Senin, 08 Juni 2009

Chapter 1

CHAPTER 1



Chapter 1.1 The beginning of the Line


Accretia

Bangsa yang terdiri dari Cyborg. Memiliki pertahanan yang kuat meski tak punya dukun kayak belato ataupun cora. Mereka (cora en bell) selalu mengejek kami (accretia). Mereka sering mengejek kami itu robot (kita kan cyborg, meski emang sejenis robot). Yang pikirannya di kendalika prosesor. Gak punya emosi. Berbuat hanya dengan adanya komando. Padahal nggak kok. Accretia itu asik-asik aja. Punya emosi pula. Meski gak seperti cora dan belato yang bisa manyun, nangis, senyum, dll. Kalau kita mah palingan cuman leng-geleng-geleng atau guk-ngangguk-ngangguk, dan juga melalui terang redup sinar mata kamera kami. Sebenarnya kami ini manusia lho. Hanya saja bagian otaknya di pindahkan ke tubuh mekanik ini. Keren loh meski tubuh kami kelihatan seperti robot. Armornya tajam-tajam dan gaya banget. Tak seperti belato yang culun armornya, plus emang cebol. Cora yang ga bisa membedakan mana yang cewe ataupun yang cowo, apalagi perawakannya seperti oom dan tante yang udah kelanjur tua. hahaha.... Dan juga, kalo belato punya bemo, cora punya tukang rias (animus), kita punya STIKER! Eh, salah ketik, maksud gue STRIKER!!! Yup! Striker di lengkapi dengan launcher. Weapon dengan damage dealer terbesar se-Novus! Apa lagi dengan siege kit nya yang membuat pertahanan dan serangannya bertambah. Dan di sertai dengan Skill yang tidak asing lagi... DOOMBLAST! Yap! Skill paling kuat dan dahsyat se-Novus! Plus paling kejam untuk cora dan belato. Sudah mencapai jutaan mayat tercipta karena keganasan skill ini. Karena itulah, strika, eh, Striker selalu menjadi ketakutan untuk seluruh cora dan belato. Tapi gue akui, striker punya def yang kerupuk, dan health yang tipis. Sehingga jika mereka di Keroyok. Striker bisa mati. tapi kalau By one, gue yakin striker menang! Hidup striker! Hidup Accretia! Karena itulah, gue selalu bercita-cita menjadi striker. Lalu menembakkan Doomblast dengan senjata impian gue! Missile Launcher!


Accretia HeadQuarter

Ya, inilah tempat dimana semua patriot accretia berkumpul. Segalanya ada disini. Sang pemimpin bangsa pun ada di sini. Boleh lah tempat ini di ejek para corriteans. Karena markas kami gak berseni. Tapi mungkin Belato suka kali ye. coz markas kami benar-benar Hi-Tech. Soalnya markas kami kan KEREN!! ya, sekali lagi KEREN!!! Trus simpel. Tak seperti Cora dan Belato yang markasnya ribet abis. Mau wisata kali di markasnya... haha. Lalu markas kami itu besAR, luAS, dan longGAR. Jadi sedap di pandang dan di tempati. Huahuahauha... lho, dari tadi gue cuman muji2 markas gue mulu ya? oke, gue gambarin what accretia HQ is... Pertama ya... kawasan utama luas, luas banget. Di dindingnya terdapat banyak toko-toko. tapi kebanyakan tutup semua. Dindingnya berbaris melingkar sebagaimana bentuk kawasannya. Lalu di tengah-tengah kawasan itu terdapat portal keluar. Di sebelah timur lagi, terdapat ruang yang lebih kecil tapi sangat dalam bagai jurang. Di disitulah Pemimpin bangsa kami berada. Ehm... ngomong apa lagi ya? capek ah.... oh ya, sampai lupa aku memperkenalkan diri, gue biasa di panggil Doom. entah kenapa gue sering di panggil gitu sih. tauk lah, toh keren. kode produksi? DM-175. Job gue ya... Gunner. Menuju Striker!


