"Ravelt, Clayron, Buster, KAMU KEJAR BELLATO ITU! PUKUL IA MUNDUR HINGGA KELUAR AREA 213!" perintah VodkaH ke 3 accretians dan 3 accretians itu langsung mengaktifkan panzer pligelnya dan melesat pergi mengejar bellato itu.
NGGIIIIINGG.............
Suara bising yang sepertinya berasal dari belakang ku mulai me mekikkan telinga ku. Kontan saja aku menoleh kebelakang, Holly shit. Ada 1...2... ah, 3 accretian mendekatiku dengan panzer pligelnya! Ketiganya berarmor putih dengan corak emas, dengan panzer pligel yang sepertinya berbeda dari panzer pligel pada umumnya. Beraura biru kehitaman!
Ketiga accretians itu menatap ku dengan tajam, dan langsung mengeluarkan senjatanya masing-masing. Sebuah Platinum protector dilengkapi dengan Hora knifenya, seaccre lagi membawa Hora sword, dan yang satunya lagi menenteng Hora Akeron Launcher. Astaga! Mereka bukan accretia main-main! Aku harus lari! Tapi si4l! mereka cepat sekali! Lebih cepat dari kecepatan booster pada umumnya! Aku terkejar! s1aaal!!!!
DHUAAAARRR.....
Sebuah cross rocket menghantam armor warrior bellato ku, langsung saja aku terpental jauh dan jatuh terjembab di padang pasir ini. Sungguh sakit sekali. Padahal aku memakai armor warrior bellato yang sudah tebal begini saja masih belum mampu meredam kekuatan launcher accretia itu. Dengan tenaga yang tersisa. Aku bangkit dan terus mencoba menjauh dari accretia itu. Tapi belum saja aku mulai berlari, sebuah cross rocket lagi-lagi mendekati ku dengan sangat cepat.
BLEGAAAAAARRR.....
Ledakan yang sangat besar langsung 'melahap' diriku kedalam ruangannya yang sangat panas. Sekujur tubuh ku langsung terbakar oleh panasnya. Armor dan perisai beam parvis ini hampir meleleh karena panasnya yang tak bisa di gambarkan lagi dengan kata-kata.
Bruk!
Tubuhku jatuh lemas tak berdaya. Pandangan ku sudah kabur, aku tak bisa melkihat lagi dengan jelas.
Samar-samar aku melihat accretia yang membawa hora swordnya tepat didepanku. Ia berdiri di atasku seolah mengejek ku yang sudah berbaring tak berdaya ini. Ia mengangkat tinggi-tinggi hora swordnya, dan ujung hora sword itu di arahkan ke kepala ku....
JREEEB.........................................................
*****************
Kubuka mataku perlahan-lahan. Ah, dimana ini? Ruangan ini luas dan berwarna putih bersih. Di alam baka kah aku? Ternyata aku sudah mati ya... Haha. Si4l, aku mati konyol di hadapan accretia si4lan itu. Uh, andai saja tadi aku menuruti nasihatnya. Mungkin aku masih hidup dan masih dapat melanjutkan dendam ku. Tapi, semuanya sudah terlanjur, aku sudah mati. Tidak apa-apa lah, sebagian dendam ku telah terbalaskan. Tapi.... Accretia yang ku cari selama ini belum juga ku temukan. Cih.
Aku kemudian berdiri, dan berjalan dengan arah yang tak tentu. Di tengah kebingungan ini tiba-tiba aku di kagetkan dengan kedatangan wanita yang sangat cantik, rambutnya yang panjang sepinggang berwarna pirang dengan poni yang indah. Kedua matanya berwarna biru cerah, bibir tipis berwarna merah muda yang selalu tersenyum itu membuat ku menjadi terpana oleh kecantikannya. Tubuhnya sedikit lebih pendek dari aku tapi sangat langsing dan kulitnya putih cerah dan mulus. Oh... Apakah ini Bidadari yang di buat oleh tuhan untuk melayaniku? Sungguh, thanks banget god....
Ku dekati ia, dan ku sapa wanita itu, "hai cantik, apakah kamu adalah pasangan ku di alam ini?"
Ia tak segera menjawab, tapi ia makin tersenyum ke arah ku. Dan secara perlahan-lahan tangan kirinya menyentuh pipi kanan ku dengan lembut. Lalu tangan kanannya... mengayun dengan cepat ke arah pipi kiri ku....
PLAAAKKK.......................
Aduh! Aku di tamparnya! Mungkin karena ia malu ya? Dengan tetap tersenyum kembali kutatap ia... Tapi, yang kulihat didepan ku sekarang adalah seseorang yang besar sekali dan kekar, kepalanya mirip seperti Baphomet dengan 2 tanduk yang besar di kepalanya. Matanya adalah api yang menyala-nyala. Di tangannya ia membawa sebuah palu yang sangaaat besar. Berkali-kali lebih besar dari badan ku sendiri. Lalu ia membuka mulutnya... dan berteriak dengan suara super keras dan beratnya...
"WELCOME TO THE HELL....."
seketika ruangan yang putih berubah menjadi hitam dengan api-api yang menyala-nyala dari atas maupun bawah, dan lantai berubah menjadi lava gunung berapi. Lalu Palu besarnya itu di ayunkan ke arah kepala ku...
BUAAAAAAGHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
"CHYPER?? UDAH SADAR LOE???"
"i..ibu... tolong jangan di jotos muka pasiennya. Salah-salah bisa gegar otak, bu"
"dia biasanya sadar kalau di jotos mukanya, sus!"
A..aw... Dengan rasa sakit di kepala ku ini, aku membuka mata dan mendapati aku sedang berbaring di ranjang putih. Ku lihat sekitar. Ada 2 wanita yang sedang adu mulut. Yang 1 berpakaian serba putih, dan yang 1 lagi memakai baju ranger.Ah, sepertinya aku mengenal wanita yang memakai baju ranger ini... siapa ya? err... eh...
"C..Clear??"
Wanita itu langsung menoleh ke arah ku, dan langsung berteriak,
"SADAR JUGA KAU!!!" *PLAAAAKKKK* Ia menampar ku lagi. Aduh, sakit. Tamparannya bukan seperti tamparannya gadis. Tapi lebih terasa seperti tamparan dagnu, atau... sepertinya lebih sakit dari dagnu.
Aku menunjukkan muka kesal ku ini ke Clear, tapi ia malah makin tersenyum bangga. Dan dengan ramah, ia berkata...
"Welcome to the hospital, Chyp"
*******************
Untung aku seorang warrior shield miller, jadi pemulihan aku tergolong cepat. Yah, meski aku masih terbaring di rumah sakit ini. Tapi setidaknya aku masih bisa sadar atau siuman. Coz kata susternya, kalo kondisinya separah ini, hanyalah warrior yang masih sadarkan diri. Sedangkan Spiritualis, ranger, dan specialist akan tetap tak sadar kan diri. Jadi mungkin aku beruntung juga di lahirkan sebagai warrior. Oke, aku bersyukur dan bangga dengan job shield miller ini. Setelah kejadian accretia yang menusuk kepala ku ini... eh? Menusuk? jika memang kepalaku tertusuk, Kenapa aku masih hidup? apalagi kalau di tusuk dengan hora sword itu, so pasti aku tak mungkin berada disini! Ada yang menyelamatkan aku kah?
Sekarang aku sedang berada di salah satu kamar di rumah sakit ini. Aku berbaring lemas di kasur yang cukup empuk dan putih ini. Di kamar ini hanya ada aku seorang, sendiri. Semalam Clear pamit ingin pulang. Ya sudah gapapa, namanya juga laka-laki masa' minta ditemenin... Gak banget gitu.
Tok... Tok... Tok...
"ya, silakan masuk" jawab ku memenuhi panggilan ketukan pintu itu.
Seorang dokter laki-laki datang, bersamaan dengan suster wanita yang mengikutinya dari belakang. Dan dengan sigap suster itu langsung menggantikan air infus dengan yang baru. Tapi Dokter itu menghampiriku dan duduk di kursi yang berada di samping ranjang tempat aku berbaring ini. Ia mengeluarkan suatu papan dengan kertas-kertas yang menempel di papan itu.
"Saya cek dulu ya luka bakarnya" pinta ia dengan sopannya. Dengan cepat aku mengangguk saja. Ia lalu memperhatikan sekujur tubuh ku. Ya, karena launcher itu, badan ku seluruhnya terbakar. Tapi masih beruntung aku masih hidup. Huh.
Lalu dengan cermat ia mengamati kulit-kulit ku yang terbakar dan mencatatnya di selembar kertas yang tertempel di papan yang dibawanya itu.
"luka bakar kelas 4...." gumamnya pelan sambil menyentuh kaki ku.
Ah, luka bakar kelas 4? artinya cukup parah. Di kedokteran ada 5 skala dalam pengukuran parahnya luka bakar. Semakin besar angkanya, semakin parah pula luka bakarnya. Sekali lagi, untung saja aku seorang warrior... Huh.
Lalu dokter itu memintaku untuk telungkup. Ia ingin melihat kondisi punggung ku. Aku turuti saja kemauan dokter itu, kemudian Aku berbalik. Dokter itu sepertinya terbelalak ketika melihat punggungku. Sekilas suster itu melihat punggungku dan berbisik,"astaga..."
Dokternya menyentuh punggungku. Tiba-tiba saja punggungku terasa sangat sakit. Sehingga secara tidak sadar aku mengerang kesakitan. Dokter itu tidak kaget, ia hanya memegang dagunya dan menganggukkan kepalanya sedikit.
"Katakan padaku, siapa yang membuat kamu jadi seperti ini?" tanyanya padaku sambil memandangi ku.
"yang membuat kamu menderita luka memar separah ini?" sambungnya lagi
Aku terdiam sebentar, mencoba mengingat apa yang terjadi tadi. Uh... Launcher... ya, launcher. Tapi aku lupa Launchernya yang apa. Ya sudah, aku beritahu saja apa yang aku tahu.
"oleh launcher dok" jawab ku singkat menjawab pertanyaan dokter itu.
Dokter itu menggelengkan kepalanya dan kembali bertanya,
"iya, apakah kamu tau jenis Launchernya apa?"
Holly shit, dokter cerewet. Tapi kalau untuk kesehatan diriku sendiri sih, oke, aku coba ingat-ingat... Urgh.... Bentuknya panjang, ada larasnya, warna putih dengan corak emas... apa ya? Akeron? Oh iya! Hora Akeron Launcher!
"Hora Akeron Launcher dok!" ujar ku semangat.
Lagi-lagi dokter itu menggelengkan kepalanya seakan ia tidak puas akan jawaban ku.
"tidak... tidak... Let me explain this. Ini bukan luka memar yang biasa di dapat dari Hora Akeron Launcher. Memarnya lebih kecil tapi sangat dalam dan mengerikan. Tak seperti pasien pada umumnya yang terkena tembakan Akeron Launcher. Ini berbeda." tutur dokter itu menjelaskan.
"berbeda gimana dok? Saya yakin benar kalo saya di tembak Akeron!" sela ku di tengah kecerewetan dokter itu.
"pokoknya berbeda, mungkin dari luar terlihat sama, tapi jika saya teliti lebih dalam, terlihat perbedaan yang sangat besar. Pokoknya ini bukan dari akeron launcher. Mungkin, sebelum anda di tembak oleh akeron, anda sudah di tembak oleh launcher yang lain?"
Seketika saja yang terbayang oleh ku adalah... Bazooka Launcher... Milik Gunner Accretia itu? T...TIDAK MUNGKIN! Itu hanyalah sebuah launcher lemah yang tak mungkin melukaiku sampai separah ini!
"Apakah anda tau launcher yang menembak anda sebelum akeron?" tanya dokter itu sekali lagi dan membuyarkan lamunan ku
"i..iya pak, Launchernya adalah.... Bazooka Launcher" kataku yang merasa sepertinya dokter itu akan terkejut mendengar jawaban ku ini.
ternyata Dokter itu tak terkejut. Ia hanya manggut-manggut dan memegang dagunya lagi.
"ternyata benar apa yang di katakan Bi Hammer...." ujarnya pelan sambil menghela napas. Belum sempat aku bertanya apa yang memang di katakan Bi Hammer. Si dokter itu langsung berdiri dan bergegas meninggalkan ruangan ku ini di ikuti dengan suster itu.
Ya, sekarang aku sendiri lagi. Aku memanfaatkan waktu yang membosankan ini untuk.... Tidur! ya, lelah sekali... Persetan dengan Bazooka dan apa yang di katakan Bi Hammer... Aku Mau Tidur!!! YEAH!
**********************
Pelatihan ini sungguh sangat membosankan. Mau dibilang ini pelatihan khusus atau apa kek, yang penting ini sangat membosankan. Hasilnya sih ada, tapi, ya... Gak terasa banget. Dari tadi aku hanya di suruh untuk latihan-latihan keterampilan dan gerakan dasar. Benar-benar tak menarik, apalagi untuk di ikuti. Tapi, anehnya, kok archon malah mengharuskan saya untuk mengikuti pelatihan 'aneh' ini. Memang aku kenapa ya? Apa aku ini spesial di kalangan dewan?
"DOOM... NGAPAIN KAMU MELAMUN?? KEEP SHOOTING THE TARGET!!!" teriak Bos Elwin membuyarkan lamunan ku.
"IYA AH! UDAH 4 JAM GINI MULU JADI MALES BOS!!" kesal ku sembari menembak miniatur target yang ke-15.692 kalinya.
Bos Elwin masih saja memperhatikan aku bagaimana aku menembak dari ruang pengawas. Sedang kan aku masih berada di ruang simulasi ini. Ruang ini canggih sekali. Simulasi targetnya mirip betulan. Ada miniatur M.A.U, animus cora, cora itu sendiri, dan prajurit bellato. Target itu bergerak dan dapet menyerang juga, dan dapat pula menghindar jika aku tembak. Target bisa datang dari segala arah. Dari belakang bisa, kanan, kiri, bawah, atas, depan dll. Sehingga detektor kehidupan, mata, dan radar ku harus bekerja keras untuk dapat mendeteksi keberadaan target.
"OKE DOOM, SETELAH 20.000 TARGET YANG KENA, KAMU BOLEH ISTIRAHAT!!" kata bos Elwin melalu speaker ruangan.
"DUA PULUH RIBU???? WHAT THE HELL??????!!!!!!!!" protesku menjawab perintah bos ELwin.
"JUST DO IT!!!" teriak Bos Elwin dan dengan santainya ia meninggalkan ruangan pengawasan dan menghilang dari pandangan ku.
Bangs4t.... Aku di tinggal sendirian gini. Di tengah ricuhnya target yang bermunculan dari segala arah.
DRRRRREETTT.... DRREEETTT......
Zzzzzz, peluru simulasi dari M.A.U itu mengenai siege ku yang sedang ku pakai.... Uh, konsentrasi!!! HEAAAAAA!!!!!!!!!!!
-----------------------------------------------------------------------------------
Ah, dimana aku ini? Bukankah seharusnya ini adalah Markas Novus Bellato? Tapi yang ku lihat disini hanya lah padang pasir yang gersang. Benar-benar tak ada apa-apa. Hanyalah sebuah padang gersang tanpa tanda-tanda kehidupan. Aku bingung, ku lihat pada GPS ku, tapi ini memang lokasi Markas bellato. Tapi kenapa tak ada bangunan bellato sama sekali? Kenapa tak ada Bellatians yang ada? Kenapa??!
Aku sendiri disini, tidak ada siapa-siapa. Hanya di temani oleh semilir angin yang membawa sedikit kesejukan di tengah panasnya padang pasir ini. Ah, apa yang harus ku perbuat?
Aku melangkah tanpa arah dan tujuan. Tak ada lagi bellato yang ku lihat disini. Tiba-tiba dari ufuk langit aku melihat seperti sinar biru yang sangat terang, apa itu? Secara tidak sadar aku melangkah menjauhinya. Entah, tapi aku merasakan hawa yang mengerikan dari cahaya biru itu. Cahaya itu rasanya semakin mendekat saja ke arah ku. Semakin dekat... semakin dekat... Aku bisa melihat jelas apa yang ada di cahaya biru itu.... A..Accretia... CELAKA!! Segera saja ku keluarkan senjata ku. Bersiap dari serangan yang akan di lancarkan dia.
Ia memakai alat aneh yang ada terpasang pada punggungnya. Alat itu mirip Panzer Pligel Accretia hanya saja yang ini lebih besar dan seukuran dengan accretia itu. Alat itu mengeluarkan cahaya biru pada 'sayap-sayap'nya. Sepertinya alat itu yang membuat accretia itu bisa melayang di udara dan melesat dengan kecepatan tinggi. Accretia itu kemudian mematikan sistem alat itu dan mendarat didepan hadapan ku.
Dengan langkah yang pelan, ia mendekatiku sambil membawa pedang aneh yang mirip Hora Sword, Tapi pada bagian tengahnya berwarna hitam dan bagian tepinya sangat terang bagaikan matahari... Melihat pedang itu seperti sedang merasakan gerhana matahari. Tapi aku yakin itu bukan Dark Beam Sword. Dari jarak sekitar 50 meter ini, aku sudah merasakan panasnya yang di pancarkan pedang itu, sungguh mengerikan. Aku bertanya pada dia dengan bahasa accretia berkali-kali, Siapa Kamu? Siapa Kamu? Tapi ia sama sekali tak menggubris pertanyaan ku. Ia semakin mendekat ke aku. Rasanya aku harus menyerang dia, tapi... aku ketakutan... Entah mengapa. Padahal aku ini Pahlawan Bellato. Tapi aku merasa sangat takut kepada accretia yang satu ini. Entah, aku tidak tahu. Tubuhku rasanya memerintahkan aku untuk mundur. Dan benar saja, Accretia itu memakai skill master "Sprint Attack", tiba-tiba ia berada di depan ku. Dan dengan sekali ayunan vertikal, pedang itu menghantam tanah yang berada tepat di depan ku... DHUARR! Ledakan yang sangat besar terjadi, aku terpental jauh dan jatuh terkapar. Aku mencoba bangkit dengan susah payah, dan aku lihat di depan ku, sebuah kawah ledakan besar tercipta karena ledakan itu, dan di depan ku muncul lagi accretia yang tadi. Dengan terbata-bata, Aku menanyakan ia sekali lagi "s...siapa... Kau?". Accretia itu tetap tak memperdulikan pertanyaan ku. Senjata pedang itu dia ganti dengan Launcher aneh yang berwarna biru dengan aura putih terang pada ujungnya. Ia lalu memasang siege kit yang berwarna putih mengkilap dan bercahaya putih dengan aura biru pada moncongnya. Aku yang terbaring tak berdaya ini hanya pasrah ketika ujung launcher itu mengarah pada ku.
DHUUARRR!!!!!!..........
Seketika saja pandanganku langsung berubah menjadi gelap.... Aku tak merasakan tubuh ku lagi. Tapi ditengah kegelapan ini, aku mendengar suara bisikan kecil....
"Lotan the last... has come. He will destroy us. He will protect us, too"
setelah itu, Aku terbangung dari mimpi ku. Selama 3 hari ini, aku bermimpi yang sama setiap hari. Aku rasa ini sebuah pertanda. Tapi jujur saja aku belum yakin benar pada mimpi ini.
"itulah yang di ceritakan Bi Hammer. Bahkan Sizh paro dan Helena Lavence juga mengalami mimpi yang sama. Dan mimpi itu terulang-ulang sampai 3 kali..." ujar Clear pada ku.
"ya, aku curiga akan Lotan the Last itu... kenapa ia muncul di saat sekarang? sangat aneh..." Sambung Reaves sambil memegang dagunya seakan sedang berpikir keras.
"lebih aneh lagi kenapa Ia akan menghancurkan kita, tapi ia melindungi kita!" sergah Clowreedt menyela pikiran Reaves
"enak aja, lebih anehan yang gue!" Kata Reaves tak mau mengalah
"swt, punya gue yang lebih aneh!" timpal Clowreedt lagi
"nggak! Gue yang lebih aneh!"
"zzzz! Pokoknya gue yang lebih aneh!!"
"STOP STOP.... tiap hari kalian berantem terus sih?" sela Clear sambil memisahkan mereka.
"zzz... dia aja yang ngotot mulu" alasan Reaves sambil mengacung jari jempol terbalik ke Clowreedt.
"grrr.... dia juga ga mau ngalah!" ikut Clowreedt sambil mengacungkan jari tengahnya ke Reaves.
"zzzzzz.... Udah stop! Kasian dong, liat tuh Chyper lagi capek, masa kita dateng kok malah bikin ribut... kita kan dateng buat nengokin Chyper" kata clear. Dan akhirnya Clowreedt dan Reaves kembali duduk dengan tenang di Sofa. Aku pun sempat ingin tertawa melihat nih pasangan kalau berantem. Ha? kok pasangan? bukan berarti mereka sudah nikah atau pacaran. Hanya saja tingkah laku mereka memang seperti itu. Dari pertama kali bertemu di akademi sampai sekarang. Masiiih saja bertengkar layaknya anak kecil. Huh, lama-lama seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Lucu sih. Lucunya karena mereka aneh.
"NGAPAEN ELU SENYUM-SENYUM CHYP??!!!" geram Clowreedt dengan muka mengintimidasi yang membuat aku jadi terpaku dan dengan terburu-buru kembali makan Buah-buahan yang di bawa Clear.
Sedangkan daritadi, aku melihat Clara yang duduk di kursi hanya tertunduk diam. Sejak dulu ia seperti itu. Sejak ada kejadian 'itu', ah, sudahlah, tak perlu aku mengingat kejadian menyakitkan itu. Yang berlalu biarkanla berlalu. Tapi karena kejadian itu, ia memberikan ku tujuan hidup, yaitu untuk.... Balas dendam.
PLAAAAK........
"WEW, ngapain kamu nampar aku??" protes aku ke clear yang barusan saja menampar pipi ku.
"jangan bengong dong, ntar kesambet setan loh" jawab Clear sambil tertawa cekikikan. Ah, dasar nih anak masih bocah juga.
"By The Way, gue inget kalo gue mau dibunuh sama Accretia. Siapa yang nyelamatin gue?" tanya ku ke semua teman ku ini.
"GUE!!!" Clear, Clow, dan Reav menjawab serempak.
"yeah, i mean... us" Sambung Clear.
"gimana caranya kalian nyelamatin aku yang udah di ujung tanduk nyawanya" bingung ku.
"biar gue yang jelasin!" sela Clowreedt sambil mengacungkan tangannya.
"enak aja, gue yang lebih pantas buat ngejelasin!" kata Reaves sambil menurunkan tangan Clowreedt
"HAYO BERANTEM LAGI.... MAU GUE BAWA BEMO GUE KESINI BUAT TOEL-TOEL KALIAN HAH??!" teriak Clear dan langsung membuat diam kedua bocah ini.
"udah, aku aja yang jelasin. Gini Chyp, sebenarnya, yang menyelamatkan kamu itu... Clara" jelas Clear sambil menoleh ke Clara. Aku pun menoleh ke Clara. Tapi Clara hanya diam dan semakin tertunduk.
"Clara memberitahu kami, kalau dia merasa kamu sedang kesusahan, jadi kami bertiga, aku, Clowreedt, dan Reaves langsung cabut menuju armory 213. Ternyata memang benar kamu sedang kerepotan menghadapi 3 accretia..." ujar Clear yang makin komat kamit. Tapi aku tak butuh penjelasan itu. Sebenarnya aku hanya ingin menyampaikan rasa terima kasih ini. Maka dari itu aku potong saja pembicaraan clear. Dan aku berkata,
"semuanya, Clara, Clear, Clowreedt, dan Reaves. Terima kasih banget kalian mau menyelamatkan aku. Aku benar-benar berhutang budi dan nyawa kepada..." *PLAAAAK*
belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Clear sudah menampar ku lagi.
"kamu itu bodoh, Chyp. Kami tak perlu terima kasih dan pembalasan budi dari mu. Kita ini kan sahabat. Kita pasti saling membutuhkan dan saling menolong. Iya, kan?" Ujar clear sambil menunjukkan senyum yang indah. Clowreedt, Reaves juga ikut tersenyum. Di sela-sela rambut Clara, aku juga tau ia sedang tersenyum sambil sesekali mengusap air matanya.
Aku beruntung mempunyai sahabat seperti kalian.... sangat beruntung.....
****************************
Di ruang Archon, Accretia Empire.
"Hai, Elwin... Bagaimana perkembangan Doom?" Tanya Archon BlekedeT kepada Elwin yang sedang duduk di singgasana archonnya.
"Ia semakin berkembang sesuai perkiraan. Hanya saja, ada suatu masalah dengannya, Archon" tutur Elwin sambil duduk di depan Meja Archon
"apakah masalah itu? Bisakah di selesaikan?" Tanya BlekedeT lagi.
"Doom.... mengalami kesulitan untuk membunuh Wanita Bellato...."
****************************
Di ruang Pemimpin Bangsa, Bellato Union.
"sepertinya kabar kedatangan Lotan terakhir memang benar ya..." ujar Ell Dun Tanta sambil menumpukan tangannya di dagu.
"ya, ini bukan mimpi biasa. Kami semua mengalami mimpi yang sama. Dan ini terulang 3 kali berturut-turut" tutur Bi Hammer sembari menyilangkan tangannya dan merebahkan tubuhnya ke sandaran kursi.
"lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Helena yang terlihat kebingungan.
Kemudian Sizh Paro berdiri sambil membawa pedangnya, dan melangkah pergi menuju pintu di keluar di ruangan itu.
"apa yang kau lakukan, Sizh?" cegah Ell Dun Tanta melihat Sizh Paro yang semakin cepat berjalan menuju pintu keluar.
"Akan ku bunuh Lotan the Last itu"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar