Jumat, 21 Agustus 2009

Chapter 7


Chapter 7


Part 1. When Two of Great Power meets


Raxion saat itu sedang di tempat nisan. Dia sedang duduk menatapi nisan-nisan itu, sampai akhirnya angin bertiup. Raxion berdiri dan memakai semua perlengkapannya, terakhir dipakaikan mantel tuanya yang sudah mulai sobek-sobek. Dilihatnya nisan itu terakhir kali bergumam "Kapan-kapan aku akan berkunjung lagi dengan bunga yang lebih bagus." Lalu dia meninggalkan nisan itu. Disamping kiri nisan Guyter bertambah satu
nisan lagi yang bertuliskan "Nisan Reia, gadis yang kucintai dan penyelamat Novus. Semoga kehidupan berikutnya kita bertemu lagi." Angin besar bertiup membawa kelopakbunga di nisan Reia terbang tinggi, dan membawanya ke Raxion. Raxion melihat kelopak bunga itu, dia menatap pita yang diikat ditangan kirinya. Sekali lagi dia berbalik menatap ketiga nisan itu "Padahal aku berharap pengorbanan seperti ini tidak terjadi lagi setelah kalian, Rygar, Yukie. Tapi nampaknya yang diatas menginginkan lain." ujarnya dalam hati. Dikibaskan mantelnya dan ditinggalkan tempat itu sambil menyanyikan lagu Last Rhapsody dengan pelan..
Semakin lama-semakin jauh, hingga sosoknya tidak terlihat lagi dari nisan-nisan. Angin bertiup kembali membawa kelopak bunga itu jauh terbang dan akhirnya sampai ke wilayah Arcadia, dimana saat itu Vinze dan Miriam sedang mengucapkan sumpah untuk hidup bersama dihadapan para Master. Mereka berciuman dan semuanya bersorak, lalu mereka memberikan persembahan tanda hormat pada para Master yang diterima dengan senang hati. Semuanya berbincang-bincang dengan gembira, tawa terdengar dimana-mana, diantaranya terlihat Paladinz dan Luthien serta Panther yang masih duduk dikursi roda sedang bersulang untuk pengantin. Tuke sedang berbincang-bincang dengan Lucantz, Tamerlane yang masih membawa Launcher Ryuroden juga duduk bersama mereka. Hazel dan Lime sedang menikmati makanannya, disamping mereka Bethox beradu panco dengan Savior, tidak ketinggalan juga Palladium dan Exe yang sedang mengamati mereka. Keluarga Axel yang duduk satu meja dengan keluarga Miriam serta Suiwennampak sedang membicarakan sesuatu, diselingi tawa dan senyum.

Akhirnya kelopak bunga jatuh ditangan Miriam yang sedang duduk memandangi semua tamunya, diamatinya kelopak itu sebentar lalu digenggam erat-erat. Dia menatap Vinze sambil tersenyum, Vinze membalasnya dan menidurkan kepalanya di dada, melihat itu semua menggoda Vinze dan mengambil potret pada hari itu juga..


FIN



"hiks.... hiks..."
Terdengar tangisan kecil di sebuah kamar tidur mewah yang berada di dalam sebuah rumah besar di Cora HeadQuarter.
Tampak pula seorang Perempuan Corrites yang sedang menangis terisak-isak sambil memegang sebuah buku tua.
"B..benar-benar romantis dan mengharukan! hiks... Aku benar-benar tak menyangka para Kaleng itu ternyata punya rasa seni yang cukup tinggi.... hiks... hiks... " desah perempuan Corrites itu lagi. Ia semakin menggemgam erat buku yang kertasnya sudah berwarna kecoklatan itu.
Di Tutupnya buku itu, lalu dengan malasnya ia bangkit dari tempat tidurnya dan menyimpan buku tua itu di rak buku yang cukup besar. Terlihat ada banyak sekali buku yang ada disitu. Semua buku yang ada di dalam rak itu tampak terlihat cukup tua. Tak sebanding dengan rak bukunya itu yang sangat mewah serta kokoh menopang beban dari buku-buku dalam jumlah yang sangat banyak.
Dengan langkah gontai perempuan itu kembali mengambil sebuah buku berwarna merah mawar dengan tulisan bertinta emas yang tertera di sampul buku itu. Tertulis di sampul buku itu tulisan "A Promise in Chaos". Dengan kedua matanya yang berwarna ungu gelap itu, dibacalah tulisan di sampul buku itu lamat-lamat. Kemudian ia berjalan lemas menuju sofa biru yang berada di samping tempat tidurnya yang mewah itu.
Brugh! Dengan perasaan lega ia menjatuhkan dirinya diatas sofa yang empuk itu. Rambutnya yang berwarna ungu gelap yang sengaja ia geraikan mulai kusut dan tertekuk karena terjepit oleh badannya. Dengan posisi telungkup, ia menyelipkan sebuah bantal putih di dagunya dan mulai membuka lembaran dari buku Promise in Chaos.
Tapi, belum saja perempuan itu membaca kalimat awal pada buku itu, terdengarlah beberapa ketukan dari pintu kamar tidur perempuan itu. Muncullah rasa kecewa dari wajah perempuan itu. Dengan kesalnya ia menutup kembali buku merah 'Promise In Choas' dan membuka pintu dari jarak jauh dengan menggunakan force yang ada pada tangannya.
"H...Halo, Nona Evelyn.." sapa Seorang laki-laki sambil membungkukkan badan. Rambutnya coklat dengan sedikit poni pada dahinya. Dan beberapa lekukan tajam pada rambut bagian belakangnya. Ketampanan dari wajahnya termasuk diatas rata-rata pria Corrites. Ekspresi wajahnya terlihat kaku dan gugup. Ia memakai seragam khusus dewan dengan sebuah tongkat yang terikat di belakang punggungnya. Terlihat juga ia sedang memegang secarik kertas putih di tangan kanannya.
"Eryx... sudah beberapa kali ku bilang untuk tidak memanggil ku dengan nama keluarga. Panggil saja nama depan ku, oke?" tutur Axelia sambil tersenyum sedikit kepada Eryx.
"b..baik! Maafkan saya, Nona Axelia!" kata Eryx dan kembali membungkukkan badan.
"okay.... Eryx.... Ada perlu apa kau datang kesini? Kamu terlihat sangat terburu-buru..." tanya Axelia sambil bangkit dari posisi berbaringnya dan kembali duduk di sofa biru.
"Saya datang melaporkan untuk meminta bantuan anda pada pasukan repel di Beast Mountain! Diketahui bahwa gerbang menuju Beast Mountain dari arah Volcanic Cauldron telah di jaga oleh sekelompok Bellatians! Mohon bantuannya, Mistress!" kata Eryx sambil memberi hormat dengan cara mengangkatkan tangan kanannya kedepan dahinya.
Lalu Axelia terdiam sesaat. Kemudian ia bangkit dari sofanya dan membuka lemari besar yang berisikan 1 set lengkap armor Decem's Messenger, sebuah Dark Beam Saber dan dilengkapi dengan Black Heater Shield. Ia langsung mengambil perlengkapan itu. Setelah ia memakai armor Decem's Messenger, Seketika saja muncul aura hebat di sekitar Axelia tepat saat dia memakai armor Decem's Messenger-nya. Lalu Ia berjalan mendekati Eryx dan berkata dengan lirih, "Perintahkan para seluruh Corrites untuk tidak memasuki kawasan Beast Mountains sebelum aku melaporkan bahwa Beast Mountains telah aman. Jika aku belum kembali dalam 30 menit, pasukan tim repel boleh masuk ke dalam Beast Mountain".
"T...Tunggu! Apa ini berarti Nona mau masuk kedalam Beast Mountain sendirian?" potong Eryx sambil terhenyak kaget.
"Tentu saja. Lagipula aku tak mau ada rakyat ku yang terluka dalam perang ini. Biarlah saja aku sendiri yang menghadapi para bellato itu". Jawab Axelia sembari tangannya mengeluarkan sebuah portal putih dari dalam tasnya.
Tapi Eryx langsung mencegah Axelia dan berkata, "T...tapi...Bagaimana nanti kalau Nona terluka? Apalagi Nona adalah seorang wanit--"
"Eryx.... Apa kau mengganggap aku sebegitu lemahnya? Apa kau pikir karena aku adalah seorang perempuan, kamu mengira aku akan begitu mudahnya terluka di medan perang? Apakah engkau tak bisa melihat bahwa aku adalah seorang Archon dari Cora, wahai Eryx Reinhard?" potong Axelia sambil memejamkan matanya. Eryx hanya tertunduk menyesal. Lalu Axelia membentangkan portal itu di depannya. Dan dalam sekejap, Axelia menghilang dari pandangan Eryx.
Eryx hanya terdiam saja melihat Axelia hilang dari pandangannya. Lalu ia mengeluh, "sial... kenapa aku selalu kaku di hadapan Axelia? Bahkan aku telah menyakiti hatinya... Kalau begini terus bagaimana aku bisa mendapatkan Axelia, kalau sikap ku terus seperti ini? Lagi-lagi aku harus mengintropeksi diri..."





***





Siiiing...
Sebuah cahaya biru yang berbentuk lingkaran muncul di depan gate Beast Mountain.
Lalu perlahan-lahan sinar itu makin terang dan keluarlah sesosok wanita cora dengan baju Archon di sertai pula dengan Aura yang berada di sekitarnya.

Tap!
Kemudian kedua kaki Axelia mendarat pada tanah Beast Mountain yang becek. Dan dengan kedua matanya yang masih tertutup, ia menyiapkan Dark Beam Sabernya dan langsung melancarkan sebuah skill.
"TORNADO!!!" teriaknya dan melakukan putaran sambil mengayunkan Pisaunya secara membabi buta. Pisaunya yang bergerak dengan sangat cepat langsung mementalkan dan menghancurkan apa yang berada dalam area serangannya.
Setelah putarannya berhenti, Axelia membuka matanya perlahan-lahan dan berharap banyak bellato yang terpental karena serangannya barusan. Tapi ternyata tak sesuai harapannya, dalam pandangannya hanya terdapat gerbang Beast Mountain tanpa ada bellato ataupun accretia. Terlihat pula beberapa retakan tanah akibat benturan dan beberapa kawah kecil pada dinding maupun dasar gerbang Beast Mountain itu.
Axelia sempat bingung dengan pemandangan itu, padahal dia medapat informasi bahwa di gerbang Beast Mountain terdapat banyak Bellatians, tapi ternyata tak ada satu pun makhluk hidup disitu kecuali para monster-monster yang berada disana-sini.
Lalu Axelia mengamati tanah yang sudah hancur lebur itu. Dia melihat beberapa pecahan armor yang berserakan di seluruh area gerbang Beast Mountain. Dan lebih banyak lagi pecahan armor pada kawah yang paling besar di gerbang Beast Mountain itu.
Ia mengambil sebuah pecahan armor itu dan mengamatinya. Ternyata itu adalah pecahan armor bellato.
Axelia berjalan menuju kawah itu dan ia melihat beberapa jejak yang mulai samar karena tersapu oleh hujan lebat yang selalu mengguyuri wilayah Beast Mountain. Ia mengamati jejak itu baik-baik. Setalah ia amati dengan baik, ia mengikuti jejak itu yang ia perkirakan menuju Makam Naga. Beberapa monster yang agresif melihat Axelia dan langsung menyerangnya, tapi semua serangan itu di tangkis dengan perisai Black Heaternya dan langsung ia tebas kepala monster itu dengan buff Counter Attacknya.
Sudah hampir 1 Kilometer Axelia berlari mengikuti jejak itu. Karena hujan yang terus menggemburkan tanah, jejaknya makin samar. Sehingga Axelia harus berlari lebih cepat sebelum jejak itu hilang..
Jalur jejak itu berkelok-kelok tak tentu. Ia terus mengikutinya sembari menebas monster-monster yang mengikutinya.
Lalu akhirnya Axelia melihat sebuah aura berwarna merah dan biru yang letaknya terbilang cukup jauh dari tempat ia berdiri. Langsung saja Axelia mendekati daerah itu sambil mengendap-endap. Axelia bersembunyi dari belakang batu yang cukup besar.
Dengan memakai sedikit force air, ia membuat 3 lensa dan ia atur jarak antar lensa tersebut sehingga susunan lensa tersebut menyerupai teropong. Lalu ia lihat bayangan dalam lensa itu, dan akhirnya ia bisa melihat jelas apa yang di Balik Aura merah biru itu.
"BlekedeT..... Archon of Accretia Empire..." pikirnya dalam hati. Dalam pikirannya terbesit rencana untuk tidak berurusan dengan dia. Tapi, adalah tugas cora untuk membunuh sang pendosa, sehingga ia meyakinkan dirinya untuk menyerang Archon Accretia itu. Lalu Axelia menyusun strategi dari balik batu besar tadi.
Tapi, tiba-tiba saja BlekedeT menghadapkan kepalanya ke batu besar tempat Axelia bersembunyi. Lalu Ia memasangkan sebuah chip kecil ke kepalanya dan berteriak, "HEI!! SIAPA DISANA??!" Axelia sempat tersentak kaget karena posisinya diketahui oleh BlekedeT. "hei... dia bisa berbahasa cora. Pasti itu karena Unilanguage Chip" pikir Axelia sambil menyiagakan posisinya di balik batu besar itu.
"AKU BILANG, SIAPA DI BALIK BATU ITU!!! HEI!!" teriak BlekedeT lagi yang membuat Axelia semakin siap untuk menyerang BlekedeT.
"well... KALO ELO ENGGAK MENAMPAKKAN DIRI ELO, TERPAKSA GUE BIKIN LO KELUAR!!!" lanjut BlekedeT yang tampaknya ia mengambil sesuatu dari tasnya. Sedangkan itu Axelia mengintip dari tepi batu itu untuk sekadar ingin melihat apa yang dilakukan oleh BlekedeT.
Ternyata BlekedeT mengeluarkan sebuah Hora Hammer yang berukuran besar, lalu ia mengambil ancang-ancang kebelakang.
"WAKTU TELAH HABIS, NONA!!! TAKE THIS!!!" serunya dan langsung melemparkan Hora Hammer itu kearah batu besar tempat Axelia bersembunyi.
"buset! Senjata jarak dekat bisa-bisanya di lempar!!" pikir Axelia dan langsung berniat menghindar, tapi belum saja ia menghentakkan kakinya, sebuah ledakan besar terjadi di tanah yang berada disamping batu besar tempat ia bersembunyi.
"ah... Meleset..." kecewa BlekedeT sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.
"jah... Dari dulu dia memang selalu mencoba yang aneh-aneh... dan sayangnya selalu gagal." pikir Axelia sambil mengangkat sebelah alisnya. Lalu ia kembali mengintip apa yang di lakukan BlekedeT. Ternyata BlekedeT mengambil sesuatu lagi dari dalam tasnya. Sempat lama ia mengubek-ubek tasnya, dan akhirnya ia mengeluarkan sebuah Hora Akeron Launcher. Lalu BlekedeT memasukkan sebuah roket secara manual kedalam mesin Akeron Launcher itu. Dan ia memasangkan sebuah Sniper Lecas Blue Siege Kit pada Akeron launcher dan bersiap untuk menembak Batu Besar itu.

DHUMM.... Sebuah Cross rocket keluar dari moncong Hora Akeron Launcher yang panjang itu dan langsung melesat dengan cepat menuju Batu Besar itu. Sedangkan Axelia hanya menyiapkan Black Heater shieldnya.

BLEGAAAAAAAARRRRRRR!!!!!!!!!! Ledakan dan hantaman keras dari cross rocket itu langsung menghancur leburkan batu besar itu menjadi keping-kepingan kecil yang langsung terlontar jauh dan tak tak terlihat lagi seserpih pun dari batu itu.
Hanyalah asap akibat ledakan yang menutupi pandangan BlekedeT untuk melihat siapa sebenarnya yang di balik batu itu.
Tapi karena hujan lebat yang memang selalu turun di Beast Mountain, asap itu menjadi cepat menghilang dan akhirnya dengan perlahan-lahan tampaklah Axelia yang sedang berdiri dengan Black Heater Shieldnya.
"Axelia Evelyn... Archon of Holy Alliance Cora..." gumam BlekedeT sembari melepaskan Siege kitnya dari Akeron Launchernya.
"begitu juga dengan kau. BlekedeT the Massive Blocker... Archon of Accretia Empire" balas Axelia sambil memberikan pandangan sinis kepada BlekedeT. Ia lalu mengaktifkan kilau aura Archonnya yang berwarna merah ungu itu.
Seketika saja kawasan di tempat bertemunya 2 Archon ini menjadi sunyi, hanya terdengar suara gemerisik dari hujan yang terus membasahi badan kedua belah pihak.
Para monster pun hanya terdiam dan melangkah pergi menjauhi dari 2 Archon ini.
BlekedeT memasukkan kembali senjata Akeron launchernya kedalam tasnya. Lalu ia mengeluarkan Dark Beam Saber dan Black Sic Protector. Sedangkan Axelia hanya memasang kuda-kudanya dan menyiagakan Dark Beam Sabernya itu.
"how is it, Axelia? Shall we do this battle of 2 Archons?" tantang BlekedeT sambil mengacungkan Dark Beam Sabernya kearah Axelia.
"Faster, better..." terima Axelia dan langsung bersiap untuk menyerang BlekedeT.
"got that." kata BlekedeT tanda mengerti dan langsung bersiap untuk menyerang pula.
Kembali kawasan itu kembali sunyi di tengan derasnya hujan. Kedua belah pihak hanya terdiam sambil mengacungkan pisau dan menyiagakan perisai mereka. Tatapan Axelia semakin tajam begitu pula dengan BlekedeT yang makin mengkonsentrasikan pikirannya pada mata kameranya itu. Kaki mereka sama-sama gemetaran seakan tak kuat untuk menahan hentakan untuk berlarimenuju arah lawan.


CTAAARRR!!!!!
Sebuah petir menyambar tepat di antara ke dua archon tersebut. Seolah petir itu adalah genderang pemulai pertarungan, mereka saling menghentakkan kakinya dan berlari dengan cepat menuju lawannya.
"Power Cleave...." gumam BlekedeT dan bersiap mengambil ancang-ancang dari bawah untuk melakukan tebasan kuat.
"Death Blow... " balas Axelia yang langsung meloncat ke atas dan mengambil ancang-ancang untuk melakukan serangan vertikal
Lalu kedua pisau mereka saling beradu. Yang satu berasal dari langit, dan yang satu lagi berasal dari tanah.
BRRAAAAAAATSSS... BLEGAAAAAAAAAARRRRRRR...............
Terjadi benturan yang sangat keras akibat bertabrakannya antara pisau dari kedua belah pihak.
"mengesankan... Kau bisa menahan Death Blow ku..." sindir Axelia yang pisaunya masih menekan pisau BlekedeT dari atas.
"badan mu terlalu enteng... jika tadi aku yang menDeath Blow mu, aku yakin badan mu yang sekarang sudah rata oleh tanah karena tertindih oleh ku.." ejek BlekedeT dan langsung menepiskan pisau Axelia sehingga Axelia terpental sedikit kebelakang. Kemudian Axelia melakukan sebuah salto dan mendarat di tanah itu dengan tepat.
"Diam! Coba yang ini!" teriak Axelia dan langsung menerjang BlekedeT dari depan. Sedangkan BlekedeT hanya menyiagakan Black Sic Protectornya saja di jalur dimana Axelia akan menyerangnya..
"Shield Rupture.... Slasher!!" sambungnya lagi dan langsung menebaskan tiga tebasan kuat yang mengakibatkan 3 retakan kecil pada Black Sic Protector BlekedeT karena benturan yang di sertai dengan Buff Shield Rupture.
"hoo.... bisa di retakkan juga..." gumam BlekedeT dan kembali menyiagakan Black Sic Protectornya itu.
"Skill Chain.... Death Hack!!" tambah Axelia lagi dan menambakan 3 tebasan lagi yang semuanya berhasil ditahan oleh Perisai BlekedeT. BlekedeT sempat terhempas kebelakang namun kakinya yang kokoh itu menancap dengan tanah sehingga ia tak terpental jauh karenanya.
"Last Skill Chain.... Pressure Bomb!!!" semangat Axelia dan melompat salto tepat di
atas sambil mengayunkan pisaunya. dan..
BLEGAAARRR!!!!! Sebuah ledakan besar terjadi karena tekanan yang hebat dari Pressure Bomb Axelia dan langsung membuat kedua kaki BlekedeT terjembab kedalam tanah yang sangat lembut. Meski telah ditahan dengan Black Sic Protector, ternyata BlekedeT tetap terdesak menghadapi skill Pressure Bomb dari Axelia.
"Aku rasa kau telah merasakannya... Massive Blocker" desah Axelia sambil terus menekan pisaunya ke perisai BlekedeT.
"that was a nice snack... Evelyn" balas BlekedeT seakan menantang Axelia untuk menyerangnya lebih kuat lagi.
"Want to taste my Dinner, honey?" goda sekaligus tantang Axelia kepada BlekedeT yang langsung menepis pisau Axelia dari Perisainya.
"that's will be greater, sweetheart." terima BlekedeT dan langsung membuat Axelia tersenyum sinis.
Tiba-tiba aura Archon mereka berubah menjadi berwarna putih keperakan yang sangat menyilaukan mata, ukurannya juga menjadi lebih besar dari normalnya.
Datanglah angin kuat yang mengelilingi tubuh mereka, tanah-tanah bergetar serta retak-retak di sekitar tubuh mereka.
Kemudian secara perlahan-lahan muncullah aura biru pada Dark Beam Sword masing-masing. Aura itu sangat pekat layaknya api yang sedang membakar kayu yang telah kropos.
Perisai mereka di selubungi dengan aura merah membara dan beberapa cahaya pada tepi perisainya.
"bersiaplah... Massive Blocker" ancam Axelia sambil memasang sebuah kuda-kuda. BlekedeT merubah pula posisinya itu.
"Lightning Trick... Fatal Hit!!!" teriak Axelia dan melancarkan sebuah serangan kuat menuju BlekedeT. Tapi BlekedeT tidak tinggal diam. Ia merubah posisi kakinya sedikit, lalu dalam sekejap ia hilang dari pandangan Axelia.
Axelia sempat terkaget karena targetnya hilang dari pandangannnya. Ia sempat menoleh kekiri dan kekanan seakan kebingung mencari sosok BlekedeT yang telah hilang. Dan ternyata secara tak sadar pertahanannya terbuka karena lengah.
Tiba-tiba saja BlekedeT muncul tepat dan sangat dekat didepan hadapan Axelia. Jarak antar dirinya dengan BlekedeT hanya terpaut beberapa senti saja.
"sprint attack... Slam..." lirih BlekedeT dan langsung menghantam tubuh Axelia menggunakan perisainya. BlekedeT terus mendorong Axelia sampai Axelia terjepit diantara dinding dengan Perisai milik BlekedeT. Dalam keadaan yang lumpuh karena ia tak bisa berkutik apapun. Axelia hanya bisa memandang tajam kepala BlekedeT yang tak jauh dari kepalanya sendiri.
"well, Sweet Girl. Aku kira kita bisa bertarung berdua di sini tanpa diganggu oleh siapapun. Tapi ternyata beberapa teman mu akan datang. Aku harus pergi sebelum terjadi keributan disini." tutur BlekedeT tepat di depan kepala Axelia. Sedangkan Axelia hanya bisa mangatupkan giginya rapat-rapat seakan ia mulai muak dengan perilaku BlekedeT.
Dengan perlahan BlekedeT mendekatkan 'mulut'nya ke telinga Alexia, dan berbisik pelan ketelinganya, "Tumben kamu memakai Armor Decem's Messenger? Apa kamu tidak khawatir bahwa dengan armor seperti itu celana dalam mu akan mudah terlihat? Tadi aku melihatnya sebanyak 3 kali loh. isn't it a White Panty with 2 strings on its Sides?". Kali ini gilirannya mata Axelia yang melotot lebar, dan tanpa disadarinya mukanya merah padam di depan hadapan BlekedeT.
BlekedeT hanya tertawa sedikit melihat wajah Axelia yang memerah . Lalu ia melepaskan dorongannya terhadap tubuh Axelia, dan ia pergi meninggalkan Axelia yang masih berdiri kaku didepan dinding tersebut.

Beberapa detik setelah BlekedeT hilang dari pandangannya, muncul 1 grup Cora yang berisikan 9 Anggota dari bukit kecil di samping Axelia.
"ah... HEI!! NONA!!! KAU TAK APA-APA??" teriak Eryx yang sepertinya merupakan Kapten dari pasukan repel tersebut. Namun Axelia tidak menjawab, ia hanya menatap sebuah jalan dengan pandangan kosong. Melihat ini membuat Eryx menjadi panik dan langsung mengerahkan tim medis cora untuk memeriksa Axelia yang masih berdiri itu.
Tiba-tiba saja Axelia sadar akan lamunannya itu dan terkejut dengan beberapa orang yang sedang berdiri mengelilinginya sembari memasang tampang khawatir.
"Aaah!!! Nona Evelyn sudah sadar!" girang Chiron sambil menganggkat kedua tangannya keatas.
"Chiron... kau juga... sudah beberapa kali ku bilang agar tak memanggilku dengan nama keluarga." gerutu Axelia sambil memegang dahinya dengan tangannya.
"N...Nona? Kenapa wajah mu memerah? Apa karena Nona kepanasan?" tanya Eryx yang langsung membuat Axelia memalingkan wajahnya dari hadapan Eryx.
"tidak... ini bukan karena apa-apa..." desah Axelia yang makin membuat Eryx Penasaran. Lalu Axelia mulai berjalan ke arah gate yang langsung diikuti dengan cora yang lainnya.
"ini berarti ada sesuatu... sepertinya aku harus menyelidikinya..." pikir Eryx. Eryx sempat menoleh kesana-kemari, dan akhirnya ia menemukan sebuah Hora Hammer pada sebuah kawah kecil akibat ledakan. Ia amati hora hammer itu baik-baik. "Mustahil kalau ini adalah senjata milik Axelia, ia tak pernah memakai senjata berat semacam ini... Pasti ada seseorang yang muncul di hadapan Axelia sebelum kami datang..." Pikirnya lagi.
Sembari berjalan, Axelia berkata pada tim repel itu bahwa Bellato sudah tidak ada lagi di Beast Mountain dan para cora junior bisa berlatih di Beast Mountain dengan aman sekarang. Tim repel itu mengiyakan dan langsung mengirim sebuah pesan ke Cora Headquarter bahwa Beast Mountain telah aman. Tak lama kemudian muncullah beberapa cora junior yang baru saja tiba di gerbang Beast Mountain. Lalu tim repel di Beast Mountain itu di bubarkan dan di ganti dengan tim pembantu pelatihan. Setelah cora-cora junior sudah bisa berlatih dengan baik. Axelia berjalan pelan meninggalkan wilayah Beast Mountain yang ternyata terlihat oleh Eryx.
"Nona... Anda mau pergi kemana?" tanya Eryx sambil berlari-lari kecil mengejar langkah Axelia.
Axelia terus berjalan, tanpa menghadapkan mukanya ke Eryx, ia menjawab, "Outcast. Ada urusan yang harus ku selesaikan di sana.".
Eryx makin curiga melihat perilaku Axelia yang makin aneh itu. Dan secara diam-diam, Eryx membuntuti Axelia yang sedang berjalan menuju gerbang Outcast.









Part 2. The Same Person Won't Be The Same Person At Past



Beast Mountain Gate, 09.45 PM. 2 Minutes before Bellato BM Locking Team terminated...


Gerbang Beast Mountain. Daerah yang berhubungan dengan jalan menuju Cauldon Volcanic. Tempatnya yang berkabut dan penuh batu itu membuat kawasan itu menjadi tempat yang cocok untuk membunuh lawan bangsa. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, akan selalu ada sekelompok yang menjaga gerbang itu, menanti lawannya masuk kedalam perangkap, lalu menyerangnya selagi ia lengah.
Kali ini, kebetulan saja sekawanan bellato sedang menjaga gerbang ini. Terdapat 7 Bellato yang sedang menjaga gerbang Beast Mountain ini. 2 diantaranya adalah berserker, seorang mental smith, seorang wizard, seorang holy chandra, seorang trapper alias infiltrator, di tambah dengan seorang Armor Rider yang yang sedang mengendarai sebuah Black MAU tipe Goliath.

Ternyata sekelompok Bellato ini telah berhasil membunuh Accretia dan Cora dalam jumlah yang tidak sedikit. Banyak darah dan oli yang berceceran di tanah. Meski sebagian besar darah dan oli telah hilang terbawa arus air hujan Beast Mountain. Beberapa bangkai robot dan mayat disingkirkan dari jalan utama dan di sembunyikan agar tidak timbul kecurigaan oleh mangsanya yang akan memasuki area perangkap.

Para Bellato ini bersembunyi di balik batu-batu yang berada di sekitar dinding pada gerbang itu. Lalu setelah target masuk ke dalam perangkap, 3 buah Epochal Guard Tower langsung menembaki target di sertai dengan serangan dari berserker dan wizard dari atas target. Lalu Holy Chandra meng-cast Ensnare, Weakness, Elemental Burn kepada target. MAU Goliath juga membantu menghentikan pergerakan target dengan net dan membantu menghajar target. Bila target masih mampu lolos dari penyergapan itu, maka belasan trap Advanced Blasting Powder telah menunggu untuk diledakkan. Betapa lengkap dan kerjasama dari kelompok bellato itu.

Tapi itu semua berakhir ketika sebuah sinar kuning yang berbentuk lingkaran muncul di tengah-tengah jalan Gerbang Beast Mountain. Dari sinar itu, muncullah seorang Accretia dengan armor Empire Executor Series, dilengkapi dengan Black Sic Protector yang terpasang dengan kokoh pada tangan kirinya, dan sebilah pisau Dark Beam Saber yang di genggam dengan tangan kanannya itu. Di sekeliling Accretia itu juga terdapat Aura Merah dan Ungu yang sangat terang. Baru saja ia keluar dari lingakaran cahaya itu, ia langsung meloncat dengan skill Death Blow dan menghantam salah satu berserker yang langsung membuat ia terbaring sekarat. Dengan kedatangan dan serangannya yang tiba-tiba itu. Kelompok itu langsung panik dan berniat untuk melarikan diri, kecuali 1 orang. Yaitu seorang Armor Rider yang mengendarai sebuah Black MAU Goliath. Bahkan ia berniat untuk menyerang Archon Accretia itu.

Archon BlekedeT ternyata tak mau membiarkan mangsanya itu pergi. Ia mengambil sebuah Dark Beam Sword dari tasnya, dan langsung melemparnya dengan kuat menuju Holy Chandra yang jaraknya memang paling jauh. DHUAR!! Sebuah ledakan terjadi saat Dark Beam Sword itu menghantam tanah yang tepat di samping Holy Chandra itu. Lemparannya memang meleset, tapi ledakannya sangat besar hingga mementalkan Holy Chandra itu dan terjatuh dengan cedera berat. Terlihat oleh archon ada seorang Wizard sedang mengambil langkah seribu menuju Cauldron VOlcanic. Tapi tiba-tiba saja Archon BlekedeT berada tepat di belakangnya sambil mengayunkan Dark Beam Sabernya menuju punggung Wizard itu. BRATS, SRET, CRAT, CREKS..... Tiba-tiba saja muncul 6 luka sayat yang sangat mengerikan pada punggung Wizard itu. Dalam hitungan detik Wizard itu langsung ambruk dan tak sadarkan diri. Ternyata tepat di belakang Archon BlekedeT muncullah seorang infltrator yang sedang memakai skill Fatal Step pada Archon BlekedeT dengan cara menusukkan pisau lempar pada 'leher' Archon BlekedeT. Tapi sayangnya Archon BlekedeT menyadarinya sebelum Infiltrator itu menusukkan pisaunya.

JREBB.....

"Hekh!!!" erang Infiltrator itu ketika perutnya tiba-tiba di tembus dengan Dark Beam Saber milik Archon BlekedeT. Darah merah langsung mengucur dari sela-sela luka tusukan itu dimana Pisau Archon BlekedeT masih berada di dalam tubuh Infiltrator itu. Tak lama kemudian Infiltrator itu kehilangan kesadaran dan badannya langsung lemas tak berdaya. Lalu Archon BlekedeT itu mengayunkan Dark Beam Sabernya kearah Berserker yang satu lagi itu. Langsung saja tubuh Ifiltrator itu terlepas dari tusukan Pisau BlekedeT dan terlempar menuju Berserker itu. BraaaK!!! Berserker itu terhantam tubuh Infiltrator itu dan langsung jatuh tersungkur. Secara perlahan-lahan berserker itu berusaha untuk bangkit dan kembali berlari. Namun ketika ia menoleh ke atas, ia melihat Archon BlekedeT sedang melompat salto di atasnya...

BLEGAAAAAAAARRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!

Ledakan besar langsung tercipta karena hantaman Pressure Bomb yang sangat hebat. Kepulan asap berada dimana-mana dan banyak bongkahan tanah yang terlempar. Berserker itu sudah tak sadarkan diri dengan luka memar pada punggungnya yang sangat parah.

Kali ini Archon BlekedeT menoleh kepada mental smith yang berada di belakang 3 Epochal Guard Tower itu. Perlahan-lahan archon BlekedeT mendekat kearah mental smith itu.

"Target Detected! Accretia Warrior Type, Coordinate 187:742, Automatic Command, Shoot the Target!" terdengar suara elektronik dari 2 Guard Tower itu, dan langsung saja menembaki Archon BlekedeT dengan peluru berkaliber 50mm nya itu.
Tapi semua peluru itu ditahan oleh Perisai BlekedeT dengan mudahnya. Sambil menahan serangan dari Guard Tower itu, Archon BlekedeT berlari dengan cepat memburu Mental Smith itu. Ternyata Mental Smith itu mencoba untuk kabur, dan Archon BlekedeT tak akan membuat ia dapat kabur darinya.
BRAAAK.... JRAAAAAKKK..... CRAAAK.....
Dengan 3 kali sayatan pisau BlekedeT yang memakai Skill Death Hack, ia berhasil membelah 3 Guard Tower sekaligus. Archon BlekedeT melihat pada mental smith itu yang terus berlari menjauh, secara naluri langsung saja archon BlekedeT mengejarnya. Tiba-tiba...
BLAARR.... BLAAARRR... DHUAAARR.....
Ternyata Archon BlekedeT menginjak salah satu trap dari Infiltrator tadi, ledakan dari salah satu trap ini langsung memice trap lain sehingga semua trap yang berada dalam kawasan itu langsung meledak.
Melihat itu, Mental Smith itu sempat lega karena jebakannya berhasil. Tapi, dari balik asap ledakan itu muncul Archon BlekedeT tanpa lecet sedikit pun pada Armornya.

Mental Smith itu sangat panik dan berniat untuk mencari perlindungan di balik Black MAU Goliath itu. Tapi terlambat, pisau ganas Archon BlekedeT telah membuat luka sayatan yang sangat lebar pada punggungnya itu sebelum ia sempat berlindung. Lalu ia pun ambruk dengan darah yang terus bercucuran dari luka sayatnya itu.

Kini hanya tinggal Seorang Armor Rider dengan Black MAU nya itu. Archon BlekedeT menatap tajam Black MAU itu. Tapi Armor Rider itu tak gentar sedikit pun, malahan ia menyalakan Booster MAU nya seakan dia ingin menerjang Archon BlekedeT.

Tiba-tiba terdengar suara perempuan yang melalui speaker pada MAU itu, "Aku takkan gentar sedikit pun meski kau adalah Archon! Makan ini, Bedebah!!!!". Dan yang benar saja, MAU itu melesat kencang menuju archon BlekedeT sambil mengambil ancang-ancang dengan tangan MAUnya itu. Tapi BlekedeT malah melepaskan perisai serta Dark Beam Sabernya. Lalu BlekedeT berkata pelan dengan bahasa Bellato, "Akan ku kalahkan kau dengan tangan kosong..". Tentu saja ini membuat Armor Rider itu kaget dan tak percaya karena ia baru pertama kali mendengar Accretia yang berbicara dengan bahasa Bellato. Tapi ia tak mengindahkan hal itu dan tetap konsentrasi pada serangannya. Sedangkan itu BlekedeT hanya diam tak bergerak seakan ia siap menerima serangan dari MAU itu. BRAAAAK!!!! Tiba-tiba MAU itu terhenti mendadak saat pisau ditangan MAUnya itu menghantam bahu Archon BlekedeT. Armor Rider itu sempat terkaget-kaget ketika melihat bahwa serangannya ditahan hanya dengan Armor Archon BlekedeT. Bahkan serangannya tadi sama sekali tak membuat lecet Armornya itu. "Aku akan kecewa jika Bellatians yang lain sama seperti kamu..." ejek archon Blekedet yang langsung membuat Armor Rider itu naik darah. "DIAM KAU, BANGS4T!!!!!" geram Armor Rider itu dan langsung menyerang lagi dengan tangan MAUnya yang satu lagi. Tapi lagi-lagi pisau MAU nya yang besar itu ditahan oleh Armor Empire Executor milik Archon BlekedeT. Dan tak ada lecet sedikit pun pada armor itu.
Dengan perlahan BlekedeT mengangkat tangan kanannya dan menggemgam pisau MAU itu. Crack.... trak... CTrak..... Secara mengejutkan, BlekedeT meretakkan pisau MAU itu. PRAAAANG!!!!! Dalam sekejap saja pisau MAU itu hancur berkeping-keping hanya dengan cengkraman dari telapak tangan BlekedeT. Melihat itu Armor Rider itu sempat bergidik ngeri dan mengucurkan keringat dingin. Tapi tetap saja ia meneguhkan dirinya untuk tetap tak gentar untuk melawannya.
Dengan pelan Archon BlekedeT menarik tangan kanannya kebelakang, dan dengan cepat ia mengayunkan kepalan tangannya itu ke bagian kokpit MAU itu. BBRAAAAAAAAAAGGGGGGH!!!!!!!!!!!! Langsung saja Pelindung kokpit hancur dan saking kuatnya pukulan itu, MAU itu bahkan terpental jauh kebelakang. Sang Armor Rider itu hanya bisa mengerang kesakitan di dalam kokpit MAU itu. Dengan sikap dingin, BlekedeT memegang leher Armor Rider itu dan mengangkat tubuh Armor Rider itu ke udara.

"APA KAU SESEORANG YANG BERNAMA DEPAN 'CL'?!" tanya Archon BlekedeT sekaligus membentak Armor Rider itu. Tapi Armor Rider itu hanya menatap Archon BlekedeT dengan penuh kebencian. Lalu ia berteriak, "bunuh aku!". Archon BlekedeT hanya bisa terdiam saja dengan ucapan gadis ini. Ia menggerakkan tangan kirinya dan menggemgam muka gadis itu. Gadis itu berteriak kesakitan karena ia tersetrum oleh tegangan listrik dari tangan BlekedeT. Setelah beberapa detik kepalanya di aliri listrik oleh Archon BlekedeT. Ia melepaskan cekikannya dan membiarkan gadis itu jatuh terbatuk-batuk.
"Name, Clear Corado, Positive on Front Name, negative on memory, Positive on blood, negative on ID number..." gumam Archon BlekedeT dan melangkah pergi meninggalkan Armor Rider itu.
"t...tunggu!! Kenapa kau tak membunuh ku? A...AKU TAK SUKA DI KASIHANI!!!" teriak Clear. BlekedeT terus berjalan membelakangi Clear, lalu ia menolehkan kepalanya sedikit ke arah Clear.


"Ku hargai sifat keberanian mu. Kelak, kau akan menjadi lebih kuat. Akan ku tunggu kau saat waktunya telah tiba..." lirih BlekedeT dengan pelan, lalu ia menyalakan Panzer Pligelnya dan melesat pergi meninggalkan Clear.
Clear hanya bisa menatap banyangan Archon BlekedeT yang makin hilang di telan tebalnya kabut Beast Mountain. Dalam hatinya ia sedang memikirkan kata-kata yang barusan di ucapkan oleh BlekedeT sebelum ia pergi.
Lagi-lagi Clear tak memperdulikan itu lagi, clear mengambil suatu barang elektronik sejenis walkie talkie dari kantong celananya dan berkata pada alat itu,

"7 people hurted in Beast Mountain coor 73 87. We need help asap. Repeat, we need some help here."



***


Bellato Union HeadQuarter, 10.17 PM, 20 minutes after Bellato BM Locking team terminated...

Clear sedang menaiki pesawat darurat karena kondisi kelompoknya itu yang sekarat, sehingga mereka semua perlu untuk di kembalikan menuju Bellato HeadQuarter. Tak lama kemudian pesawat mendarat di depan gerbang utama Bellato HeadQuarter. Ketika pintu pesawat itu terbuka, beberapa tandu dengan pembantu medisnya langsung menggotong orang-orang yang terluka parah ini keatas tandu. Beberapa petugas medis ingin mengangkut Clear. Tapi Clear menolaknya dengan alasan bahwa ia tak apa-apa, hanya saja Black MAUnya yang hampir hancur.
Baru saja Clear menaiki tangga menuju Hall utama Bellato HeadQuarter, dari atas terlihat 4 orang yang sedang berlari menuju arah Clear.

"astaga! Kamu tak apa-apa Clear?" khawatir Chyper sambil memegang armor Clear yang retak-retak. Dan secara tak sengaja ia memegang bagian armor yang...

DUAAAAGH!!!!!!!!!!!!!!!

"MUKYAAA!!! SAKIIITTT!!!!!!" erang Chyper karena kepalanya di hantam dengan kepalan Clear.
"DASAR PERVERT!!! JERK!!! IDIOT!!!! AAAAAAAAAAH!!!!" teriak Clear sembari terus meninju kepala Chyper. Sedangkan itu Clowreedt, Reaves, dan Clara hanya bisa tertawa melihat 2 orang ini.


****

Clear, Chyper, Clowreedt, Reaves, dan Clara sedang berada di sebuah tempat makan yang berada di Solus Settlement. Mereka sedang berbincang-bincang selagi menikmati makan siangnya di sebuah meja bundar.

"benar-benar..... Archon Accretia itu memang sangat kuat. Nyaris saja MAU ku di hancurkan dia..." keluh Clear sembari menyruput secangkir kopi panas.
"jika ia lemah, maka tak mungkin ia menjadi archon, kak" kata Clara pelan sambil melahap saladnya itu pelan-pelan.
"memangnya sebarapa kuatnya dia, Clear?" tanya Clowreedt yang sedang memotong daging paha Flem dengan pisau dan garpunya itu.
"grup tadi berisikan 7 orang. 2 berserker, 1 mental smith dengan 3 epochal Tower, 1 Infiltrator dengan 14 trap, 1 wizard, 1 Holy Chandra, dan 1 ArmorRider yaitu aku. Sialnya, Archon itu melibas kami semua kurang dari 2 menit. Padahal kami sudah bertingkat tinggi...." tutur Clear menyeritakan kejadiannya.
"yah.... namanya juga Archon. Palingan juga dia kalah dengan Archon kita." kilah Reaves dan dengan santainya memakan Sphagettinya.
Kembali suasana makan siang itu menjadi hening. Tanpa ada yang berbicara, mereka makan pun dengan tenang tanpa mengeluarkan suara. Kecuali Reaves yang memang agak 'kasar' cara makannya.
"Aku tak mungkin memberitahukan pada orang-orang yang bernama depan CL, bahwa mereka adalah buruan Archon Accretia itu. Khususnya Clara, aku tak mau ia menjadi panik. Sepertinya lebih baik aku tak perlu memberitahukan informasi itu, aku hanya perlu melindungi dia lebih ketat." pikir Clear sambil melirik ke Clara. Ternyata Clara menyadari bahwa kakaknya itu meliriknya, ia lalu bertanya dengan ramah, "ada apa, kak? Apa ada sesuatu yang salah dari ku?". "oooh, nggak-nggak. Cuma ngeliat wajah kamu doang, emang ga boleh ya?" balas Clear sambil tersenyum. Clara hanya tersenyum kecil dan kembali melanjutkan makanannya itu.

"Hei kalian!!! Kalian adalah anggota grup no. 39 bukan? Aku punya kabar yang harus ku beritahukan pada kalian dari Ell Dun Tanta! 'Keluarga' kalian akan bertambah anggota!" teriak seseorang dari kejauhan. Orang itu datang bersama seorang laki-laki yang memakai armor Magnetic Series dengan sebuah Spadona yang terikat pada punggungnya.
Dengan agak tergesa-gesa 2 orang itu mendekati meja tempat Clear dan teman-temannya makan. Lalu Orang itu mendorong badan Seseorang yang memakai armor Magnetic Series itu kedepan.

"ah... eh.... S... salam kenal... Nama ku Apple D. Leonhart... Kalian bisa memanggilku Leon... Mohon kerjasamanya... " salam dari Leon dengan terbata-bata. Mukanya sendiri memerah karena gugup (atau??).
Mereka semua terdiam, Clear dan teman-temannya hanya diam dan menatap leon dengan tatapan kosong. Melihat itu, Leon menjadi makin gugup, takut-takut kalau ia tidak di terima dalam grup.

"well, Leon... WELCOME TO OUR FAMILY, BUD!!!" riang Chyper dan langsung menggaet leher Leon. Clear, Reaves, Clowreedt, dan Clara lang sung tertawa kecil melihat tingkah mereka. Sedangkan itu Kecemasan Leon mejadi hilang meski rasa gugupnya itu masih ada.

Orang yang membawakan Leon itu pun ikut tertawa, dan dengan santainya ia berkata, "oh ya, Kebetulan saja Leon adalah seorang Berserker, jadi mungkin Leon akan masuk dan menggantikan berserker kalian yang dahulu, yaitu Sil--" GREP!! Tiba-tiba saja mulut orang itu di tutup dengan tangannya Chyper.

BRAAAK!!! Terdengar suara hentakan meja makan yang langsung membuat Clara menjadi pusat perhatian. Clara langsung berdiri dan berlari entah kemana dengan isak tangis. Clear yang melihat ini langsung ikut berdiri juga dan mengejar Clara. "i'll go after him!" serunya pada teman-temannya yang masih duduk di kursi meja makan dengan tatapan kosong itu.

Ketika Clara dan Clear sudah tak terlihat lagi, dengan perlahan-lahan saja Chyper melepaskan tangannya dari mulut orang itu.

"Tolong, jangan ingatkan kami tentang dia. Ia merupakan kenangan terburuk kami..." lirih Chyper sambil menundukkan kepalanya. Orang itu kaget dan buru-buru minta maaf kepada Chyper. Tapi di lain semua itu yang paling kaget adalah Leon. Leon jadi berpikir bahwa kedatangannya malah membuat 'bencana' bagi teman-temannya itu. Ia benar-benar bingung dan tak tau harus berbuat apa.

"Leon, kami sangat senang karena kamu mau bergabung dengan keluarga kami. Tapi, sebagaimana kau telah menggantikan posisinya, maka kau harus bisa sekuat dan bertindak sama seperti dia...." tambah Clowreedt sambil menepuk pundak Leon.

"e...eh? M..memang, dia itu siapa?" tanya Leon masih dengan terbata-bata karena rasa gugupnya yang makin tinggi.
Chyper melirik sekilas pada Clowreedt dan Reaves. Dan hebatnya, dalam sekejap itu Clowreedt dan Reaves mengerti apa yang dimaksudkan oleh Chyper. Lalu mereka bangkit dari kursi dan berjalan pelan menuju arah Clara dan Clear pergi.
Clowreedt sempat melihat pada Leon yang masih berdiam diri. Lalu Clowreedt menghentikan langkahnya dan mendekat ke arah Leon dan berkata dengan pelan, "Dia adalah pemimpin terhebat kami....". Kata-kata ini langsung membuat Leon menjadi shock. Ia merasa seperti ia terbebani oleh tanggung jawab yang sangat besar.
"hei! Apa yang kalian lakukan disana? Cepatlah kemari!" teriak Reaves memanggil Clowreedt dan Leon yang masih berada di meja makan. Clowreedt langsung menarik tangan Leon untuk mengikutinya dan berlari menuju tempat Reaves dan Chyper yang sedang berjalan.

***


"Clara!! Hei!!! Tunggu aku!!!" teriak clear yang masih mengejar Clara.
Meski clara telah di lengkapi dengan buff speednya, kecepatan larinya masih kalah dengan kecepatan lari Clear yang sedang memakai baju ranger.
Clara sempat menoleh kebelakang, ia melihat kakaknya itu semakin dekat. Dengan sigap ia mengeluarkan Dual Wandnya dan langsung mengeluarkan suatu cast.
"maaf kak!" teriaknya sambil mengayunkan tongkatnya itu ke arah Clear.
JRAATT...
sebuah akar hijau tiba-tiba muncul dari tanah dan langsung menjerat kedua kaki clear. Spontan saja clear terjatuh karena kakinya tertahan oleh akar-akar ensnare itu.
"CLARA??!!! HOW DARE YOU?!?!?!?!?!" geram clear sambil menggepalkan tangannya. Sedangkan akar-akar itu masih 'bernafsu' untuk menjerat kaki clear.
"m...maaf!" teriak clara lagi sambil menangis. Kemudian clara menggambil sebuah scroll dari tasnya dan langsung mengibaskannya kesekelilingnya. Lalu beberapa sinar kuning muncul mengelilingi tubuh clara, dan.... ZAP! Clara tak terlihat lagi di pandangan Clear.


"ah, gagal...." kesal Clear sambil memutuskan akar2 yang masih membelit kakinya itu.
Dari kejauhan, datanglah Clowreedt, reaves, serta leon yang sedang berlari menuju tempat clear.
"Hei clear!! Mana Clara??" teriak reaves sambil melambai-lambaikan tangannya.
"CLARA MOLO YANG DI PIKIRIN.... BANTU GUE NAPAA??!" balas Clear sambil menunjuk kakinya yang masih terbelit ensnare. Sedangkan itu, Reaves hanya bisa nyengir melihat clear marah.
"GYAHAHAHAHAHA..... MASA KAKAK KALAH AMA ADIKNYA SENDIRI???! HUAAHAHHA" tawa Clowreedt terbahak-bahak sampai ia terjatuh dan kembali tertawa sambil meninju-ninjukan tangannya ke tanah.
"CLOW.... WHAT THE D*MNED GUY YOU ARE????!!!!! SAY THAT AGAIN AND I'LL CRASH YOU WITH MY BMAU!!!!" amuk Clear sampai mengacung-acungkan kunci BMAU nya ke udara.
"LINDES AJA CLEAR.... BIAR RATA AMA TANAH~~~" dukung Reaves sambil ikut tertawa. Lalu Reaves mendekati Clear dan ikut membantu clear melepas akar-akar ensnare.
"slow.... slow.... by the way, clara dimana?" reda Chyper sekaligus bertanya pada Clear.
"pake scroll, ilang ga tau kemana" keluh clear yang masih sibuk melepaskan akar-akar ensnarenya.
"lah, dia dimana dong??" tanya Reaves lagi.
"sebagai kakaknya, sebenarnya gue tau dimana dia berada jika suasananya sedang seperti ini" tutur clear sambil melirik sekilas ke Leon yang masih terbengong-bengong saja melihat ini.
"jangan-jangan.... tempat 'itu'?" ragu Clowreedt sembari memegang dagunya.
"pasti, karena disitulah tempat ia mempunyai kenangan dengan 'dia'" jelas clear lagi.
Kini suasana hening. Mereka semua kecuali Leon, hanya membantu clear melepaskan kakinya dari jeratan ensnare itu. Leon masih tak berbuat apa-apa karena rasa gugupnya yang sudah berada di puncaknya.
Kini jeratan ensnare yang ada di kaki clear telah terlepas dengan sempurna. Clear sempat mengomel-omel tentang adiknya itu, sedangkan clowreedt, Chyper, dan Reaves yang mendengar ocehannya itu hanya bisa menutup mulut menahan tawa.

"ok, sekarang dimana clara?" tanya reaves sekaligus memotong ocehan clear.
"Windy Bluff, Bellato HeadQuarter" jawab clear singkat. Lalu ia membagikan beberapa scroll portal HQ keteman-temannya itu. Ia melemparkan scroll itu ke Clowreedt dan Reaves, lalu clear sempat menatap Leon sebentar. Leon malah terkaget karena bingung dirinya dipelototi Clear.
"leon, take this" kata clear sambil melemparkan sebuah scroll ke leon. Dengan kagetnya, buru-buru Leon menangkap scroll itu.
"kenapa lu pelototin dia? gue ga mau dia tegang masuk keluarga kita, seharusnya kita memperlakukan dia dengan baik...." bisik Chyper sambil melirik Leon sekilas.
"gue sempet lupa namanya" jawab clear singkat. Melihat itu, reaves mendekat ke clear dan berbisik sedikit ke telinganya.
"oh... inikah cinta pada pandangan pertama???" goda Reaves yang langsung membuat Clear tersentak.
"OKE GUYS.... KITA PERGI KE HEADQUATER SEKARANG!!!" teriak sekaligus potong Clear dan langsung mengibaskan scrollnya. Kemudian sebuah sinar kuning yang terang mengelilingi clear and... ZAP! clear telah hilang.
"well, clow. As a paparazzi, you have a new task~~~~ hahahahha" tawa reaves sambil menepuk-nepuk pundak Clowreedt. Sedangkan clowreedt hanya nyengir saja mendengar omongan reaves.
"Oke, leon, clow, Chyp, let's go" komando Reaves sambil mengibaskan scroll portal itu.
"Hei! Seharusnya gue yang memimpin!" sela Clowreedt sambil mengepalkan tangannya.
"Ha?? Elo kan ga bisa!!" tantang Reaves sambil memajukan badannya.
Melihat itu, Chyper langsung ambil tindakan, dengan cepat ia mencoba melerai, "Hei! Kalian mulai lagi deh! Kenapa Kalian ga bisa akur sih? Coba deh kalo kalian akur, pasti...."
"IT WON'T BE HAPPENED TO US, CHYP!" teriak Reaves dan Clowreedt bersamaan. Chyper hanya bisa diam saja ketika Clowreedt dan Reaves mulai mengeluarkan senjata masing-masing.


"maaf, tapi sebaiknya kita menyusul teman kalian dulu daripada melakukan hal seperti ini..." kata Leon tiba-tiba.
Chyper, Clowreedt, Reaves hanya terbengong saja mendengar perkataan Leon yang terkesan tiba-tiba itu. Lalu mereka terdiam, "Baiklah, kita kejar Clara sekarang..." tutur Chyper memecah keheningan dan langsung mengaktifkan portalnya dan langsung di ikuti dengan yang lain.



***


Kelompok CCCRL (Clear, Chyp, Clow, Reav, Leon) telah tiba di Hall utama HeadQuarter. Setelah berbincang sedikit, mereka mulai berjalan menuju Windy Bluff. Ya, sebuah tempat yang sangat berangin, sesuai namanya. Tempat itu adalah sebuah tebing tinggi yang menghubungkan dataran Bellato HeadQueater dengan laut. Karena siklus angin darat dan angin laut, tempat itu selalu berangin kencang. Apalagi tempatnya terbilang sangat tinggi dari batas air laut yang membuat anginnya makin kencang dan kuat. Jika terjadi angin darat, maka angin segar yang berasal dari dataran Bellato HeadQuarter akan berhembus menuju tempat itu. Sedangkan jika terjadi angin laut, maka bau 'amis' akan menghiasi tempat itu. Meski bau itu agak sukar tercium karena tempatnya yang tinggi.

Kelompok CCCRL telah datang di tempat itu. Dari kejauhan, mereka melihat Clara yang sedang berada di sebuah tebing yang menjorok kelaut. Ia duduk sambil meratapi sebuah pedang yang tertancap dengan kokoh di tanah.

Clear memerintahkan Clowreedt, Chyper, Reaves, dan Leon untuk tetap bersembunyi di balik batu besar yang tepat berada di sampingnya itu. Sedangkan Clear sendiri mengendap-endap menuju sebuah pohon yang letaknya tak jauh dari tempat Clara.

Setelah Clear berhasil mengendap menuju pohon itu, ia segera memanjat pohon itu dan duduk diantara rerimbunan daun pohon. Lalu ia mulai mengintip apa yang sedang dilakukan Clara.

"kakak, semuanya. Tolong jangan bersembunyi..." tiba-tiba saja terdengar suara Clara. Clear yang sedang bersembunyi itu kaget. Begitu juga dengan Clowreedt, Chyper, Reaves, dan Leon yang sedang bersembunyi pula.

Clear memberikan sedikit isyarat ke Clowreedt, Leon, Chyper, dan Reaves. Mereka langsung mengerti dan mereka mulai berjalan pelan menuju tempat Clara. Sedangkan Clear turun dari pohon, dan dengan lembut menepuk pundak Clara.
"maaf clara, aku hanya berusaha untuk tidak menganggu mu." kata Clear pelan. Begitu juga dengan anggukan pelan dari Reaves dan Clowreedt yang sudah berada tepat di belakang Clear dan Clara.
"tak apa kak, aku tau maksud kakak baik..." balas Clara, lalu ia Bangkit dari posisi duduknya itu dan menghadap ke arah Leon.
"hei, Leon, kemarilah, akan ku perkenalkan keluarga kami kepada mu." kata Clara sambil tersenyum ke arah Leon. Leon yang sedari tadi masih berdiam diri langsung mengangguk cepat.
Lalu Clara mendekat ke Reaves, dan dengan pelan ia memperkenalkan Clowreedt dengan Leon "Ini adalah Grape Strife Clowreedt , dia seorang Infiltrator" tutur Clara sambil mendorong punggung Clowreedt seakan menyuruh Clowreedt untuk berkenalan dengan Leon.
"e...eh i..iya.... Nama ku Grape Strife Clowreedt. Kamu bisa memanggil ku dengan nama Clowreedt. Clow juga boleh..." kata Clowreedt terbata-bata yang langsung di balas Leon. "Nama ku Apple D. Leonheart. Senang bisa berkenalan..." balas Leon dengan cepat dan tepat. Sepertinya ia telah banyak berlatih untuk hal yang seperti ini.
Clara tersenyum melihat itu, kemudian ia mendekat ke Chyper.
"yang ini namanya Chyper Sycamore. Ia seorang Shield Miller. Kau bisa memanggilnya Chyper" tutur Clara. Chyper langsung menyalami Leon sambil menepuk pundak Leon.
Kemudian Clara melanjutkan ke Reaves, "yang ini namanya Reaves Avocado, ia seorang Mental Smith meski terlihat seperti berserker. Kau bisa memanggilnya Reaves atau Reav" jelas Clara. Lalu Reaves dengan tampang 'friendly' memeluk Leon (jgn pikir hay dulu okie?). Lalu dengan pelan Reaves berbisik ke telinga Leon. Leon hanya memasanga tampang bingung saja mendengar bisikan Reaves. Lalu Reaves melepaskan pelukannya dan mendorong badannya ke arah Clear.
"oh ya, ini kakak ku, Namanya Clear Corado. Kakak ku adalah seorang Driver. Kau bisa memanggilnya Clear." tutur Clara sambil mendekapkan dirinya ke tangan Clear. Clear yang agak kerepotan karena tangan kirinya di dekap oleh Clara hanya bisa tersenyum kecil. Lalu dengan tangan kanannya itu ia menyalami Leon.
"dan... yang terakhir..." desah Clara. Dengan pelan ia membelakangi teman-temannya itu lalu mulai berjalan menuju pedang yang tertancap di ujung dari tebing itu. Chyper, Clowreedt, Reaves, dan Clear hanya memalingkan mukanya. Sedangkan, Leon hanya terdiam saja.

Dengan sangat lembut, Clara memegang gagang pedang itu. Leon melihat bahwa ada beberapa tetes air yang jatuh dari muka Clara. Leon tahu bahwa Clara sedang menangis. Tapi ia lebih memilih untuk diam.

Lalu, dengan sedikit isak tangis, Clara mulai berkata, "S... Silver.... Voclaise". Setelah mengatakan itu, Clara menundukkan kepalanya, tetes air matanya makin banyak terlihat oleh Leon. Clear hanya menutup wajahnya dengan wajahnya seakan ia sedang menahan tangisnya.

Kemudian dengan masih menangis, Clara melanjutkan, "D..dia adalah seorang Berserker yang gagah berani, baik hati, dan dapat di andalkan..... K...Kau bisa memanggilnya Silver...". Kali ini giliran Clowreedt dan Reaves yang makin menundukkan kepalanya.

"tapi.... tapi...." badan Clara bergetar, gagang pedang itu semakin erat di genggamnya. Leon hanya bisa berdiam diri tanpa berucap sepatah kata pun.

"d...dia.... dia..... meninggal saat perang..." desah Clara, tangisnya makin menjadi-jadi. Clear yang sedari tadi itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya itu pun mengeluarkan air mata dari sela-sela jarinya. Chyper semakin kencang mengepalkan tangannya. Leon kini mengerti, ia sekarang menundukkan kepalanya seakan ikut berduka cita.

Lalu clara mengadahkan wajahnya kelangit, dan berkata pelan, "Tapi... aku yakin... Suatu saat ia akan kembali.... suatu saat.... aku yakin itu".

Angin kencang tiba-tiba muncul ke arah tempat mereka berada. Angin itu membuat rambut Clara yang panjang itu tergerai dengan lembut searah dengan angin laut itu.
Lalu Clara bangkit kembali, dengan perlahan-lahan ia mencabut pedang itu dari tanah. Kemudian Clara menghadap ke arah Leon, dengan pelan-pelan Clara mendekati Leon sambil membawa pedang itu dengan kedua tangannya.

"Ini adalah sebuah Hora Sword yang telah dilapisi 6 ignorant. Ini adalah peninggalan dari Silver. Leon, Berjanjilah kepada ku. Gunakanlah pedang ini untuk melindungi orang yang ingin kau lindungi dan sayangi, sebagaimana pemiliknya dahulu." kata Clara sambil mengangkat pedangnya secara horisontal di depan Leon.
Dengan perlahan-lahan, Leon mengangkat tangannya pula. Dengan sangat yakin ia memegang gagang pedang itu dengan kuat. Kemudian Leon mengacungkan pedang itu tinggi-tinggi ke langit.
"Dengan ini aku bersumpah, dengan pedang ini, aku akan melindungi orang-orang yang aku ingin lindungi dan sayangi!" sumpahnya keras dan lantang. Mendengar itu, Clara tersenyum yang langsung di ikuti oleh Clear, Clowreedt, Chyper, dan Reaves.


********************************************
end of Chap 7.

2 komentar:

  1. clear masih driver? bukanya harusnya dah Armor Rider?

    BalasHapus
  2. yuhu om Doom wew ko jadi di buat di Blog ya ada masalah apa nih???

    BalasHapus