"woi Doom! Hunt lagi yok! udah kebelet jadi Mercen!" teriak Kaltz sambil menepuk pundak saya. Oh ya, Kaltz adalah teman saya. Eh, bukan teman, tapi lebih seperti saudara saya. Saya sangaaat dekat dengannnya. Kami juga selalu bersama. Hunt bersama, minum oli bersama, patungan buat beli sesuatu. Pokonya jadi seperti adik kakak deh. Saya berkenalan dengannya sewaktu masih berada di pusat pelatihan accretia. Waktu itu saya di suruh unuk bekerja bersama dengan Kaltz oleh pelatih. Pertamanya sih, saya cuek bebek aja sama dia. hanya bicara bila di perlukan. Belum pernah ngobrol. tapi semua itu berubah. ketika saya mulai merasa tidak adil dengan Kaltz. Dia selalu menerima cakaran, pukulan, tembakan dari monster-monster bastard itu. Sedang kan saya? santai-santai mengekor di Kaltz. Dan dengan gampangnya membidik dengan senapan dan mini launcher saya. Lalu menekan pelatuknya yang jelas ringan. Gak enak juga ya. tapi aku tidak pernah menyinggung tentang hal itu. "memang sudah begitu tugas nya" pikirku.

Semakin lama semakin gak tega saya meihat Kaltz di Cabik-cabik oleh monster jahanam itu. Bahkan pernah dia system shutdown gara-gara aku terlalu lambat menembak. uh, Idiot me! Akhirnya, saya bilang ke pelatih saya. Dia mnganjurkan gue buat membelikan dia perisai. Yah, akhirnya aku beliin juga dia perisai. Tapi ketika saya memberikannya, dia malah menolak. Ku paksa terus terus dan terus. Dan akhirnya menerimanya. tapi dia tak pernah menggunakan perisai itu. Dia tetap memakai pedang sebagai senjatanya.

Waktu itu kami sedang menyelesaikan Quest Snatcher Bite. Monsternya kuat. "siapin peluru lu. Gue mau narik nih". "oke". Perburuan berjalan lancar. Hingga Snatcher terakhir.

"Oke! udah gue tarik! tembak sekarang!"
"sep!"

Dhum, Dhum, Crak, Creesh... and the Last, Snatcher bite itu mati.

"Yow, udah selesai., yok lapor ke pelatih" ajak Kaltz dan melangkah pergi menuju armory 213.

Sedangkan gue waktu itu lagi ngeliat pesawat invasi accretia yang lewat berada tepat di atas gue. Wow.... pesawat made in Accretia memang gede banget. Keren... Ah, ini memang kebiasaan gue, bengong-bengong sendiri. Ngebayangin atau mikirin yang gak jelas. Apalagi di Saat gue habis baterai. Gue bakal bengong selamanya (dodol, bengong karena gak bisa gerak lah)


JREEBB!!!!!!!


"eh? Panah?!"
Ada panah menembus Bahu kiri saya. Sakit, sialan. Jangan-jangan... Ada belato atau Cora?? Wew, di radar gue ga ada bintik ungu. Lagi stealth? Kan sehabis menyerang akan kelihatan...

Jleb! Jleb!

Brengsek, Kayaknya gak cuma 1. Uh... Kamera gue mulai buram....
Lalu gue menoleh kebelakang... Pengen liat, siapa yang nyerang, Belato atau cora? Owh, ternyata.... SNATCHER BITE SEKAMPUNG BALAS DENDAM NEMBAKIN GUEE........

Kraaack! Trank! Jeb!

Badan, Kaki, tangan gue sudah sukses tertusuk panah mereka. Sial... Kaltz lagi ngapain sih.
Lalu gue liat sekitar dan.... BANGS4T.... KALTZ GA ADA


Detik demi detik berlalu. Gue hanya bisa membisu di panahi snatcher terkutuk itu. Ah, sial.... Masa gue mati karena di bunuh monster sih? Setidaknya gue mau mati keren lah... tapi bentar lagi gue bakal mati konyol nih! WAAA!!! Gue gak mau mati disini. GAK BOLEH. Tapi... yah.... mungkin gue akan mati disini. Gapapa deh. Masih dapet gelar K.I.A (Killed In Action). Lha, gue kan lagi Quest gitu loh. Weitz, dodol. Questnya kan sudah selesai. Berarti gue emang bakalan mati konyol nih! Tidaaaak.... T_T

Gue udah gak tahan. Kamera gue sudah benar-benar rusak. Seluruh sendi tela tertusuk. Plus badan juga. Listrik udah bersekeliweran di sekujur badan gue. Percikan Api dimana-mana. Oli sudah berceceran di tanah gue berpijak. Alat komunikasi radio gue juga sudah tertusuk. Gak bisa teriak-teriak minta tolong lagi ke Klatz. Well. Aku akan mati. Aku akan Mati. Aku akan MATI. Di saat-saat akhir, gue melihat ada yang datang. Buram. Gue gak tau siapa. Lalu suara BLOCK. Dan akhirnya System gue shutdown......




***************************

Chapter 1.2 Kaltz and Me


"Gue dimana??" oh, Ternyata gue lagi di ruang reparasi. Masih hidup dong. Yes deh. Lalu ada Robot (yang ini beneran robot. Gak punya otak. Punya nya prosesor) datang. Oh ya, Robot ini seperti suster. Merawat dan memantau setiap perkembangan dari pasien. Swt nya, dia cerewet banget. Di tanya in itu lho. Bikin gue kesel aja. Gelombang suara buat ngejawab pertanyaannya mesti pas. Kalo nggak, dia bakal mengulangi pertanyaannya. Ampe mati juga masih di ulangi tuh pertanyaannya.... Makin mirip aja dengan suster yang sebenarnya. Cuma yang ini budek banget. Eheheh....


"Lo ngga kenapa-napa kan Doom?" oh, Kaltz menjenguk gue. Bersama pelatih.

"Badan bolong-bolong gini lu anggap 'ngga kenapa-napa'?? kejam kaww...."

"yeee... siapa juga bilang Lo baik-baik aja." Kaltz membalas dengan nada tanpa rasa bersalah.

"Lagian tadi elo kemana aja sih? Gue panggil-panggil nggak nongol" gue mulai marah. Teringat tadi Kaltz gak dateng-dateng. Padahal udah di teriakin ama Doom berkali-kali.

"ha? Kapan juga elu manggil gue? Gue kaga denger teriakan elu, Dodol!" sungut Kaltz yang malahan membuat Doom bingung.

"gue udah teriak-teriak sampe speaker gue rusak tau nggak? Elu aja tuh budek!!" balas Doom dengan suara yang tak kalah kerasnya.

"DODOL LU!!! lo kaga nyadar apa? Panggilan elu itu salah Alamat! Elu masang alamatnya buat 'Klatz'!! nick gue Kaltz!! gue ulangi... K-a-l-t-z !!! sadar diri dong!!!"

Doom sempat terpaku selama beberapa detik....

"WAHAHAHA.... NYADAR JUGA LOE!!!" Teriak Kaltz merayakan kemenangan argumentasinya....

"sudah sudah.... Doom, sebaiknya kamu berterima kasih pada Kaltz. Dia yang menyelamatkan mu" sela pelatih sekaligus mengakhiri perang argumen.

"iya tuh, bukannya malah bentak-bentak gue..." lirih Kaltz berlagak sombong sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

wew? Gue cuman bisa bengong. Sambil membayangkan tadi snatcher ada sekampung, se rt, se rw, se kelurahan, ato se camat deh. Di tahan Kaltz semua?? Buat warriot pot tipis kayak dia itu mustahil!! kebanyakan pake pedang dia!


Kaltz melihat gue yang lagi bengong. dari gerakannya gue tadi dia bosan. dan bilang ke gue, "halaah, dari bengong gitu, gue tau. Elu kaga percaya kan? Dodol... Rahasinya pakai ini!!"

Lalu Kaltz menunjukkan perisai yang sudah banyak terbaret-baret. Dan terpasang dengan mantap di tangan kirinya. Jadi dia pake perisai? Lalu menahan snatcher sekampung, se rt, se rw, se kelurahan, ato se camat itu?? SWT! Jadi yang gue liat di pemandangan terakhir gue itu...

"JADI ELO YANG NGE-BLOCK SNATCHER ITU??!!"

"ya iyalah, cocok gak perisainya ama gue??" Kaltz mulai bergaya... atau lebih tepatnya narsis. Mana gayanya kek binaragawan lagi. Kurus gitu kok mau jadi Ade Ray?? Apalagi kan elu kaleng gitu... ==a

"katanya impian lo jadi assa destro, kok pake perisai?" teringat waktu pertama kali gue bertemu Kaltz. Dia selalu cerewet atau full bacot tentang kehebatan assa destro. Dari hebatnya nge mangsa cora belato. Sampai begonya ngejar mangsa yang kaboer...

"iya, dulu emang gue mau jadi assa! sekarang gue mau jadi mercen!" jawab Kaltz dengan penuh semangat.
"mercen yang katanya badak itu ya?"
"yang Blocknya juga tinggi loh! keren banget!"
"wakakakak, jadi abnting setir nih?"
"terserah deh apa kata lo. yang penting gue juga makasih ama lo. Elu yang beliin gue perisai ini"
"nah, kebuktikan? Berguna! Gue kira elu udah jual tuh perisai pemberian gue..."
"swt, pemberian dari sahabat mana bisa di lepasin, dodol!!"


sejak saat itu... dan sejak ada kata "sahabat" keluar dari speaker Kaltz.
Saya dan Kaltz semakin erat persahabatannya.
semakin erat...
hingga sekarang.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar